Lembaran 34
"Jessy?"
Aku mendongkak dan tersenyum pada Oom Darmawan yang baru saja tiba. Ia mengambil duduk disampingku. Aku memintanya bertemu di taman Rumah Sakit tempatnya bekerja.
"Oom, aku boleh minta tolong?"
Dahi Oom Darmawan berkerut.
"Boleh." Katanya dengan ramah.
Aku tersenyum.
"Jika aku boleh tahu, aku ingin Oom cerita kejadian dua tahun lalu saat kak Kegan kecelakaan." Kataku pelan.
"Lho, kan kamu tahu sendiri ceritanya," ia terkekeh.
Aku berdehem.
"Aku udah lupa Oom, karena ada sesuatu." Kataku membuat Oom Darmawan terdiam sesaat sebelum kembali tersenyum.
"Malem, untung waktu itu Oom kebagian tugas malam. Kamu dulu kecil, masih imut, teriak-teriak minta tolong bahwa kamu nemu korban kecelakaan tunggal. Kegan terluka parah, organ vitalnya ada yang luka dan harus dioperasi.
"Operasi berjalan lancar tapi dia koma, dan kamu selalu datang setiap pagi sampe sore buat rawat dia, dan setiap Oom mau nyapa kamu, kamunya udah pulang. Hingga hari dimana Kegan sadar dan Oom cerita tentang kamu dia antusias banget, dan selalu baca sticky note yang setiap hari kamu tulis di nakas bikin Kegan terharu.
"Ternyata, ada orang asing yang begitu peduli sama dia. Dia nunggu kamu nyaris satu minggu dan Kegan hampir putus asa, Oom juga belum tahu nama kamu. Lalu, hari terakhir Kegan diperbolehkan pulang. Oom ketemu kamu, Oom nanya nama kamu dan kamu ngasih surat buat Kegan tanpa sempat ketemu dia. Karena pas Oom bilang ke kamu buat nunggu sebentar ketika Oom manggil Kegan yang pengen ketemu kamu, eh, kamunya udah gak ada.
"Semenjak itu, setiap minggu Kegan selalu ke rumah sakit ke kamar bekas dia dirawat, berharap dia bisa ketemu kamu disana. Tiga bulan kemudian dia datang sambil bilang dia udah ketemu sama kamu. Habis itu dia gak ke Rumah Sakit lagi. Dasar anak itu, Oom ngerasa habis manis sepah di buang. Bahkan dia gak nemuin kamu sama Oom dulu" Oom Darmawan terkekeh, aku hanya menunduk memainkan jemariku.
"Aku ngenalin Oom waktu itu dengan nama Jessy?" Tanyaku kemudian.
"Iya."
Aku menghela napas.
"Nama aku Ariel Oom,"
"Hm?"
Aku mendongkak, menatapnya.
"Nama aku, Ariellea Mahardika, dan aku menderita Dissasociative Identity Disorder, aku yang Oom temuin dua tahun lalu bernama Jessy itu salah satu alter ego aku." Aku diam, melihat reaksinya yang menatapku tidak percaya.
"Serius?"
Aku mengangguk, lalu mengeluarkan berkas-berkas dari dalam tasku, menyerahkannya pada Oom Darmawan.
"Itu catatan pengobatan aku dua tahun lalu sebelum akhirnya berhenti karena Papa aku ngerasa percuma ngejalanin pengobatan tapi aku gak akan bisa sembuh." Terangku, lalu menunjuk sebuah tanggal paling ujung.
"Jika itu hari yang sama ketika Oom ketemu aku, berarti setelah dari rumah sakit itu aku ngejalani hipnoterapi dan semua ingatan aku yang menurut aku penting hilang.
"Jadi, aku lupa beberapa memory yang membekas diingatan aku demi kebaikan aku. Karena beberapa ingatan itu memacu salah satu alter ego yang merupakan sisi terburuk aku, yang selalu mengacaukan pengobatan yang aku jalani. Setelah itu aku menjalani kehidupan baru dan aku gak pernah ketemu kak Kegan setelah itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
I Borrow Your Boyfriend [COMPLETED]
Fiksi RemajaAriellea Mahardika yang memiliki gangguan Dissociative Identity Disorder atau kepribadian ganda hanya ingin menjalani kehidupannya dengan normal seperti remaja lainnya dan berusaha untuk tidak membuat ulah yang akan menyebabkan beberapa sosok asing...