16.

4.7K 391 24
                                    

        Hari ini adalah hari terakhir Dira dan Zain di negri gingseng.Besok mereka harus mengudara menuju Indonesia.Kembali ketanah air tercinta dan meninggalkan bermacam kenangan yang didapat dari Korea.Dari negrinya para oppa.Dan sore ini kesembilannya tengah menikmati jalan jalan yang indah dipegunungan Namsan.Tunggu,kesembilan?
Ya pada hari makan sebelumnya, mereka,anggota bangtan sepakat untuk menemani Dira dan Zain menghabiskan waktu terakhir mereka di Korea.Sekalian sebagai refreshing terakhir dari libur satu pekan yang diberikan kepada mereka.Karena setelahnya mereka akan menjalani rutinitas padat seperti sebelumnya.Jadi merekapun membuat kesepakatan untuk mengunjungi pegunungan Namsan bersama sama saja.Beruntung sekali ya Zain dan Dira.Awalnya mereka memasuki area wisata bersama sama tapi setelahnya semua mendadak berpencar.Dan entah bagaimana caranya kini Zain telah berjalan bersama Jimin dimana pemuda tersebut wajahnya tak pernah berhenti memancarkan sinar kebahagiaan.Siapa yang tak akan bahagia bisa jalan berdua dengan orang yang disukainya?
"Tak terasa kita akan berpisah juga.Padahal aku masih ingin memakan masakanmu lagi."Gerutu Jimin dengan muka yang ditekuk kebawah.
"Semua yang bertemu pasti akan berpisah.Tapi kita berdo'a saja semoga tuhan punya rencana indah setelahnya."Jimin menatap Zain penuh harapan.
"Semoga saja."Jimin terdiam sejenak.
"Dan juga maaf sepertinya besok aku tak bisa mengantarmu kebandara.Besok aku akan pindah kedorm sebelumnya.Dorm kami telah selesai direnovasi.Masa liburan kami juga sudah habis.Besok kami harus berbenah dan mulai latihan lagi.Maaf ya aku tak bisa mengantarmu."
Terlihat sekali kekecewaan itu di wajah Jimin.
"Tak apa.Bersama kalian hari ini rasanya sudah cukup bagiku.Aku bahkan sangat bersyukur selama perjalananku di Korea aku dipertemukan dengan orang orang baik seperti kau dan anggota Bangtan."Zain mencoba menghibur Jimin.
"Kau yeoja yang sangat sederhana."Zain tertunduk dan tersenyum tapi justru membuat pemuda itu menatap penuh kearahnya.
"Dan aku menyukainya."
Kepala Zain menegak berbarengan dengan jantungnya yang mendadak kacau.Tapi setelahnya ia ingat Jimin itu tak jauh berbeda dari Taehyung.Sama sama suka bercandanya.Wajah kaget itu kini tergantikan oleh senyum tipis.
"Apa yang kau bicarakan?kau ingin menjahiliku ya?"Jimin tersenyum miris sekali.Zain tak menyadari bahwa kalimat tadi adalah sebuah kenyataan.
"Kau tahu tahu saja."Jimin memaksakan senyum itu tetap tinggal.Meski kenyataanya sungguh menyakitkan.
"Kau sering bercanda dengan semua hal."
"Mungkin kau benar.Tapi aku tak akan pernah bercanda dengan sesuatu yang menyangkut cinta.Kontras memang dengan sifatku yang lain.Namun,sekali saja aku mencintaimu.Aku bersedia menjadi muallaf."Tuturnya penuh keyakinan membuat hati Zain sedikit terusik.Cinta?Muallaf?akankah itu benar benar terjadi?

                               ~•~

       
            Surya perlahan merangkak turun.Semua kembali berkumpul ditempat yang telah disetujui.Wajah wajah itu terpenuhi oleh kebahagiaan.
"Terimakasih untuk hari ini dan hari hari sebelumnya.Ini akan jadi kenangan yang takkan terlupakan."Semua tersenyum menatap Zain.
"Kami juga mengucapkan terima kasih.Kemarin kalian sudah memasakkan makanan yang enak itu.Ku harap suatu saat bisa memakannya lagi."Jin terkekeh lalu disusul yang lain.Saat yang seharusnya haru ia malah memikirkan makanan.
"Jangan melupakan kami ya."Itu Jungkook yang setengah merajuk.Dira menahan tawa melihatnya.
"Bagaimana kami berdua bisa melupakan kalian.Kalian sudah baik pada kami selama ini.Lagipula jika aku lupa Dira bisa mengingatkanku.Diakan fans kalian."
"Kalian lupa kalau kalian itu idol dan sering muncul diberita?"Lanjut Dira.Lagi lagi suasana menjadi lebih hangat dengan tawa tawa kecil mereka.Tapi Zain menyadari ada yang ganjil.
"Dimana Taehyung?"tanya Zain pada semuanya.Dan yang lain kini juga kebingungan.Seingat mereka tadi Taehyung bersama Jungkook dan Suga.
"Oh mungkinkah dia masih diatas?"Sahut Jungkook.Semua mengernyit bingung.Lain lagi dengan Zain,ia paham yang dimaksud Jungkook.Taehyung masih berada di Namsan Tower.
"Aku akan menyusulnya."Semua menatap kearah Zain.Sungguh diluar dugaan gadis itu memaksakan diri untuk menemui Taehyung.Semua tahu gadis itu terkadang bisa berubah jadi orang pemalu.Tapi kali ini justru sebaliknya.Zain merasa tidak enak dengan tatapan tatapan syarat akan pertanyaan itu.
"Aku hanya ingin berpamitan padanya.Sekalian minta maaf dan mengucapkan terimakasih.Jimin mengatakan padaku besok kalian akan pindah,aku takut tidak bisa mengucapkan selamat tinggal padanya."Zain mencoba meluruskan dugaan dugaan mereka tentang ia dan Taehyung.
"Kenapa kau mau minta maaf padanya?apa dosa yang kau buat padanya?"Suga teliti sekali akan kata minta maaf yang terselip diantara kalimat Zain.
"Aku pernah menabraknya hingga ponsel kami tertukar dan aku banyak sekali menyusahkannya."Semua mengangguk mengerti.Jadi gadis yang membuat Taehyung gelisah karena ponsel yang tertukar adalah Zain.Semua terlalu fokus pada cerita Zain hingga tak sadar air muka Jimin berubah.Redup cahaya bahagia dari wajah tampannya.Sementara Zain segera bergegas.Ia ingin secepatnya bertemu pemuda itu.Karena setelah hari ini mereka mungkin tak akan pernah bertemu kembali.Sementara Jimin hanya bisa menatap diam punggung Zain yang semakin menjauh.Haruskah Jimin kehilangan harapan setelah ini?

Imam Dari Negri Para OppaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang