19.

4.4K 354 23
                                    

   Sepuluh hari di Korea telah mampu menyisakan seutas kenangan hangat yang tersimpan rapi dalam angan Zain.Kejadian kejadian tak terduga yang begitu terpatri pada ingatanya dan tentu sangat ingin ia rajut kembali sambungannya.Tapi semua itu telah berlalu.Perjalanan perjalanan indah tersebut telah selesai.Kini ia telah berada di Indonesia,ketempat dirinya berasal.Dan itu artinya sudah saatnya Zain kembali kedunianya,menjalankan rutinitas sebelumnya.Menjadi pelayan kafe keluarga Dira.

      Zain mematut diri didepan cermin.Menatap pantulan dirinya sendiri seraya mengulas senyum tipis.Ia kini telah rapi dan siap untuk bekerja.Namun sebelum beranjak dari depan cermin rias,penglihatannya menangkap kalung dengan bandul kelinci yang ada diatas meja riasnya.Semalam ia ingin memberikan kalung tersebut pada Syarla tapi diurungkan karena Syarla yang terlanjur tertidur.Jemari halusnya mengambil alih kalung tersebut.Memperhatikannya dan entah kenapa ia tiba tiba tersenyum.Ingatannya berputar pada kejadian hari itu.Dimana ia dan Taehyung berdebat karena Taehyung yang membelikan kalung tersebut untuk Syarla.Tanpa Zain sadari sesuatu perlahan menelusup sisi kosong ruang hatinya.Sesuatu itu bernama rindu.Rindu untuk seseorang yang tengah jauh disana.Sosok yang begitu terang dalam dunianya.Yang mungkin terlalu jauh untuk ia gapai.Kim Taehyung.

                              ~•~

         Seorang perempuan paruh baya tengah sibuk menata makanan di meja.Sementara itu seorang bocah remaja duduk dikursi sembari membaca sebuah novel.
"Syarla,jangan baca terus.Cepat sarapan.Nanti telat loh."Wanita itu bertutur halus namun mampu membuat Syarla menyelesaikan bacanya seraya memperlihatkan cengirannya.
"Iya bu.Syarla segera sarapan kok."Buku tebal itu diletakkan diatas meja.Kini jemarinya ganti meraih piring.Sementara sang ibu hanya tersenyum,menaruh nasi diatas piring Syarla.
"Memang kamu baca apa sih dek?sampai lupa sarapan segala."Zain masuk dengan tiba tiba hingga pandangan ibu dan sang adik beralih padanya.
"Aku baru aja pinjem novel temanku kak.Bagus deh.Castnya itu member salah satu grup kpop."Polos Syarla masih memaku pandang pada Zain yang berjalan menghampirinya dan duduk dikursi sisi tempat duduknya.
"Kamu kalau udah urusan  sama novel,kuda lebaranpun nggak tau."
"Husst...sudah,jangan bicara terus.Sebaiknya kalian berdua cepat sarapan.Nanti telat.Ngomongin kok lebaran kuda.Sejak kapan kuda lebaran Zain?"Zain hanya menanggapi pertanyaan sang ibu dengan senyuman lebarnya.Tak terkecuali Syarla yang ikut menunjukkan senyum karenanya.Lalu keduanya pun segera menghabiskan sarapan yang telah disiapkan ibu mereka tercinta.

                               ~•~

     Zain dan Syarla telah selesai sarapan.Setelah mencuci piring masing masing keduanya segera berpamitan pada sang ibu.Zain memasukkan terlebih dahulu kotak makannya kedalam tas sementara Syarla justru kembali sibuk dengan novelnya.
"Ya allah dek,baca novel terus kamunya.Ayuk ah berangkat,nanti telat."Zain setengah menghela nafas panjang karena Syarla yang terlalu disibukkan oleh novel ditangannya.Sementara itu yang ditegur lagi lagi cengengesan.
"Maaf kak.Soalnya lagi seru serunya nih."
"Kamu kalau suka baca novel boleh,tapi jangan sampai lupa waktu Syarla.Jangan sampai karena itu kamu jadi lupa belajar,ngaji,apalagi solat."Nasihat lembut sang ibu yang diangguki oleh Zain sebagai pertegasan.Syarla memandang bergantian ibu dan kakaknya.
"Syarla nggak akan ngulangin lagi deh.Tapi syarla gak bakalan lupa kok sama kewajiban Syarla kak,bu.Kalau begitu syarla berangkat sekolah ya."Syarla meraih tangan ibunya lalu menciumnya lembut kemudian gantian ke Zain.Sang kakak lantas ikut berpamitan pada ibu mereka berdua.Setelah itu kakinya ia bawa menyusul Syarla yang hendak mengambil sepeda dihalaman depan.
"Eh dek tunggu dulu."Zain menyeru dan syarlapun menghentikan aktivitasnya.Padahal baru saja kakinya hendak mengayuh sepeda yang sedang ia naiki.
"Ada apa kak?"raut wajahnya bingung.Menerka tak pasti apa yang hendak dibicarakan Zain padanya.
Nyatanya Zain tak berbicara apapun padanya ia hanya menyerahkan sebuah kalung berliontin kelinci yang lucu.
"Subhanallah indah banget kak.Kalungnya lucu sekali."Kedua matanya melebar.Begitu terpesona pada benda berkilauan yang masih ada ditangan kakaknya.
"Ini buat kamu dek."
"Buat Syarla?"Ia kini nampak semakin terkejut dengan perlahan mengambil kalung tersebut dari tangan Zain.Mengamatinya dengan teliti serta senyuman yang tak jua luntur dari wajah cerianya.
"Terima kasih kak.Syarla suka banget kalung ini."Antusiasnya,menatap kembali kalung ditangannya.Setelah itu wajahnya menyuram membuat Zain bertanya tanya.
"Kenapa kamu jadi muram begitu sya?"
Syarla menggeleng."Kalung ini sangat bagus.Pasti mahal ya kak?Harusnya kakak nggak usah beliin ini buat Syarla.Oleh oleh yang kemarin udah cukup kok buat Syarla."
Zain malah tersenyum mendengar penuturan Syarla.Begitu pengertian adiknya itu.
"Ini bukan kakak yang beliin kok Syarla?"
"Eoh,lalu siapa?Kak Dira kah?"
"Bukan.Tapi teman kakak yang ada dikorea yang membelikannya.Kata dia sebagai salam kenal dan kenang kenangan untukmu."Terang Zain pada adiknya seraya ingatanya memutar kembali sepenggal kalimat yang diucapkan Taehyung di Itaewon.
"Kakak punya teman dikorea?wah hebat ya."Syarla terkagum kagum.
Zain mengangguk."Kakak bertemu banyak sekali orang baik disana."
"Oh ya nama teman kakak itu siapa?"
"Memang kenapa?"
"Tidak.Hanya saja Syarla tak bisa mengucapkan terima kasih juga tak membalas apa yang ia berikan.Tapi setidaknya syarla bisa mendo'akan keselamatannya selesai syarla sholat."
Senyum mengembang pada kedua sudut bibir Zain.Ia mengusak perlahan pucuk kepala Syarla yang tertutup oleh hijab berwarna putih.
"Namanya Taehyung.Kim Taehyung."Ucapnya penuh yakin.Sementara Syarla kini terdiam namun otaknya berusaha keras mengingat sesuatu.
"Sudah ya kakak berangkat dulu.Nanti ketinggalan angkot.Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsallam"Zain melenggang pergi meninggalkan Syarla yang masih terdiam ditempatnya.Masih dalam mode berpikir nya.
"Aku seperti pernah tahu nama itu."Syarla menggaruki kepalanya namun itu tak kunjung membantu ia memecahkan masalah.Akhirnya ia menyerah,mungkin itu hanya perasaannya saja.Kalung yang ada ditangannya disimpan dalam tas.Dan lagi saat ia hendak mengayuh pedal sepedanya,sesuatu menghentikannya.Bukan.Bukan karena ada seseorang yang memanggilnya lagi melainkan ketika kedua iris bening nya menatap novel tebal yang tengah tergeletak tenang pada keranjang sepedanya.Novel itu mengingatkannya akan sesuatu.Dan setelahnya yang terjadi adalah ia yang shock sendiri dengan mata yang terbuka lebar.
"Kim Taehyung?Apakah dia orang yang sama dengan tokoh di novel ini?"

Imam Dari Negri Para OppaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang