Lembaran 24
Baru saja kakiku akan melintasi batas kamarku ketika Mama berdiri didepan kamar. Senyumku mengembang, mengingat ini pertama kalinya Mama datang ke kamarku.
"Ariel, udah bangun kok mah." Kataku senang.
"Saya datang ke sini bukan mau bangunin kamu dan ngajak kamu sarapan."
Alisku terangkat, tidak sakit hati dengan ucapannya.
"Hari ini kamu tidak akan berangkat ke sekolah."
"Loh, kenapa Ma? Ariel harus sekolah." Kataku dengan jantung mulai berdebar, karena hari ini aku harus mengikuti perlombaan.
"Papa kamu sudah meminta saya mengawasi kamu di rumah."
"Ma-"
"Kamu pikir kami tidak tahu kalo hari ini kamu akan ikut perlombaan itu? Papa kamu sudah bilang bahwa kamu harus mengundurkan diri, kenapa masih ngotot?!" Katanya membuatku merasa pening.
"Ma, Ariel mohon, sekali ini saja-"
"Sudah, mending kamu diem dikamar, bolos sehari tidak akan masalah." Katanya lalu mendorongku hingga aku mundur beberapa langkah.
Brak!
Cklek
Pintu ditutup dengan keras dan terdengar bunyi kuncian dari luar, aku segera berlari setengah menabrak pintu.
"Mama, bukain pintunya, ma! Sekali ini aja, ma! Ariel janji gak akan ikutan lagi Ma! Ariel mohon! Ariel gak pernah minta apa-apa, sekarang Ariel minta buat ikut lomba, Ariel gak bisa kayak gini gak bertanggung jawab dan merusak kepercayaan orang-orang sama Ariel. Mama! Ariel mohon, Ma!" Teriakku terus menggendor pintu berharap Mama mau mendengar, air mataku mulai menggenang.
Hatiku tidak pernah merasa sehancur ini.
"Mama tolong!" Seruku,
"Dek?"
Terdengar panggilan dari kak Karel dibalik pintu serta grendel pintu yang bergerak-gerak.
"Kakak bukain pintunya!" Kataku.
"Gak bisa dek,"
"Kakak aku harus ikut lomba kak!" Seruku.
"Karel, cepat kamu berangkat!"
Itu suara Papa.
"Tapi Pa, kenapa Ariel di kurung?"
"Ini urusan Papa sama Ariel-"
"Urusan Ariel juga urusan Karel, pa-"
"Diam kamu! Mau Papa kurung juga?! Sana berangkat!"
Hatiku mencelos mendengar perkataan Papa. Tidak terdengar suara kak Karel, hanya langkah kaki yang menjauhi kamarku.
Aku harus tenang, jangan biarkan aku yang lain mengambil alih saat ini. Aku harus bisa menahan mereka untuk keluar. Karena ini bukan saatnya mereka mengambil alih. Semuanya akan semakin kacau jika aku berhasil diambil alih.
🍃🍃🍃
Kegan memperhatikan gelagat Karel yang terlihat resah, tidak mempedulika teman-temannya yang sedang berebut bola dilapangan. Seperti biasa, mereka selalu menyempatkan bermain basket sebelum bel masuk berbunyi dan kini mereka berada dilapangan outdoor, terpapar sinar matahari pagi yang baik untuk kesehatan.
"Lo kenapa, Rel?" Tanya Kegan akhirnya yang jengah melihat kelakuan temannya itu.
Cowok itu langsung tersentak, menatap Kegan sejenak sebelum senyumnya tertarik.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Borrow Your Boyfriend [COMPLETED]
أدب المراهقينAriellea Mahardika yang memiliki gangguan Dissociative Identity Disorder atau kepribadian ganda hanya ingin menjalani kehidupannya dengan normal seperti remaja lainnya dan berusaha untuk tidak membuat ulah yang akan menyebabkan beberapa sosok asing...