Sebaik apapun seseorang menyembunyikan kebohongan pasti ada saatnya semua itu akan terungkap.Park Jimin harus mempertanggungjawabkan penuturannya pada Taehyung.Saatnya ia memberi penjelasan tentang kebohongan yang ia maksud.Lagipula tatapan penuh tuntutan dari Taehyung semakin mendesaknya untuk bicara.
"Sebelum aku menjelaskan semuanya aku ingin minta maaf padamu Tae.Kau mau memaafkan ku kan?"Tatapan Jimin memelas.
"Jelaskan dulu padaku Jim."Hembusan nafas kasar terdengar dari Jimin.Sepertinya sesuatu yang akan ia jelaskan teramat sensitif sehingga sukar untuk ia katakan.
"Sebenarnya yang terjadi beberapa bulan terakhir adalah skenario dariku."Jelas Jimin dengan kepala tertunduk.Ia tak ingin menampakkan wajahnya, tak siap bila melihat kemarahan dari Taehyung.Tapi sepertinya Jimin itu terlalu berlebihan.Ia takut Taehyung marah terhadapnya, tak tahu saja pemuda itu justru melongo dengan wajah blank.Otaknya memproses lambat kalimat Jimin, terlampau ambigu ia cerna kalimat tadi.Ia masih belum mengerti juga.
"Sebenarnya aku tak pernah marah padamu."
Mata Taehyung langsung membola saat kalimat itu meluncur," Lalu kenapa kau mendiamkanku?"Nadanya sedikit meninggi membutuhkan penjelasan yang sejelas jelasnya.
"Aku muak dengan kelakuan mu yang bahkan tak kunjung dewasa sama sekali."Sahut Jimin malah terdengar seperti sebuah gerutuan.Taehyung merengut.Apa maksudnya ia tak dewasa?bukankah semua anggota bangtan bertingkah kekanakan semua?Ia butuh keadilan.
"Yak apa yang kau bicarakan?Kau menyebutku tak kunjung dewasa, lalu kau sendiri itu apa?" Protes Taehyung, terselip ejekan untuk Jimin yang berhasil membuat anggota bangtan yang lain menahan tawa geli mereka.Anak anak berdebat dengan anak anak, bukankah hal yang lucu?
"Nadamu mengejek sekali.Kau mencoba menyebutku bantet yang kekanakan begitu?"sewot Jimin.Taehyung menutup mulutnya yang hampir menyeruakkan tawa.
"Kau sendiri yang mengatakannya." Suasana yang seharusnya tegang malah dibuat menggelitik seperti ini.Bukannya langsung pada intinya mereka malah berputar putar saling melempar ejekan.~•~
Jimin hanya memanyunkan bibirnya sembari menatap Taehyung yang sibuk menutupi tawanya.
"Jika kau terus tertawa aku pergi sajalah." ancam Jimin dan Taehyung berhenti tertawa.
"Kau belum menjelaskan padaku semua alasanmu main pergi saja." Cegah Taehyung saat Jimin beranjak dari tempatnya."Aku perlu tahu kenapa kau melakukannya.Tak tahukah karena kelakuanmu aku hampir frustasi setiap malam.Aku selalu mengulang kembali ingatan kebersamaan kita dan selalu menangis setelahnya.Jika kau tak marah padaku, kenapa kau menyiksaku seperti itu Jim?"Tatapan melunak.Teramat sendu.Menyiratkan akan betapa merasa terpuruknya ia karena kebisuan Jimin.
"Maafkan aku.Kau tahu sebenarnya itu juga berat bagiku.Tapi aku hanya ingin kau bersikap dewasa dan menyadari perasaanmu padanya." Tak kalah sendu jawaban yang dikeluarkan Jimin.
"Padanya?"Taehyung mengernyit. Jimin menatapnya lembut," Noona Kai."
"Kenapa kau melakukannya? Bukankah semua yang ada disini tahu kau menyukai Zain dan kau benar benar menyukainya."
"Semua yang ada disini memang tahu aku menyukainya.Tapi aku tahu bahwa kau juga menaruh perasaan padanya.Tatapanmu padanya sangat berbeda.Aku selalu melihat ada binar bahagia saat kau menceritakan sesuatu yang kau lalui dengannya.Kau bahkan tak pernah membiarkanku menyentuh gelang itu karena gelang itu adalah pemberian darinya.Bukankah itu cukup membuktikan bahwa kau mencintai Noona Kai?"Jimin menunjuk satu satunya gelang yang menghiasi tangan Taehyung.Taehyung hanya terdiam lalu menyadari ada yang tidak beres dengan kalimat Jimin.
"Darimana kau tahu gelang ini dari Zain?"Kejutnya tak percaya Jimin mengetahui gelang yang sedang ia pakai merupakan pemberian Zain.
"Aku menyaksikan sendiri ketika Noona Kai memberikan gelang itu diItaewon.Aku dapat melihat jelas wajah bahagiamu saat menerimanya.Ah kau selalu bahagia berada dekat dengannya.Sedari awal aku memang curiga bahwa wanita yang sering kau ceritakan dengan yang sering kucurhatkan adalah wanita yang sama.Dan ternyata benar mereka berdua adalah satu orang." Jimin menatap Taehyung tepat dimaniknayaa.
"Aku sadar betul bahwa Noona Kai telah memiliki tempat berarti dihatimu.Aku tahu pasti dadamu akan bergetar setiap kali berada di sampingnya, senyummu akan terkembang saat melihat segurat senyum terlukis juga pada bibirnya,aku yakin kau akan selalu mengingat bayang wajahnya setiap pertemuan kalian usai.Kau selalu merasa nyaman bersamanya dan ingin berada disampingnya lagi dan lagi.Benarkan?"Taehyung langsung bungkam dengan wajah yang berubah pasi.Apa yang dikatakan Jimin semuanya adalah benar.Semua itu ia rasakan bersama Zain.
"Diammu membuktikan bahwa semua itu benar.Tak sadarkah kau bahwa yang kau rasakan itu adalah sebuah perasaan cinta?"
"Tapi Jim bagaimana kau......" kalimatnya terpaksa dipotong oleh si pemuda park.
"Jangan lanjutkan kalimatmu.Kau ingin mengatakan bagaimana aku tahu semuanya.Aku juga merasakannya Tae.Aku paham betul apa yang kau rasakan padanya."Intonasi Jimin melembut namun terasa menyayat hati Taehyung.
"Memang benar aku menyukainya sejak pertama kami bertemu.Tapi kau yang terlebih dahulu memberikan kebahagiaan untuknya.Aku tak bisa egois dengan memperjuangkan seseorang yang telah memilih kebahagiaanya sendiri.Tae, Noona Kai itu bahagia bersamamu.Dia juga menyimpan secercah cinta dihatinya untukmu." Terang Jimin sementara mata Taehyung perlahan memanas.Beruntung sekali ia mengenal Jimin.Mungkinkah ia malaikat yang dikirim tuhan untuk Taehyung.Pemuda itu bahkan merelakan kebahagiaan yang bisa saja ia perjuangkan demi Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Dari Negri Para Oppa
FanfictionCover by @MartaaYD_ "Tuhan selalu punya cerita indah, tentang bagaimana cinta dipersatukan. Antara tasbihku dan salibmu, Ada sebuah keajaiban. Bernama hijrah untukmu. Assalamualaikum Oppa. Selamat datang calon imamku, Pada cintaku dan indahnya agama...