Setelah melaksanakan sholat maghrib berjamaah semua anggota keluarga berkumpul diruang tamu rumah Zain.Bedanya kali ini ada Syarla yang akan ikut dalam perbincangan penting tersebut.
Tapi aneh.Tiada satu patah katapun terucap,semuanya diam.Zain terheran menatap satu persatu dari mereka.Zain pikir mereka berkumpul disitu untuk membicarakan sesuatu,nyatanya semua hanya diam.
"Sebenarnya ada apa kita berkumpul disini?"Irham yang muak akan keheningan yang tercipta berinisiatif buka suara.Ia tahu kalau tiada uang memancing pembicaraan mungkin mereka akan saling diam entah sampai kapan.
"Begini nak.Kita berkumpul disini untuk membicarakan soal perjodohanmu dengan Zain."Gamblang Hasan yang sebelumnya didahului oleh tarikan nafas terpanjangnya.
"Perjodohan?"Zain syok mendengarnya.Sungguh ini diluar perkiraanya.Zain menatap ibunya, sementara itu Maryam balas memandang sayu sang putri.
"Tapi kenapa kami harus dijodohkan?"Irham menuntut alasan pada sang ayah.
"Dulu saat kalian masih kecil,ayah dan ayahnya Zain pernah berjanji bahwa kami akan menjodohkan kau dan Zain saat kalian dewasa.Kami pikir kalian kelak akan memiliki ikatan kuat dalam rumah tangga karena kalian yang telah dekat dan bersahabat sejak kecil.Dan juga kami ingin mempererat persahabatan dari 2 keluarga yang telah terjalin sejak lama."Hasan terdiam sebentar menghela nafas sejenak sebelum melanjutkan kalimatnya.
"Ayah menganggap itu adalah janji ayah pada ayah Zain.Dan kalian sekarang sudah dewasa.Ayah ingin menepati janji itu,karena perjodohan ini merupakan salah satu mimpi terbesar dari ayah Zain juga.Ayah harap kalian mengerti."Hasan tertunduk yang langsung diserbu oleh belaian halus Arin pada punggungnya.
Air muka Irham berubah.Sangat sendu.Menatap bergantian kedua orang tuanya dan ibu Zain yang menyembunyikan kesedihan mereka dalam tundukan kepala.Irham tahu ini pasti sulit untuk mereka.Zain menoleh pada ibunya.Hatinya sedikit berdenyut sakit melihat sang ibu yang tertunduk hampir menangis karena mereka yang membicarakan mendiang sang ayah beserta mimpi yang belum sempat terwujudkan.Zain meraih lengan kanan ibunya menggosoknya perlahan seolah memberi kekuatan pada sang ibu.Meski pada dasarnya hati Zain sendiri merasa sakit.Sangat sakit.Lebih sakit dari pada lututnya yang terluka karena jatuh saat kecil dulu.Ia bertanya tanya pada dirinya sendiri.Mengapa harus begini?Kenapa perjodohan ini datang saat Zain masih memiliki nama Taehyung dihatinya.Ia masih ingin Taehyung berada disana tapi perjodohan ini adalah keinginan terbesar sang ayah.Zain bimbang.Ia tahu bahwa Taehyung adalah sesuatu yang sangat mustahil ia gapai.Bahkan ada jutaan wanita diluar sana yang menaruh cinta yang sama pada Taehyung,tapi itu hanya cinta sepihak saja.Sama halnya seperti Zain yang hanya bisa mencinta tanpa bisa memiliki.Tapi ia juga tak berdaya, merubah posisi seseorang dihati bukanlah perkara hal mudah.Apalagi Taehyung memberikan kenangan yang begitu berkesan untuknya.Ingin sekali ia menangis saat ini juga.Tapi Zain tahu tempat.Jadi ia hanya diam menyembunyikan segala kegundahannya.
~•~
Suasana terasa sangat kaku.Bahkan Syarlapun tak berani angkat suara.Padahal biasanya ia adalah pencair suasana debat dalam kerja kelompok.Ia tahu ini bukan saat yang tepat untuk membual. Pembicaraan ini mengarah pada hal serius.Ini menyangkut masa depan kakaknya.
"Baiklah.Aku menerima perjodohan ini."Pernyataan tiba tiba dari Irham mengagetkan semuanya.
"Kau yakin nak?"Tanya Hasan memastikan dan Irham mengangguk.Pemuda tersebut memang telah membulatkan tekadnya untuk menerima perjodohan itu. Meski semua itu tak sepenuhnya dikehendaki hatinya tapi ia juga tak kuasa melihat ayahnya berhutang janji pada mendiang ayah Zain seumur hidupnya.Dan mungkin ini adalah salah satu cara untuk Irham menunjukkan baktinya pada kedua orang tua yang telah membesarkannya.Selain itu Irham juga ingin mewujudkan mimpi seseorang yang dulu pernah ia anggap ayah kedua.Amir,ayah Zain.
"Dan sekarang penentuannya ada pada dirimu Zain."
Semua mendadak menatap Zain.Gadis itu tertunduk memikirkan semuanya.Menimangnya baik baik keputusan mana yang akan ia pilih.Tapi tetap saja hatinya masih tak rela untuk menyetujui perjodohan ini.
"Zain......"
Ia menghela nafas panjang memejamkan matanya erat.Berharap keputusannya sudah benar dan tak akan mengecewakan pihak manapun.
"Menerimanya."
Binar kebahagiaan terpancar pada wajah kedua orang tua Irham dan ibu Zain.Sungguh sebuah kebahagiaan yang tiada bisa mereka jabarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Dari Negri Para Oppa
FanficCover by @MartaaYD_ "Tuhan selalu punya cerita indah, tentang bagaimana cinta dipersatukan. Antara tasbihku dan salibmu, Ada sebuah keajaiban. Bernama hijrah untukmu. Assalamualaikum Oppa. Selamat datang calon imamku, Pada cintaku dan indahnya agama...