Zain mondar mandir di dalam kamar,masih menggenggam ponsel keluaran perusahaan apple di tangannya.Ponsel yang diambilnya sembarang tadi dan ternyata itu milik orang lain.
"Kau ini kenapa kak Zain?Sedari tadi terus mondar mandir?"Dira yang memasuki kamar membawa Jus jeruk ditangannya mulai jengah melihat Zain yang gelisah berjalan tidak jelas.
"Aku bingung Dir.Bagaimana caranya mengembalikan ponsel ini pada pemiliknya."Zain menoleh pada Dira yang tengah menyeruput jusnya.
"Cobalah telepon nomor kakak dengan ponsel itu.Kemungkinan besar orang yang kakak tabrak mengambil ponsel kakak.Kakak ajak dia bertemu dan bertukar ponsel.Ku rasa sesederhana itu."Saran Dira.
"Tapi bukankah tidak sopan menggunakan milik orang lain tanpa ijin.Aku tak berani.Bagaimana kalau menggunakan ponselmu saja."
"Em..... Ponselku ku lowbat."Dira nyengir dan seperkian detik kemudian ia tersadar sesuatu.
"Astaga,ponselku tertinggal di dapur."Segera ia melesat keluar kamar untuk mengambil ponselnya yang ia tinggal di dapur saat mengambil jus.Sementara Zain semakin kebingungan.Bagaimana ia bisa menghubungi keluarganya sekarang.Akhirnya ia memutuskan menggunakan ponsel itu.Baru saja ia selesai mengetik kan nomor tiba tiba ada panggilan masuk.Dari nomor yang sama dengan di ponselnya yang tertukar.Dengan cepat ia geser tombol warna hijau.
"Hallo,Assalamualaikum."Cepat Zain sementara tak ada jawaban dari seberang.
"Emmmm...ku rasa ponsel kita tertukar.Bisa kita bertemu dan menukarnya kembali?"To the point pria di sebrang.
"Tentu saja.Apakah sekarang?"
"Ku rasa nanti sore saja.Kita bertemu di sungai Han."
"Oh baiklah.Mianhae.Karena kecerobohanku ponsel kita tertukar."Sesal Zain.Dapat terlihat dari wajahnya yang ia tekuk ke bawah.Suara kekehan justru terdengar dari seberang.
"Gwaencanha.Tapi sebaiknya jangan kau ulangi."
"Ne.Terima kasih untuk sarannya."
"Cheonmanhaeyo.Untuk waktu tepatnya akan ku beri tahu nanti.Bisa ku tutup sekarang?ada sesuatu yang harus ku kerjakan."
"Tidak apa apa.Kau bisa menutupnya."
"Baiklah."
Setelahnya sambungan telepon terputus berbarengan dengan Dira yang memasuki kamar.
"Dir bisakah kau menemaniku ke sungai Han?"
"Kapan?Sekarang?"Dira mendudukan diri ditepi ranjang menatap Zain penuh menanti jawaban.
"Bukan.Nanti sore."Jawab Zain seadanya yang direspon ekspresi bimbang dari Dira.
"Bagaimana ya kak.Aku baru saja janji pada bibi Choi untuk mengantarnya belanja nanti sore.Ahmm...atau ku batalkan saja ya?"Pikir Dira yang di hadiahi gelengan oleh Zain.
"Tidak usah.Kamu temani bibi Choi saja.Kamu kan sudah berjanji padanya."
"Lalu kakak bagaimana?"
"Kakak akan pergi sendiri."Final Zain sementara Dira pasrah atas keputusannya.
"Maaf ya kak."
"Nggak apa apa."Zain melengkungkan senyum diwajahnya untuk menjauhkan rasa bersalah dalam diri Dira. Sore ini ia akan pergi ke sungai Han sendiri.Ia tak mau Dira membatalkan janji demi menemaninya.Pemikiran Zain hanya terpusat pada bagaimana ponselnya bisa kembali.Ia melupakan satu hal penting.Pemilik dari ponsel yang ia bawa sekarang.Itu adalah Taehyung.Pemuda di mimpi anehnya yang tadi siang berusaha ia hindari.Dan tak terbesitpun di logikanya bahwa ia akan bertemu lagi dengannya.
~•~
Angin berhembus lapang membawa dedaunan rapuh jatuh ke tanah.Mentari telah condong ke arah barat.Hingga semburat jingga bisa terlihat di bentang langit.Terlihat Zain tengah duduk menunggu di salah satu bangku yang ada di sekitar sungai Han.Biasanya ia akan mendengarkan lagu ataupun membaca al qur'an dari aplikasi di ponselnya saat tengah menunggu.Namun saat ini yang bisa ia lakukan hanya duduk memperhatikan pengunjung yang berlalu lalang.
Zain sedikit cemas saat orang yang ia tunggu tak kunjung datang.Padahal sepuluh menit yang lalu orang itu mengirim pesan pada Zain bahwa ia hampir sampai dan Zainpun telah memberitahukan posisinya sekarang.Zain terus terusan cemas karena matahari semakin turun menandakan waktu maghrib hampir tiba.Kemana dia?Mungkin itu yang tengah Zain pikirkan.Hampir saja Zain pergi meninggalkan tempat itu karena berpikir orang yang ditunggunya tak datang.Zainpun tak ingin ketinggalan solat maghrib nya karena terus menunggu ditempat itu.Namun ia merasakan seseorang menyentuh bahu kanannya.Tunggu.Menyentuh?
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Dari Negri Para Oppa
FanfictionCover by @MartaaYD_ "Tuhan selalu punya cerita indah, tentang bagaimana cinta dipersatukan. Antara tasbihku dan salibmu, Ada sebuah keajaiban. Bernama hijrah untukmu. Assalamualaikum Oppa. Selamat datang calon imamku, Pada cintaku dan indahnya agama...