Lembaran 23

658 84 13
                                    

bahwa kami seperti saudara yang terperangkap dalam satu tubuh, berusaha saling melindungi dan memahami diri pribadi kami masing-masing

🌸 Ariellea Mahardika 🌸

Lembaran 23

"Bro, gue duluan!" Seru kak Karel pamit kepada teman-temannya.

Ia mengamit tanganku.

Kami berjalan bersisian, kembali aku menoleh ke belakang untuk melihat kak Kegan yang tengah mengemasi barang-barangnya, jaketnya tersampir di pundak. Benda itu sebelumnya berada di pangkuanku.

Setelah aku bangun tadi, ia sama sekali tidak menatapku bahkan tidak mengatakan apa-apa padaku. Normalnya aku harus bersikap biasa saja. Namun, entah mengapa kali ini aku merasa tidak enak mendapat perlakuan yang seperti itu. Aku lebih baik mendengar kata-kata ketusnya dan tatapan jengkel daripada tidak dilihat dan di diamkan begitu saja.

Bruk

"Kenapa sih lo dek? Doyan amat nabrak gue dari belakang?"

Aku meringis baru saja menabrak punggung kak Karel yang berhenti tiba-tiba disaat aku masih berjalan dengan kepala tertoleh kebelakang.

"Mau makan apa?" Tawarnya.

"Kakak sendiri pengen makan apa?" Tanyaku balik.

"Gue lagi ngidam mie ayam." Katanya nyengir, aku balas dengan senyum geli.

"Ya udah, ayo." Kataku langsung menyetujuinya.

Toh makanan apapun selalu aku makan.

🍃🍃🍃

"Gimana nilai test kamu?"

Baru saja Kegan menutup pintu rumahnya, ia sudah disambut oleh pertanyaan ayahnya.

Tanpa mengatakan apapun, cowok itu menarik secarik kertas didalam tasnya dan menyerahkan kertas itu pada ayahnya.

Dirga mengeceknya dan tersenyum samar.

"Harusnya kamu terus seperti ini, meningkat." Katanya terlihat puas.

Kegan hanya mengangguk lalu pamit untuk pergi kekamarnya. Ia langsung menghempaskan tubuhnya diranjang. Tangannya terangkat menutupi matanya yang terpejam.

Mengingat kembali apa yang sudah ia lakukan bersama Ariel. Mulai dari niatnya ingin membuat Tiana cemburu dengan hanya menjemput nya pergi sekolah bersama, tidak ada maksud lain dan tidak ada niatan untuk melibatkan diri dengan cewek itu.

Tapi, entah mengapa setelah ia merenungkannya kali ini. Bukan hanya mengantar jemput cewek itu, ia bahkan mengajaknya ke atap sekolah beberapa kali, bahkan menemani cewek itu bolos, dan repot-repot menyusul ke kelasnya ketika di suatu pagi cewek itu memilih berjalan kaki daripada menaiki motornya. Menuruti perkataan cewek itu yang menyeretnya ke UKS dan berakhir dengan dia yang juga mengobati luka Ariel.


Kegan mengerang, mengenyahkan semuanya pikiran tentang Ariel yang berdatangan. Ia mengusap wajahnya dengan gusar sebelum mengubah posisinya menjadi duduk. Tangannya terulur menyentuh laci, mengambil secarik lipatan kertas yang sudah usang. Membukanya perlahan.

Beberapa hari belakangan aku gak bisa jenguk kamu, liat keadaan kamu yang katanya udah mendingan dan sadar, aku seneng deh kamu gak tidur panjang lagi, tapi sayang, aku gak bisa liat kamu,  maaf. Hari ini kamu diperbolehin pulang ya? Selamat, dan tetap jaga kesehatan, kali ini ngendarain motor jangan ngebut-ngebut. Motor yang rusak bisa diperbaiki bahkan bisa beli yang baru kalo kamu gimana? Gak ada yang jualan nyawa Refill ya. Mungkin kita gak akan ketemu lagi, tapi semoga saja ada takdir kecil diantara kita nanti. Jaga diri baik-baik, Kegan.

I Borrow Your Boyfriend [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang