Lembaran 3

939 96 16
                                    

Bisakah aku seperti mereka?

🌸 Ariellea Mahardika🌸

Lembaran 3

"Gue kasih deh, semua pacar gue."

Whaaaat!?

Aku ingin menolak tapi-

"Tapi, pacarannya gak secara langsung ya? Gue ini males chattan sama mereka, maunya kalo mereka ngajak jalan. Jadi lo, balesin chattnya dan kalo ada telpon lo kasih ke gue dan kalo di chat mereka ngajak ngapa-ngapain iyain aja, tapi liat dulu, kalo mereka ngajaknya diwaktu yang bersamaan lo tolak salah satu." Terang kak Tiana tidak membiarkanku untuk berbicara, ia menyerahkan ponselnya yang biasanya ia pakai untuk berpacaran. Tentu saja dia memiliki dua ponsel.

Ia menepuk bahuku setelah memaksanya.

"Tapi kak..."

"Udahlah, lo kalah sama Ivanka yang soal test kimia itu? Dan dia minta taruhan ini. Udah lakuin aja, gue gak keberatan, daripada lo harus nyari lagi belum tentu ada yang mau sama lo kalo penampilan lo kek gini."

Aku hanya bisa menghela napas lelah, dan menerima ponsel itu. Aku meringis sedikit menyesal menceritakan tentang taruhan itu sebelumnya.

🍃IBYB🍃

Mengusap wajahku yang lesu, malam ini aku tidur nyaris jam satu pagi. Alasan aku begadang itu bukan karena aku sibuk belajar atau mengerjakan PR. Tapi, karena hampir seluruh pacar kak Tiana mengirimiku pesan dan sesekali melakukan panggilan dan jelas aku tidak bisa menerimanya, membalas chat nya pun aku tidak mampu. Bayangkan aku harus meladeni lima cowok yang berstatus pacar kak Tiana yang kini aku pinjam!?

Huffttt...

"Woy!"

Aku menoleh dengan malas mendapati Ivanka yang tersenyum.

"Gimana? Lo udah dapet, siapa?" Tanya Ivanka.

Aku merogoh ponsel kak Tiana yang aku pegang, lalu melihat daftar nama kontak.

"Rakha, Ardien, Kevin, Kai dan... kegan." Kataku lesu.

Ivanka melongo mendengarnya, ia lalu mengacungkan lima jarinya didepanku seraya memastikan. Aku mengangguk.

"Itu-"

"Pacar kakakku semua."

"Gila, lo minjem semuanya?" Tanya Ivanka tampak terkejut tidak percaya.

"Dikasih pinjemnya semuanya." Kataku pasrah.

Ivanka menepuk bahuku, tampak senang.

"Jalani aja, cuman sebulan kok." Ledeknya membuatku ingin sekali menyambit wajahnya.

"Matamu cuma!" Gerutuku.

Dia tergelak.

"Eh, eh tuh pacar lo!"

Aku menoleh kearah yang ditunjukkan oleh Ivanka, ia menunjuk kak Kegan yang baru saja turun dari motornya. Ia melihat kaca spion, lalu mengusap rambutnya sebelum melangkah menuju lorong.

Aku mendengus.

"Kayak yang ganteng aja." Cibirku.

"Dia itu emang ganteng kali. Selain ganteng, dia juga pinter main basket, masuk peringkat ke sepuluh besar diangkatannya, udah gitu setia lagi, pacaran sama kakak lo udah jalan dua tahun meski miris dianya gak tau kalo kakak lo selingkuh. Good boy bangetlah, wajar jadi inceran banyak cewek, gue juga mau ngantri kalo dia jomlo." Decak Ivanka dengan mata berbinar sebelum melirik sinis kearaku. "Lo nya aja yang rada-rada. Sana, samperin!" Katanya sembari mendorongku, aku mendelik.

I Borrow Your Boyfriend [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang