Lembaran 19
"...Nyokap lo mati bunuh diri!"
"Terus, urusan lo apa kalo nyokap gue mati bunuh diri, bitch?" Tanya Ariel dingin, ia mendongkak, menatap nyalang Meiyana.
Meiyana mengerjap, lalu tersenyum miring.
"Ah, selamat datang, Ariel?" Sapa Meiyana tampak puas, ia melirik ponselnya yang tengah merekam keadaan mereka.
Ariellea mendengus, ikut melirik ponsel yang di pegang oleh Meiyana lalu-
Sret!
Brak!
"Aw!"
Ariel-Dona menyeringai, ketika dengan mudahnya ia mendorong Meiyana hingga keadaan mereka terbalik, cewek itu merapat didinding dengan tekanan kuat dari Ariel-Dona.
Ariel-Dona merampas ponsel Meiyana, menjatuhkannya dilantai lalu menginjaknya seakan benda itu seperti puntung rokok.
"Jangan bermain-main dengan Ariel," bisiknya berbahaya. Ia menepuk-nepuk pipi Meiyana kencang.
Tatapannya tajam namun pikirannya melanglang buana menyusun rencana untuk memberi Meiyana pelajaran.
Tidak lama, ia tersenyum mengerikan.
Plak!
Menampar pipi Meiyana dengan kuat membuat cewek itu berang, Ariel-Dona melepaskan cengkramannya, lalu berbalik cepat bersembunyi didalam bilik toilet. Menguncinya dari dalam tepat dengan suara dobrakan keras.
"Bangsat! Jangan sembunyi!" Teriak Meiyana berusaha membuka pintu bilik.
Ariel-Dona merogoh sakunya, berharap Ariel membawa ponsel. Ia tersenyum, mencari kontak seseorang lalu menghubunginya.
"Keluar lo!" Meiyana masih berteriak kesetanan.
"Halo, Riel, ngapain lo nelpon di jam pelajaran?"
Seringaiannya muncul.
"Hiks, kak, tolongin aku..." Suaranya ia buat seperti menangis, nelangsa.
"Riel, lo kenapa?" Suara disebrang sana mulai terdengar khawatir.
"Eh keparat! Buka pintunya? Pengecut lo!" Teriak Meiyana disertai gebrakan pintu semakin ganas membuat Ariel-Dona tersenyum puas karena dipastikan orang yang berada disebrang telpon mendengarnya.
"Riel, lo dimana sekarang? Ada apa?" Kini suara di sebrang mulai panik.
"Hiks kak, aku takut-"
"Brengsek! Buka pintu, pengecut! Cewek gila! Keluar lo!" Raung Meiyana.
"Dek, lo dimana? Cepet bilang!"
"Aku di toilet kak-"
Klik
Sambungan terputus.
Ia kembali memasukkan ponselnya ke saku rok dengan seringaian. Lalu ia mengacak-acak rambut kepangnya, tangannya melepaskan sebelah sepatu dan menekan alas bawah sepatunya di bahu kanannya hingga terlihat jelas bekas injakan. Ia kembali memakai sepatunya dengan cepat lalu mengguyur tubuhnya dengan segayung air.
Merasa cukup, ia membuka pintu yang terus di dobrak.
"Sial-"
Bruk!
Ariel-Dona mendorong tubuh Meiyana hingga menabrak dinding, mencekik cewek itu. Tangan Meiyana menggapai wajah Ariel-Dona bahkan mencakarnya sampai meninggalkan jejak goresan merah di pipi. Namun cewek itu tidak meringis.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Borrow Your Boyfriend [COMPLETED]
Novela JuvenilAriellea Mahardika yang memiliki gangguan Dissociative Identity Disorder atau kepribadian ganda hanya ingin menjalani kehidupannya dengan normal seperti remaja lainnya dan berusaha untuk tidak membuat ulah yang akan menyebabkan beberapa sosok asing...