Waktu berjalan dengan begitu tak terasa.Taehyung masih tak menyangka dua minggu lagi ia akan menjejakkan kakinya di Indonesia.Namun ia masih tak tahu harus berbuat apa diwaktu yang semakin menyempit ini.Malam tak tersentuh gemintang ia merenung.Terduduk sendirian dibalik bilik kamar mengamati gemerlap cahaya lampu pada gedung gedung tinggi kota Seoul.Derit pintu memenuhi indra pendengarannya hingga atensinya pun teralihkan.Lagi lagi Park Jimin.Pemuda itu selalu datang disaat ia sedang bimbang akan satu hal.
"Tae turunlah dan kita makan malam bersama." Tukasnya masih berdiri diambang pintu kamar yang ia buka.Sebuah anggukan diberikan Taehyung sebagai ganti dari jawaban iya.Jimin tak segera beranjak turun, ia justru masuk kedalam kamar menghampiri Taehyung yang masih bersandar pada tembok,bersidekap mengedarkan pandangannya keluar jendela.
"Apalagi yang kau pikirkan?"
Helaan nafas Taehyung mengalun berat, "masih sama seperti sebelumnya."
Jemari tangan Jimin bertenger dibahu Taehyung, menepuk perlahan seolah memberikan dukungan.
"Aku akan membantumu.Percayalah semua akan baik baik saja." Lengkungan senyum tersuguh manis dihadapan Taehyung.Terasa begitu menenangkan dan menyakitkan secara bersamaan.Sebegitu baiknya Jimin pada Taehyung.Ia bersedia membantu Taehyung untuk bertemu Zain yang notabenya adalah gadis yang disukai Jimin sendiri.Bagi Taehyung, Jimin adalah sosok malaikat nyata dalam hidupnya.Dia satu dari segelintir orang dengan hati selapang samudra.
"Kau tak usah cemas.Secepatnya kau akan mendapatkan informasi.Persiapkan saja dirimu untuk konser nanti dan bertemu Noona Kai."
"Kau terus terusan membantuku.Aku tak tahu dengan apa akan membalasnya nanti."Kedua sudut bibir Jimin tertarik halus,
"Buat Noona Kai bahagia bersamamu."~•~
Zain baru saja melangkahkan kaki memasuki rumah.Ia langsung disambut oleh pelukan sang ibu beserta senyum yang merekah sempurna.Tentu saja Zain bingung, kabar gembira apa yang membuat sang ibu sebegitu bahagianya.
"Ibu hari ini senang banget.Apa ada kabar gembira?"
Maryam tersadar dan segera melepas dekapannya, menggenggam bahu sang putri, masih tersenyum seraya menatapnya lekat.
"Enam belas hari lagi.Ya allah,aku tak menyangka hari itu akan terjadi."Zain mengernyit.Jawaban Maryam justru meninggalkan tanda tanya yang sangat besar baginya.Bukannya menjawab pertanyaan yang diajukan Zain, justru menambah rasa penasaran saja.
"Enam belas hari lagi?memang ada apa dengan enam belas hari lagi?"
"Keluarga Irham akan datang kesini." Nada senang masih mendominasi Maryam.Sementara itu raut Zain semakin membingung.Apa yang istimewa dari itu.Bahkan sejak kepindahan keluarga Irham ke Jakarta mereka sering berkunjung.Zain hendak mengajukan pertanyaan namun harus didahului oleh pernyataan mengejutkan sang ibu.
"Irham dan keluarganya akan datang kesini, untuk mengkhitbahmu."Mungkin jika ini adalah sebuah sinetron maka akan terdengar seperti suara gelegar petir dari luar.Tapi disini dari dalam diri Zain.Pernyataan sang ibu tepat mengenai hatinya.Zain hanya mampu terdiam menahan sesuatu yang mendesak ingin keluar dari kedua matanya.Maryam kembali memeluk putrinya dan tanpa dikomando air matanya keluar.Entahlah kabar ini begitu membahagiakan hingga air mata tak sanggup ia bendung.Akhirnya ia akan melihat putrinya bersanding dengan Irham.Sesuai dengan impian mendiang suaminya.
Zain membalas pelukan hangat sang ibu, keadaannya tak jauh berbeda dengan Maryam.Ia juga tengah menangis.Tidak tau pasti apa yang ia tangisi.Tapi hatinya berusaha pasrah.Sekuat tenaga ia ikhlas."Jika memang ini yang terbaik,aku ikhlas akan takdirmu, Ya Allah."
~•~
Sebuah mobil putih terparkir tak jauh dari salah satu rumah yang ada dikawasan perumahan elit dengan seorang namja yang mengintai rumah tersebut dari dalam mobil.Jarinya mengetuk jok mobil dengan tak sabaran.Sudah setengah jam lebih ia menunggu, namun tiada tanda tanda apa yang ia tunggu datang.Sungguh menunggu adalah hal yang paling menyebalkan diseluruh dunia.Ia harus bertarung antara rasa sabar dan penasaran yang memuncak sampai ubun ubun.
Mata sipitnya melebar ketika mendapati seorang wanita keluar dari rumah yang ia intai.Sontak tubuhnya menegak saat dirasa wanita tersebut memasuki mobil yang sama dengannya.
"Bagaimana?Apa berjalan sesuai rencana?"
Wanita tadi tak lekas menjawab, mendahului membenahi tatanan rambutnya yang sedikit berantakan.
"Tentu saja."
"Apa yang kau katakan padanya?"
"Seperti perintahmu.Aku adalah teman wanita yang kau maksud.Aku ingin liburan ke Indonesia dan berkunjung ke rumahnya.Ponselku rusak dan aku kehilangan kontak dengannya."
"Lalu?"Antusiame si namja akan cerita wanita disampingnya.
"Ahjumma itu mempercayaiku dan memberikanku ini." Secarik kertas kecil terselip antara telunjuk dan jari tengah yang terulur ke hadapan sang pria.Raut wajah bahagia terlihat jelas saat kertas kecil itu ia ambil alih dari yeoja yang lagi lagi disibukkan akan rambutnya.
"Terima kasih Mina ah.Kau memang yang terbaik." Namja itu memamerkan ibu jari kananya.
"Kau senang sekali.Memang kau tak takut padaku?" Selidik wanita yang dipanggil Mina itu.
"Takut kenapa?"
"Aku memerasmu mungkin." kedua alisnya terangkat bersamaan dibarengi dengan lirikan mata yang nampak menyiratkan maksud buruk.Pria yang ada disampingnya tertawa keras hingga memenuhi seisi mobil.
"Kau tega melakukan itu pada sahabatmu yang lucu ini.Aku yakin kau tak sejahat itu."
"Hih, lucu.Kau memang lucu, dari SMA sampai sekarang bahkan tak tumbuh tumbuh." Sinis Mina pada Namja yang berada disampingnya.
"Meski begitu banyak yang menyukaiku jika kau lupa."
Mina merotasikan bola matanya.Pria ini terlalu pd, tapi memang begitulah kebenarannya.
"Terserah kau sajalah.Aku sudah membantumu jadi sekarang antarkan aku pulang." Perintahnya mulai memasang sabuk pengaman melintangi tubuh langsingnya.Namja bertubuh mungil itu tersenyum melihat sahabat masa SMA nya menggerutu.Lalu pandangannya beralih pada rumah yang sempat ia perhatikan dari tadi.Rumah milik keluarga Choi.Lalu ia melirik secarik kertas dari Mina yang menuliskan sebuah alamat.Tujuannya akan segera tercapai.
~•~
Taehyung tak pernah tahu kemana tujuannya, ia hanya mengikuti langkah kaki membawanya pergi.Dan Itaewon adalah tempat yang pada akhirnya ia singgahi.Sebenarnya Taehyung sendiri tak tahu kenapa ke tempat itu.Tapi ya sudahlah, Itaewon bukan tempat yang buruk juga.Maka berkelilinglah ia ditempat itu, memandangi kios kios yang berjejer rapi.Tak jarang pula ada pedagang yang menawarinya barang barang yang mereka jual, namun Taehyung hanya membalasnya dengan gelengan tangan sopan.
Otak Taehyung tiba tiba memutar kilas balik kejadian beberapa bulan yang lalu.Tepat saat Taehyung bertemu Zain untuk yang kesekian kalinya.Gadis itu dan kecerobohannya.Taehyung masih ingat saat Zain menabraknya dari belakang.Mata bulat yang menelusur peta yang bahkan lebih lebar dari tubuhnya.Taehyung tertawa sangat lirih dibalik masker, begitu indahnya masa masa itu sekarang.Taehyung hanya dapat mengingatnya saja meski terbesit keinginan pada hati kecilnya.Bisakah semua terulang kembali?
Langkahnya terus berpacu sampai tibalah ia pada tempat yang lebih lapang dari lokasi lokasi lain yang ada di Itaewon.Disitu ia dapat melihat sangat jelas bangunan besar nan megah yang sedikit menjulang.Waktu itu ia pernah kesini bersama Zain, Taehyung ingat betul tempat ini.Masjid Sentral.Disinilah secara tak sengaja Taehyung dapat menelisik paras cantik Zain.Bagaimana wajah penuh kelembutan itu berhasil membuatnya jatuh hati, tanpa tersadari.Taehyung bernostalgia disini.Tentang kenangan kenangan indahnya bersama Zain.Dan sekali lagi ia berharap agar bisa bersua dengan gadis itu lagi.Lalu kata kata Tuan Hyun Bi memenuhi pikirannya.Setitik asa menyentuh semangatnya.Namun tak berselang harapan itu layu.Taehyung menundukkan kepalanya, tak lagi menatap bangunan masjid yang sangat menarik minatnya itu.
"Bisakah aku meminta padamu?Yang padahal aku tak pernah menganggapmu ada dan mengabdikan diri padamu."
Taehyung merasa hina.Bagaimana ia bisa memikirkan hal seperti itu.Akhirnya ia memutuskan membalikkan kaki dan bersiap melangkah pergi.Assalamu'alaikum chingu,
WahyuTel udpate cepet lagi nih.Bagaimana?senangkah?Semoga bisa mengobati gabut dari readers yang lagi nggak kencan dimalam minggu ini😂Hmmmm WahyuTel lagi kehilangan kata kata.Oleh karena itu langsung saja, minta dukunganya dari kalian semua.Vote dan komennya.Aku tunggu😀
Sekian dan terimakasih😉
#Salam dari WahyuTel😊
#Saranghaeyo❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Dari Negri Para Oppa
FanfictionCover by @MartaaYD_ "Tuhan selalu punya cerita indah, tentang bagaimana cinta dipersatukan. Antara tasbihku dan salibmu, Ada sebuah keajaiban. Bernama hijrah untukmu. Assalamualaikum Oppa. Selamat datang calon imamku, Pada cintaku dan indahnya agama...