18.

4.5K 351 30
                                    

     Taehyung berjalan lesu menuju halaman depan.Matanya masih tak lepas dari bayang bayang dirinya sendiri yang menjulur mendahuluinya.Sementara otaknya masih terpaku pada kejadian tadi siang.Langkahnya semakin melambat ketika mendapati seseorang tengah duduk dibangku yang tersedia dihalaman.Taehyung sedikit mengembangkan senyumnya lalu menghampiri sosok tersebut.
"Apa yang kau lakukan disini?"Taehyung mendudukkan dirinya perlahan.Orang yang disapanya menoleh dengan ekspresi yang berbeda dari biasanya.Dia nampak sedikit lebih dingin.Ia masih tak menyahut membuat Taehyung mengerutkan dahi.
"Kau tak apa apa Jim?"
Jimin hanya diam membuat kepala Taehyung dipenuhi bermacam pertanyaan.Pada akhirnya Taehyung memilih duduk dengan diam disamping Jimin.
"Apa kau mencintai Noona Kai?"
Taehyung tersentak pertanyaan Jimin.Refleks ia menoleh.
"Apa yang kau katakan Jim?Bukankah disini kau yang menyukai Noona Kai.Semua tahu itu."Pandangannya ia bawa mengarah lurus disertai senyum yang terukir tipis namun tampak sedikit dipaksakan.
"Tapi Noona Kai ku dan Zain mu adalah wanita yang sama.Ah mungkin pertanyaan ku yang salah.Apakah kau mencintai Zain?"
Si lawan bicara terdiam.Matanya bergerak acak perlahan.Lalu terdengar hembusan nafas yang cukup dalam darinya.
"Tidak.Aku tidak mencintainya."
Jimin justru terkekeh mendengarnya.
"Kau terlalu banyak menipu Tae.Dan kau tahu aku tak sebodoh itu untuk tak mengetahuinya."
"Lalu untuk apa kau menanyakan hal ini padaku?"
"Aku tahu kau keluar disela latihan tadi untuk menemuinya.Bukankah itu artinya dia sangat penting bagimu?"
Jimin menatap wajah Taehyung yang sedikit ditundukkan.
"Aku hanya ingin minta maaf padanya."Singkat Taehyung.
"Sudahlah Tae kalau kau menyukainya katakan saja."Bujuk Jimin terlalu jengah dengan pembicaraannya dengan Taehyung yang tak kunjung mendapatkan titik terang.
"Kenapa kau sekarang terkesan membujuk ku Jim?Ini hidupku dan perasaanku.Aku lebih tahu dari pada kau."Taehyung sedikit terpancing emosinya karena perkataan Jimin yang terkesan membujuknya.
"Kau benar,untuk apa aku mengurusi hidupmu.Toh jika kau tidak mencintainya itu akan mempermudah jalanku mendapatkannya."Jimin tertawa kecil.Nadanya seperti mengejek.
"Tapi setidaknya jika kau akui kau memiliki perasaan untuknya.Aku bisa mengerti jikalau nanti kau butuh waktu untuk melupakannya.Karena aku tak ingin saat kau menyadari perasaanmu dan itu justru menjadi penghalang untukku dam Noona Kai."Tatapan datar untuk Taehyung itu dibawa Jimin memandang kearah lain.
"Penghalang?"
"Ya penghalang.Karena aku akan memperjuangkan Noona Kai.Mungkin aku akan berencana menikahinya kelak."Terang Jimin seolah tanpa beban hingga Taehyung terkejut bukan main dibuatnya.
"Jim dia bahkan orang asing yang baru kau temui beberapa hari."Taehyung menatap Jimin tak mengerti.
"Lalu apa salahnya.Aku menyukainya.Dia gadis yang luhur dan baik ."
"Tapi bahkan gadis itu sekarang telah jauh darimu Jim."
"Lalu untuk apa tuhan memberiku tekad kalau bukan untuk memperjuangkan sesuatu yang jauh itu.Aku bisa seperti ini karena tekadku.Dan aku yakin dengan tekad yang sama aku bisa mendapatkan cinta Noona kai meski ia berada beribu kilometer jarak dari sini."Tekad Jimin sepertinya memang sudah bulat sempurna untuk mendapatkan Zain.Entahlah dia mencintai atau bahkan terlalu terobsesi pada sosok Zain.
"Tapi seharusnya kau sadar Jim.Kalian berdua tak sama."
"Jika perbedaan menurutmu merupakan sebuah batu sandungan untuk kami.Ingat aku masih memilik tenaga untuk memindahkannya.Kenapa sekarang kau berbicara perbedaan antara kami?apa kau sekarang mulai yakin pada perasaanmu untuk bisa bersamanya?"
Taehyung membuang pandangannya kearah lain disertai gelengan kecil.
"Aku dan dia bahkan sangat berbeda.Orang seperti dia tak pantas untukku."Kerah kaos yang dikenakan Taehyung ditarik keatas oleh Jimin.Kalimat Taehyung barusan cukup membuat emosinya naik keubun ubun.
"Apa yang kau maksud dengan orang seperti dia tak pantas untukmu.Apa karena Noona kai orang biasa dan kau seorang idol?Ingatlah Tae dulu sebelum seperti ini kita berasal dari apa.Dan kini dengan mudahnya kau berbicara tentang strata status?"Jimin terkekeh tanpa berniat melepaskan cengkramannya pada kaos Taehyung.
"Kau berubah Tae.Dan aku tak suka perubahanmu itu."Jimin menghempas cengkeramannya dengan keras membuat tubuh kurus Taehyung sedikit terhentak kebelakang dan membentur sandaran kursi.Lalu pemuda itu pergi meninggalkan Taehyung dengan kalimat yang sedari tadi tertahan ditenggorokannya.

Imam Dari Negri Para OppaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang