Keenam pemuda bangtan belum beranjak juga dari ruang tengah.Masih berkutat pada permasalahan yang tengah terjadi antara Jimin dan Taehyung. Bibir tebal milik Park Jimin tak henti hentinya mengeluarkan kata kata penjelasan yang sedari tadi dituntut oleh para hyungnya dan Jungkook.Sementara itu kelima pria yang berada disekelilingnya hanya diam menyimak.Jangan lupakan beragam ekspresi yang mereka keluarkan.Sungguh penjelasan Jimin membuat mereka terkejut bukan main.
Jimin akhirnya selesai bicara dan ruang tengah menjadi semakin senyap karena kehilangan satu satunya suara yang dihasilkan.Lalu entah karena alasan apa, tiba tiba saja Jungkook melayangkan sebuah tamparan pada kepala belakang Jimin.
"Dimana otakmu hyung?kenapa kau melakukan ini semua?"Jungkook mengerucutkan bibirnya sebal.
"Haishh seharusnya aku yang bertanya dimana otakmu kook?aku ini lebih tua darimu, kenapa kau asal memukul saja."Gerutu Jimin tak kalah hebat.Tangannya tak berhenti menelusur kepala bagian belakangnya.
"Biarlah anggap saja itu karmamu karena melakukan itu pada Tae-hyung."Jungkook masa bodo.
"Kami masih tak habis pikir padamu Jim.Bisa bisanya kau melakukan semua itu."Namjoon semakin mencondongkan badannya kedepan menumpukan kedua sikunya diatas lutut.
Jimin menundukkan kepalanya.
"Aku tahu apa yang aku lakukan ini salah.Tapi kau tahukan hyung,Taehyung itu sangat keras kepala.Dan aku sungguh lelah dengan kelakuannya yang tak kunjung dewasa itu."
"Babbo.Kenapa kau tak memberitahu kami?Kau tahu kebodohanmu itu membuat kami hampir frustasi.Dan apa kau tidak berpikir bagaimana jika media tahu kisruh antar kau dan Taehyung?semua akan tambah pelik."Seperti biasa Suga langsung menyudutkan telak.
"Mianhae."Satu kata itu yang mampu lolos dari bibir Jimin.
"Setidaknya jika kau berunding dengan kami masalah itu akan selesai dengan mudah."Jin bersmirk dan mendapat tatapan tak mengerti dari dongsaeng nya.
"Berhenti menatapku seperti itu.Aku bukan tontonan.Mari ku beritahu sesuatu."
Semua langsung merapat kearah Jin.Mendengarkan sang hyung tertua dengan seksama.~•~
Setelah rencana perjodohan hari itu, Irham jadi sering menemui Zain.Tentu saja atas bujukan kedua orang tuanya.Mereka banyak menghabiskan waktu untuk berbincang dan mengenal kembali.Zainpun tak terlalu menutup diri pada Irham.Sedikit demi sedikit ia tekankan pada hatinya bahwa Irham adalah pilihan tepat dari orang tuanya.Irham adalah pemuda yang baik dan mungkin telah digariskan untuk terikat takdir dengannya.Dan mungkin Irhamlah yang akan menjadi alasan Zain untuk lupa akan Taehyung.Namun meski Zain perlahan mencoba menerima Irham, nama Taehyung masih mengalahkan semua usahanya.Pemuda itu masih saja menghantui perasaannya.Taehyung begitu berharga untuk lenyap begitu saja dari hatinya.
Seperti biasa Zain menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bekerja.Berlari dari satu meja kemeja lain untuk mengantarkan pesanan pelanggan.Semua dilakukan agar bisa membantu sang ibu memenuhi kebutuhan ekonomi.Walau tubuh ringkihnya terkadang merasa lelah, namun Zain tak mau mengeluhkannya.Ia berdalih ibunya lebih merasa lelah menghidupi ia dan Syarla selama ini.
"Kak Zain."Panggil seseorang yang sangat Zain hafal.Dia duduk di bangku nomor 6 dengan tangan yang masih sibuk menscroll layar iPad.Siapa lagi kalau bukan anak si pemilik cafe,Dira.
"Ada apa Dir?"
"Boleh minta tolong nggak?"
"Minta tolong apa?"
"Tolong buatin jus mangga dong kak."Dira cengengesan menatap Zain dengan puppy eyes.Badannya sedikit meliuk ke kanan ke kiri.Persis seorang anak kecil yang merayu minta dibelikan lolipop.Nggak inget umur Dir,udah jadi mahasiswi juga😄.
Zain melirik jam dinding yang terpasang disalah satu dinding cafe.Tepat tengah hari.Ini sudah saatnya ia istirahat makan siang.Tapi bagaimana dengan Dira?haruskah Zain menolaknya?Tidak.Itu bukan ide yang bagus.
"Oh jus mangga.Bentar kakak buatin."Zain akhirnya memilih untuk memenuhi permintaan Dira dahulu.Setelah itu baru ia akan solat dan makan siang.Zain kembali dari dapur membawa segelas jus mangga diatas nampan.Lantas meletakkanya diatas meja Dira.
"Makasih kak Zain."Tutur Dira seraya meminum jus mangga yang baru saja diantar Zain.Zain hanya membalasnya dengan anggukan kecil.
Baru saja ia akan beranjak, seseorang membuka pintu cafe.Lonceng yang terpasang berbunyi memenuhi ruangan yang kebetulan sedang sepi.Hanya ada beberapa orang yang masih stay didalam cafe.
Zain dan Dira refleks menoleh kearah pintu.Tepat disana seorang pria tersenyum kearah mereka.Untung saja jus mangga yang sempat memenuhi rongga mulut Dira telah masuk ke perut.Jika tidak sudah pasti ia akan tersedak gara gara melihat pria itu.Dira tak pernah menyangka akan bertemu dia,lagi.
Tak jauh berbeda, Zain juga terkejut atas kehadiran pria itu.Dia menatap kaget kearah pintu sementara pria tadi justru berjalan kearahnya seraya mempertahankan senyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Dari Negri Para Oppa
Fiksi PenggemarCover by @MartaaYD_ "Tuhan selalu punya cerita indah, tentang bagaimana cinta dipersatukan. Antara tasbihku dan salibmu, Ada sebuah keajaiban. Bernama hijrah untukmu. Assalamualaikum Oppa. Selamat datang calon imamku, Pada cintaku dan indahnya agama...