Lembaran 28

668 83 13
                                    

Lembaran 28

Tok tok tok

"Den Kegan? Sudah bangun den?"

Kegan mengerut, ia bergerak dan seketika ia meringis ketika sakit ditubuhnya mulai menyerang. Ia mengerjap beberapa kali hingga ia benar-benar membuka matanya.

"Den?"

"Eung... Udah bi." Sahut Kegan mengerang. Ia lalu teringat kejadian kemarin dan sudut bibirnya tertarik.

Untuk pertama kali dalam hidupnya ia rela dipukuli oleh Papanya karena pulang terlalu sore dan tidak izin hanya karena menghabisakn waktu bersama Ariel. Sekalipun dengan Tiana, ia pasti akan menolak menemani cewek itu karena ia tidak ingin membuat Papanya marah. Namun entah mengapa dengan Ariel, ia seakan tidak peduli.

Bahkan punggungnya yang sakit saat ini ia nikmati ketika ingatan kemarin kembali menyapa. Cewek itu tersenyum, begitu manis dan sikapnya menggemaskan. Harus Kegan akui, jika ia mulai menyukai cewek itu. Cewek yang tingkahnya selalu tidak konsisten.

Terkadang ia menjadi cewek lugu, pemalu, penakut. Lalu ia terlihat menjadi cewek yang ceria, genit dan selalu tersenyum seperti orang gila. Kemudian ia menjadi sosok cewek bar-bar, berani menatapnya menantang dan membalas ucapannya dengan berani.

Kembali Kegan tersenyum, sebelum ia beranjak dari tempat tidurnya, dan segera bersiap pergi ke sekolah untuk bertemu dengan cewek yang mampu menariknya dari zona membosankan dalam hidupnya.

🍃🍃🍃

Motor Kegan berhenti di depan gerbang rumah pacar pinjaman, pacarnya dan temannya seperti biasa. Menunggu Ariel. Namun kali ini ketika Karel dan Tiana keluar dari rumah. Ariel tidak keluar menyusul.

Tiana yang menyadari keberadaan Kegan, berjalan menghampiri cowok itu.

"Pagi," sapanya begitu manis.

"Pagi," Kegan mengulas senyum, mengusap kepala Tiana membuat cewek itu senang.

"Ariel mana?" Tanyanya kemudian membuat Tiana diam.

Kegan berdehem.

"Aku 'kan harus jemput dia." Katanya berharap Tiana tidak berpikir yang iya-iya.

"Hari ini dia gak sekolah."

Alis Kegan saling bertautan.

"Kenapa?"

"Dia sakit." Gumam Tiana.

"Hoi, Gan. Tiana bareng sama lo ya?!" Teriak Karel ketika ia akan memanaskan mobilnya.

Kegan yang bertamasya pikiran tentang Ariel mengerjap, lalu menyerahkan helm untuk Tiana.

"Pasangin?" Tiana mendekatkan wajahnya, ia tersenyum. Rindu bermanja-manja dengan Kegan.

Cowok itu membantu Tiana mengenakan helm dengan lembut, dan membantu cewek itu naik.

"Udah?" Tanya Kegan memastikan yang dibalas oleh pelukan erat di pinggangnya. Ia menghela napas, entah mengapa perasaannya bukan senang ketika ia bisa dekat dengan pacarnya yang ia diamkan hampir satu bulan ini.

Harusnya Kegan merindukan saat-saat seperti ini, pelukan erat dan sikap manja Tiana. Bukankah hal ini yang selalu membuat Kegan tenang?

I Borrow Your Boyfriend [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang