20

411 70 9
                                    

.
.
.
.

.
.
.

.
.



Setelah mandi ryujin keluar dari kamarnya dengan piama birunya


"Lah? Lo ngapain??" Tanya ryujin
yang melihat jihoon sedang duduk sambil nonton di ruang tengah.

"Ya nonton lah,"

"Lo nginep??,"

"Ho'o, kenapa?? Gabole??"

"Terserah si," Jawab ryujin menyambar cemilan di tangan jihoon.

"Hujan, lo tau kan gue suka hujan dari kecil," Ujar ryujin yang tiba tiba serius.


Perlahan jihoon menoleh kesamping tempat ryujin duduk.


"Semenjak mama meninggal, gue pakai hujan untuk alasan nangis.  Kayak, suasana hujan mengingatkan gue sama semua memori dulu,"


Tiba tiba jihoon memukul kepala ryujin dengan bantal.


"Bisa bisany hyunsuk lebih dulu tau dr pada gue,"


"Auu, hyunsuk ngasih tau lo?"  Tanya ryujin mengusap usap kepalanya.  Jihoon mengangguk masih mengunyah makanannya tadi sambil cemberut

"iiii, gue kangen ambekan lo, bisa bisanya amit amit gini, pdhal dulu imut,"  Ujar ryujin menyubit pipi jihoon.



"Masih imut kalii, ceritain semuaa!!"



"Jadi gini...... . ...... ..... ...... .......... " Ryujin yang menceritakan dari awal hyunsuk tau tentangnya.



"Tapi gue gatau kenapa dia bilang dia kecewa ama gue,"



Orang kaya matii orang miskin matii~~~~



Jihoon mngangkat hpnya yang berbunyi.


"Paan cuk?"

"Ke apart gue ya"


"Repotin aj lo, otw"

"Okeh, bye nak pungut,"


Hyunsuk memutuskan panggilan



"Gue ke apartny hyunsuk bentar," Izin jihoon meraih jaketnya yang ada di tepi sofa.



"Nginep disana aja," Ryujin yang sok bete ditinggalin.



"Ga, bokap lo tadi bilang ada urusan keluar kota baliknya besok, dia nitip lo ke gue masa gue tinggal,"


"Uuuuuu,  ternyata sahabat gue yang atu ini sosweet yaa," Ujar ryujin dengan suara imutnya.



"Minum obat gih," Sorak jihoon dari pintu sambil menggosok telunjuknya di kening.



Selang 30 menit, ryujin sudah bersiap siap untuk tidur. Hpnya berdering saat ia baru saja hendak memejamkan matanya


"Paan??"



"......... "


"Yaudah,"



Ryujin menutup panggilan dan langsung turun dari ranjangnya mengambil sweater di lemarinya. Ia berjalan ke ruang tengah dan meraih dompet yang tergeletak di atas meja yang penuh dengan sampah makanan jihoon tadi.




"Si jiun nyusahin dah, pake ketinggalan dompet sgala,"  Grutu ryujin berjalan ke pintu.




Begitu pintu terbuka, suara hujan nanti deras terdengar keras. Ryujin langsung membuka layar hpnya dan memesan taksi online.




Setelah 20 menit akhirnya ryujin sampai didepan apartnya hyunsuk. Ryujin yang belum memencet bel seketika mematung saat orang yang dari tadi membuat dia bingung  kini berdiri di depannya.


"Hmm,, ini tolong kasihin ama jihoon,"  Ujar ryujin yang langsung putar balik setelah memberikan dompetnya jihoon.



Hyunsuk langsung melempar dompet tersebut pada pemiliknya dan langsung lari mengejar ryujin yang sudah memasuki lift.




Hyunsuk berlari lewat tangga darurat sampai lantai dasar.  Matanya langsung menatap ke seluruh penjuru untuk mencari ryujin hingga ia melihat seorang cewe yang sedang berdiri ditwngha hujan dibalik jendela besar itu.



Hyunsuk langsung berlari kesana dan memeluk sosok yang ia cari itu.


"Hyunsuk?? Lo kenapa??" Ujar cewe itu meraba dahinya hyunsuk.



Hyunsuk meraih tangan yang tadi ada di dahinya dan menggenggam nya erat.



"Ryu, maafin gue soal yang disekolah tadi, lia ama jihoon udah jelasin semua nya tadi,"   Ujar hyunsuk dibawah rintik hujan yang semakin deras.




"Iy gapapa, gue pulang dulu ya," Bals ryujin melepaskan tangannya hyunsuk dan berbalik dan melangkah menjauh


Hyun suk menahan pergelangan tangan ryujin hingga ia berbalik lagi menghadap hyunsuk.

















"Lo mau ga jadi pacar gue? "




.
.
.

.
.
.
.
.

:)



Next?!??



In The Rain [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang