Tuhan seolah memberikan tanda tandanya.Seperti memang sengaja membuat mereka berdua semakin dekat.Terbukti dengan pertemuan pertemuan yang bahkan tak pernah terecanakan.
"Kau sangat ceroboh sekali ya?Sudah dua kali aku kau tabrak terus."Pemuda itu terkekeh melihat raut bingung Zain.
"Maaf,apa kita pernah bertemu sebelumnya?"
"Apa kau melupakan tetanggamu sendiri?Aku menunggumu berkunjung lagi sejak kemarin."Taehyung justru protes.
"Oh..Taehyung?"Zain mengejanya dengan ragu.
"Sudahlah.Kenapa kau tak memperhatikan jalan?bukankah itu berbahaya?"
"Aku sedang mencari jalan menuju ke masjid.Sudah saatnya sembahyang ashar."Zain kembali membuka peta rute di tangannya.Taehyung tertawa melihat kedua mata bulat itu menelusur isi peta yang ukurannya cukup besar bahkan melebihi lebar tubuh Zain sendiri.Huh,gadis itu nampak lucu sekali.
"Aku akan mengantarmu.Matamu pasti lelah menelusuri peta yang bahkan lebih besar dari lebar tubuhmu."Taehyung meninggalkan kekehan kecil di akhir kalimatnya.Pernyataan tersebut membuat Zain sedikit terkejut lalu menunduk malu.Setelah itu keduanya berjalan berdua menuju masjid yang sedang di cari cari Zain.Mereka berdua sampai di tempat yang dituju.Sebuah bangunan masjid yang megah dengan arsitekturnya yang unik.Masjid tersebut bercat putih bersih dengan tulisan الله اكبر berwarna hijau di atas pintu masuk.Seoul Central mosque atau masjid Sentral merupakan bangunan masjid yang tertua dan terbesar di Seoul.Masjid ini cukup terkenal baik dikalangan muslim maupun non muslim korea.Hal itu di karenakan arsitekturnya yang unik dan cukup mencolok dibanding bangunan lain yang ada di Itaewon sehingga menarik minat pengunjung.Jadi masjid Sentral tak pernah sepi dari pengunjung,entah dari orang orang yang ingin beribadah maupun hanya berpariwisata.Selain itu lokasi Masjid Sentral cukup strategis yakni diantara gunung Namsan dan sungai Han.Lebih tepatnya di tengah aktivitas padat Itaewon.Dan juga lebih menariknya masjid Sentral berdiri di dekat basis militer AS yang ada di Korea Selatan.Maka tak heran bila banyak menjumpai pasukan militer yang berlalu lalang atau bahkan menunaikan ibadah solat di masjid tersebut.
"Aku akan menunggumu diluar."Taehyung memasukkan tangannya kedalam saku Coat sembari matanya menelisik kanan kiri.
"Tidak.Kau tidak usah menungguku selesai solat."Tolak Zain halus.Kepalanya menggeleng pelan.
"Kau mengusirku?"Alisnya ia angkat keatas.Zain semakin merasa merasa bersalah.Sungguh semua terasa serba salah baginya.
"Bukan seperti itu.Hanya saja aku tak mau acara jalan jalanmu jadi terganggu karena harus menungguku selesai sembahyang."
"Hey,kau lupa?Aku ini warga Korea.Aku bisa kapan saja kesini.Dan kau malah menyuruhku untuk meninggalkanmu sendiri disini?Ayolah siapa yang akan menabrakku lagi kalau kau hilang di Itaewon."
Tanpa sadar kedua sudut bibir Zain terangkat.Dan pemandangan tersebut dapat ditangkap oleh hazel Taehyung.Seperti biasa saat senyum itu menghias wajah Zain maka kurva yang sama akan dibentuk oleh Taehyung.
"Baiklah.Aku masuk dulu."Zain sedikit membungkukkan tubuhnya sebelum berlalu dari hadapan Taehyung.Pemuda tersebut memandangi punggung sempit Zain seraya tersenyum.
'Aku bahkan tak tahu kenapa aku mau menunggumu.Mungkin karena kau baik.Mungkin seperti itu.'~•~
Zain telah selesai sholat lalu ada seorang turis wanita asal Turki dengan ramah menyapanya dan mengajaknya berbincang.Zain tentu dengan senang hati meladeninya hingga ia melupakan sesuatu.Taehyung masih menunggunya diluar.Beberapa saat kemudian ia mengingatnya,ia segera menemui Taehyung yang menunggunya di luar masjid.Ah,Zain lupa.Sungguh ia terlalu asyik berbincang hingga lupa Taehyung tengah menunggunya.Ia berjalan sedikit tergesa.Ekor matanya mengedar dan mendapati pemuda itu tengah duduk di teras masjid.Rongga dada Zain sedikit melega.Tunggu.Apa Zain takut Taehyung pergi?
"Maaf kau menungguku terlalu lama?"Zain mendudukkan diri disamping Taehyung namun sedikit menjaga jarak darinya.
"Gwaencanha."Selalu jawaban itu yang di terima Zain dari pemuda itu.
"Kau selalu mengatakan itu padaku."Zain menatap sepatu kets yang tengah ia kendurkan talinya.
"Apa kau tak menyukainya?"
"Bukan begitu.Hanya saja itu membuatku merasa tak enak hati.Aku selalu merepotkan mu tapi kau selalu bilang tidak apa apa."
"Lalu aku harus mengatakan apa?"
"Setidaknya berikan aku kesempatan untuk balas budi."Jawab Zain seraya memakai sepatunya.Taehyung manggut manggut dan tersenyum.
"Baiklah.Mari berkencan denganku."Ujarnya sehingga obsidian itu membulat sempurna menatapnya.Terkutuklah mulut Taehyung beserta kalimat frontalnya.Tak sadarkah kalimatnya itu membuat Zain hampir tersendat nafasnya.Gadis berhijab itu segera menunduk memaksakan diri untuk menetralkan gugup dalam dirinya.Menyimpul tali sepatu kanannya sebagai pengalihan.Tapi tetap saja ia terlihat gugup,cara ia mengikat tali sepatu dengan tergesa cukup membuktikannya.
"Aku hanya bercanda.Tapi jika kau melarangku menjawab gwaencanha lagi.Maka itu akan benar benar terjadi"Ia terkekeh pelan namun masih dapat merasuk kedalam pendengaran si lawan bicara.Hah,laki laki ini sangat licik.Tapi itu berhasil membuat Zain tersenyum dalam diamnya.
"Lagipula bukankah kita sering berkencan?"Kali ini bukan Taehyung yang berbicara melainkan Zain.Taehyung justru yang terkejut mendengarnya.Kedua alisnya menaut bingung.Seolah mengekspresikan kata kapan yang urung diucapkan oleh bibirnya.
"Waktu kita bertukar ponsel dan waktu kau kelaparan malam itu."Zain bukannya balas dendam pada Taehyung.Hanya ingin mencandainya saja.Entah dapat keberanian dari mana ia melakukannya.Tapi rasa takut yang menghantuinya sejak pertama bertemu Taehyung, tak tahu kemana arahnya sekarang.Zain sudah tak takut lagi soal apa yang terjadi di mimpi itu.Nyatanya Taehyung hanya seorang pemuda yang suka bercanda.Meski ia sempat ketakutan karena fakta tentang Taehyung yang belum lama ia ketahui hampir sama dengan di mimpinya.Tapi setiap bertemu Taehyung dan mendapat candaan darinya,Zain yakin mimpi itu tak akan terjadi.Walau Taehyung suka mengucapkan kata kata yang mampu membuatnya senam jantung,tapi itu hanya bagian dari kejahilan pemuda Daegu tersebut.
"Jangan kau masukkan peristiwa kelaparan itu dalam list kencan.Itu memalukan."Taehyung mendramatisir keadaan.Sungguh ia senang Zain tak kaku lagi kepadanya.Gadis ini benar benar menarik baginya.Zain hanya membalasnya dengan tawa,ia sedang sibuk mengikat tali sepatu kirinya.Seperkian detik kemudian ia bangkit yang diikuti oleh Taehyung.
"Mari berkencan lagi."Taehyung sedikit memiringkan tubuhnya menghadap Zain.Mengucapkannya dengan penuh antusias.Gadis itu lagi lagi tersenyum.Seandainya ia tak terlalu kaku pada Taehyung maka pasti setiap pertemuan mereka akan lebih menyenangkan.Zain hanya terpikir pada sesuatu yang bahkan belum tentu kejelasannya.Zain sedikit menoleh pada Taehyung untuk membalas ajakan gila itu dengan jawaban yang sama gilanya.Tapi luka yang terekspos itu terlihat oleh netranya.Ia baru menyadari dahi Taehyung terluka.Ya,iyalah orang kamu liat Taehyung aja maksimal lima detik😅.
"Dahimu terluka?kenapa?"Zain memperhatikan luka di dahi Taehyung dengan seksama.Membuat si empunya justru salting.
"Oh ini tadi ada insiden kecil dan aku jatuh."Apakah ini pantas di sebut kebohongan seorang Kim Taehyung?Come on mana mungkin ia mengatakan mendapatkan luka tadi dari kelakuan kekanakannya mengejar J-hope.Mau di taruh mana mukanya.Lagipula Taehyung tak sepenuhnya bohong.Bukankah ia tadi memang terjatuh?
"Lalu kenapa kau biarkan?"Zain mulai membongkar isi tasnya mencari sesuatu.Biasanya benda itu dan sejenisnya selalu ia bawa dalam tas untuk berjaga jaga.
"Ini hanya luka kecil.Hanya luka goresan saja.Aku tak akan menangis karena ini."Taehyung sedikit menyentuh dahinya yang tergores.Sementara Zain menemukan apa yang ia cari.Ia tarik selembar tisu untuk membersihkan luka Taehyung yang ada sedikit bagian yang hampir kering,kemudian membalut luka itu dengan plester berwarna hijau yang kebetulan warna kesukaan Taehyung.Zain memasang plester itu dengan perlahan tak terlalu memperhatikan bahwa sepasang hazel menelisik wajah cantiknya lebih dekat.Diam diam Taehyung tersenyum.Hatinya tertawa menang.Benar benar beruntung melihat wajah Zain dari dekat.Meski gadis itu tak memiliki wajah yang secantik dan sesempurna IU,idola Jungkook.Tapi Zain punya lebih dari itu.Wajahnya sangat teduh dan menenangkan.Sungguh bak purnama di bulan april.
"Kau mungkin tak akan menangis.Tapi bagaimana perasaan fansmu saat melihat idolanya terluka?"Zain menutup kembali resleting tasnya.Dan Taehyung?pemuda itu menatap Zain dengan wajah blanknya.Ia masih meloading kalimat Zain.Fans?Idola?Cukup sedikit waktu otak absurd itu memproses hingga ia benar benar tau apa maksud di baliknya.
"Ka..uu.."Mendadak ia gagap.Lidahnya seakan terus terbelit untuk berbicara.
"Aku sudah tahu.Tentang kau dan duniamu.Kau adalah seseorang yang belakang ini naik daun dengan grupmu,,,,,V."Zain mendahului Taehyung yang belum selesai dengan kalimatnya.
"Kenapa kau tak memberitahuku?"Lanjut Zain.
"Maaf bila aku tidak bilang padamu.Aku takut kau akan pergi karena tahu aku adalah seorang idol.Bersamamu aku tak merasakan ketakutan.Aku bisa jadi diriku sendiri.Aku bisa menjadi Taehyung.Meskipun kita baru saja kenal beberapa hari tapi aku merasa seperti kita telah berteman sejak lama.Aku hanya ingin hidup normal dan berteman dengan siapapun tanpa mereka memandang siapa aku.Maafkan aku."
Hembusan nafas Zain yang terdengar selanjutnya.
"Arraseo.Gwaencanha."Dua kata itu yang menjadi jawaban.Sedikit lorong hati Taehyung melega mendengarnya.
"Kau mengatakan gwaencanha juga."kalimat protes di lontarkannya sebagai wujud pengalihan dari topik yang cukup mengaduk perasaan Taehyung sendiri.
"Jika kau melarangku menjawab gwaencanha lagi.Maka kau harus berkencan denganku."Zain tertawa karena hampir berhasil menirukan kalimat Taehyung tadi.
"Aku melarangmu.Jadi mari kita berkencan."Pemuda itu bersemangat hendak mengaitkan tangannya pada lengan kanan Zain.
"Eumm,kau selalu lupa.Kita bukan muhrim."Zain menjauhkan tubuhnya dari Taehyung beberapa langkah.Mata pemuda itu bergulir ke atas tanda ia sedang berpikir.
"Haishhh apa sekarang aku sudah tua sehingga mudah lupa?"
Tidak ada kalimat jawaban apapun.Yang ada hanya tawa kecil dari Zain.
"Sudahlah.Mari berkeliling."Taehyung meninggalkan tempatnya yang kemudian disusul Zain di belakangnya.
Obsidian kembar itu menatap punggung tegap di hadapannya.Tanpa sadar sudut bibirnya terangkat.Lalu setelahnya senyum itu mengendur di gantikan tatapan yang sendu.Masih di tujukan ke objek yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Dari Negri Para Oppa
ФанфикCover by @MartaaYD_ "Tuhan selalu punya cerita indah, tentang bagaimana cinta dipersatukan. Antara tasbihku dan salibmu, Ada sebuah keajaiban. Bernama hijrah untukmu. Assalamualaikum Oppa. Selamat datang calon imamku, Pada cintaku dan indahnya agama...