Tidak apa yang lain berpikir bahwa aku gila. Tapi aku harap kamu berpikir yang sebaliknya.
🌸 Ariellea Mahardika🌸
Lembaran 2
Aku menghela napas lelah, kembali melirik pergelangan tanganku untuk melihat; sudah jam berapa aku berdiri di dekat kafe seperti maskot. Kembali aku melempar tatapanku kesekeliling untuk melihat orang-orang yang berlalu lalang.
Huuffftt...
Aku kembali melihat jendela kaca kafe untuk memastikan apa yang dia lakukan bersama pacarnya, meski itu percuma karena tidak terlihat dengan jelas.
Entah apa yang dilakukan mereka didalam kafe itu hingga aku menunggu selama lebih dari satu jam di sini. Ingin rasanya aku meninggalkan tempat ini jika Tiana-kakakku-tidak mengancamku dengan memberitahu Karel-kakak laki-lakiku-bahwa aku baru saja membeli banyak novel hingga menghabisi uang saku minggu ini.
"Ariel!"
Akhirnya aku menghela napas lega, melihat wajah cantik kak Tiana menyapaku. Ia tersenyum senang, dengan tangan kanannya menunjukkan kantung berlogo kafe yang baru saja ia kunjungi.
"Udah selesai?" Tanyaku memastikan.
Ia mengangguk, lalu menggandeng tanganku menuju halte bus. Hari minggu, yang seharusnya aku habiskan dengan membaca buku dikamar terpaksa tidak terlaksana ketika kak Tiana mengajakku untuk main. Awalnya aku setuju karena ia mengatakan akan pergi ke toko buku.
Dia tidak bohong, hanya saja setelah kami keluar dari toko buku langgananku. Ia menyuruhku untuk menunggu di depan kafe lebih dari satu jam, menungguinya yang tengah menemui pacarnya. Pantas saja dia mengajakku ke luar, kak Karel baru saja mengeluarkan peraturan pada kak Tiana untuk tidak menemui pacar-pacarnya, dan lebih serius pada kak Kegan, temannya kak Karel dan juga pacarnya kak Tiana. Jadi, agar ia bisa bertemu dengan pacarnya yang entah keberapa, ia mengajakku dengan alibi libur akhir pekan bersama.
"Kak, setelah ini kita pulang 'kan?" Tanyaku memastikan.
Kak Tiana menoleh ia lalu mengangguk. Tangannya sudah sibuk menghubungi seseorang, namun ia langsung menggerutu.
"Gak bisa dihubungi lagi, Kegan lagi sibuk ngapain sih? Lupa sama pacarnya." Gerutunya sebelum ia menoleh padaku.
"Kalo busnya udah dateng, lo masuk duluan, gue mau dijemput sama Rakha." Ujarnya.
Aku hanya mengangguk, kak Tiana memang selalu seperti itu. Aku lebih memperhatikan kantung berisi beberapa novel yang baru kubeli ketika melihat kak Tiana kembali sibuk dengan fonsel untuk menghubungi seseorang. Kami berdua sibuk sendiri sampai bus tujuanku tiba, aku pamit padanya untuk masuk.
🍃IBYB🍃
Aku melempar senyum pada kak Karel yang menyambutku didepan pintu. Segera kantung kresek berisi novel bersembunyi di belakang tubuhku. Aku lupa tidak menitipkan bawaanku pada kak Tiana agar kak Karel tidak curiga. Jika begini, apa bedanya.
"Bawa apa dek? Makanan?"
Tanya kak Karel ingin tahu, bahkan ia langsung membalik tubuhku hingga punggungku menghadapnya, ia langsung mengambil kresek itu membuatku berbalik dengan takut.
"Beli tuh makanan, bukan novel." Omel kak Karel, aku meringis.
Tapi ia kembali menyerahkan kresek itu padaku ketika suara deruman motor dan mobil menghampiri halaman rumah kami. Aku segera berlari kecil menuju kamarku. Aku tidak mau ikut bergabung dengan segerombolan cowok seperti mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Borrow Your Boyfriend [COMPLETED]
Ficção AdolescenteAriellea Mahardika yang memiliki gangguan Dissociative Identity Disorder atau kepribadian ganda hanya ingin menjalani kehidupannya dengan normal seperti remaja lainnya dan berusaha untuk tidak membuat ulah yang akan menyebabkan beberapa sosok asing...