29.

3.6K 307 12
                                    

    Langkah kaki Irham berhenti disebuah bangunan kecil dengan logo halal tertempel pada salah satu jendela besarnya.Akhirnya Irham menemukan tempat yang dimaksud oleh Zain.Senang? tentu saja.Apalagi yang lebih membahagiakan dari seorang muslim ketika mendapati makanan halal di negara minoritas islam seperti Korea Selatan.Jemari Irham baru saja hendak menggenggam engsel pintu, namun pintu terlebih dahulu dibuka dari dalam.Lalu setelahnya keluar tujuh orang berpakaian tebal dengan masing masing masker menutup sebagian wajah mereka.Irham memandangi mereka pergi, cukup lama ia tatap tubuh tubuh perpunggung lebar itu berlalu.Merasa sangat aneh dan misterius, namun Irham memilih berhenti menerka dan curiga.Ia masuk kedalam restoran yang langsung disambut oleh seorang pria berkopiyah dengan senyum hangat yang tak lain adalah Tuan Hyun Bi.
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsallam." Senyum Tuan Hyun Bi malah semakin lebar ketika Irham mengucapkan salam.Irham membungkukkan tubuhnya pada pria tadi seperti adab yang sering dilakukan orang korea untuk menghormati yang lebih tua.
  
    Sedikit pembicaraan terjadi antara Irham dan Tuan Hyun Bi, sampai akhirnya Irham mulai memesan dan Tuan Hyun Bi melenggang menuju konter dapur untuk membantu sang istri membuatkan pesanan.Mata Irham mengedar, mencari tempat yang nyaman untuk ia menghabiskan makam malam nanti.Lalu ia memutuskan untuk duduk dimeja dekat kasir.Mungkin sebuah kebetulan, ia menemukan sebuah ponsel tergelak di kursi sebelah ia duduk.Kedua bola matanya kembali mengedar, mencari orang yang sekiranya pemilik ponsel itu.Namun nihil, tiada tanda tanda keberadaan si pemilik ponsel.Restoran sedang sepi, hanya menyisakan seorang pria yang tengah melahap makanannya dengan khidmat didekat pintu sana dan tentu saja ponsel yang kini sedang berada di genggamannya bukan milik pria itu.Lalu ia teringat akan segerombolan pria yang keluar dari restoran beberapa saat lalu, mungkin salah satu dari mereka adalah si pemilik ponsel.

                                ~•~

     Irham berniat menghampiri Tuan Hyun Bi untuk menyerahkan ponsel tersebut ke si pemilik restoran agar ia menyimpannya dan memberikannya pada si pemilik asli saat ia datang kembali mencari ponselnya.Tanpa diduga ponsel ditangannya berdenting menandakan ada notifikasi pesan masuk, refleks Irham memandanginya dan seketika terbengong akan sebuah foto yang dijadikan lock screen ponsel tersebut.
'Kenapa dia ada disini?'
Irham terlalu fokus pada ponsel di genggamannya berkali kali mengerjapkan mata.Ia bahkan tak mengalihkan atensi saat pintu restoran ditubruk dengan sedikit kasar hingga lonceng yang terpasang bergemerincing bukan main.
"Mianhaeyo, itu ponselku." Suara husky dengan nafas yang tersengal menyapu pendengaran Irham.Fokusnya buyar dan beralih menatap sosok dihadapannya.Irham terpaksa tertegun lagi meneliti wajah tampan orang dihadapannya yang beberapa kali ia lihat di TV.Wajah tanpa masker itu membuat keterkejutan yang nyata bagi Irham, ia sungguh tak menyangka pemilik ponsel itu adalah dia.
"Emmm bisa aku mendapatkan ponselku kembali?" Katanya lagi dan Irham langsung buru buru menyerahkannya.
"Oh tentu saja.Maaf aku terbengong" Irham tersenyum kikuk.Antara gugup dan malu bercampur jadi satu.Sosok itu yang tak lain dan tak bukan adalah Taehyung balas tersenyum, "Gwaenchanha.Aku pamit dulu.Annyeong." Taehyung tersenyum tipis sedikit membungkukkan punggung sebelum berlalu menjauhi Irham.Irham terpaku ditempatnya tanpa sadar terus menatap Taehyung yang melesat keluar restoran.Benar benar fakta yang mendebarkan hati.

                            ~•~

   Perasaan lega langsung menyerbu Taehyung ketika ia sampai didalam mobil.
"Ada?" Singkat Hoseok ketika Taehyung mendudukan diri disampingnya.Pemuda itu nyengir, nafasnya masih acak acakan.Sepertinya ia tadi berlari dari restoran Tuan Hyun Bi.
"Ne.Tadi ada seorang namja yang menemukannya dan dia mengembalikannya padaku."
"Lain kali jangan ceroboh.Jaga dengan baik barang barangmu.Haish, apa sekarang virus Namjoon sudah menular?"Gerutu si pemuda pucat melirik sang leader yang duduk disampingnya dengan was was.
"Kenapa harus aku yang kena? Dosa apa aku ini?" Keluhnya dengan nada pasrah.
"Kau berdosa banyak pada barang barang didorm.Kau terlalu hobi merusak barang.Saat syuting pun kau masih sempat sempatnya berulah.Tembok sekolah saja sampai bolong gara gara ulahmu." Enteng Suga semakin memojokkan Namjoon yang hanya mampu menabahkan hati.Mau menyangkal tapi memang itu kebenarannya.Lain kali ia akan menjadi supir saja agar jauh dari Suga dan mulut pedasnya.
Disaat Namjoon sedang berduka member bangtan yang lain malah tertawa.Ingatan mereka terbawa pada momen syuting BTS Run episode ke 11.
"Hey Suga hyung kau membicarakan waktu dimana kau menjadi seorang wanita." Celetuk Taehyung dengan tawa yang tertahan.
"Kau tahu hyung saat kau berdandan menjadi seorang siswi hari itu, kau  terlihat seperti seorang wanita sungguhan.Dingin dan sok jual mahal." Jimin beropini.
"Waktu itu dia mengataiku 2 derajat celsius.Padahal yang sedingin itukan Suga hyung sendiri." Jungkook terkikik pelan.
"Ya ya ya aku ingat hari itu hyung memakai wig, memasuki kelas seperti anak tk hingga wig yang hyung pakai bergoyang goyang.Itu sangat lucu." Tambah Hoseok tanpa sungkan langsung tertawa.
"Dan akupun ingat hari itu menyiram wajahmu dengan air mineral.Senang sekali rasanya." Bangga suga yang langsung disambut pekikan tawa rekan rekannya yang lain.Taehyung ikut tertawa dengan tangan yang tergerak untuk menkan tombol power pada ponselnya.Ponsel menyala terang dan ia tersenyum lebar.Sebelumnya ia ketakutan jikalau ponsel itu hilang.Taehyung mungkin tak akan bisa tidur selama berhari hari karenanya.Tapi sekarang ponsel itu berada ditangannya.Dan Taehyung sangat bahagia.

Imam Dari Negri Para OppaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang