"Cinta memiliki kekuatan tersendiri untuk menghubungkan dua insan yang terpisah jauh seperti Adam dan Hawa."
--QueenGarritsen--
Ps: disini ada dua scene; yang satu mimpi Aalia dan kedua scene asli. Jadi yang dicetak miring itu scene mimpi Aalia.
Selamat membaca🤓
💊💊💊
GADIS itu berjalan. Menyusuri dinding putih yang tak berujung. Semuanya putih disini dengan cahaya-cahaya sejauh mata memandang. Entah ini lapangan atau ruangan. Disini hanya terdapat dinding putih dengan lebar tak terhingga, panjang tak terhingga, tingginya pun tak terhingga. Tidak ada matahari atau benda langit lainnya, pepohonan, tanah, bangunan, dan semacamnya.
Yang bisa ia rasakan hanya lantai putih. Dingin, halus, dan datar. Persis seperti pria itu. Pria yang berdiri di ujung pandangan matanya. Pria yang ada di penglihatannya terakhir kali sebelum ia menutup mata. Pria itu berdiri dengan tenang, menatap dirinya dengan ekspresi yang kosong.
Air mata jatuh dari pelupuk mata gadis itu.
"ADNAN!!" panggilnya sekuat tenaga. Suaranya menggema membantu pemiliknya agar sampai pada orang yang dituju.
Tidak ada jawaban atau respon lain dari pria itu. Pria itu masih saja menatapnya.
Gadis itu berlari. Mencoba untuk menghampiri pria itu. Dia berlari secepat mungkin, seakan takut tidak dapat meraih apa yang ia inginkan jika lambat.
Lima menit sudah dia berlari dengan napas yang sesegukkan. Tapi, dirasanya tidak juga menemui pria itu. Dia menatap ke arah depan. Pria itu masih saja di posisi yang sama. Ralat, gadis itu yang masih ada di posisi yang sama. Jarak mereka masih sama-sama jauh seperti semula. Tangisan gadis itu tambah berkoar.
"ADNAN, TOLONG!!" teriaknya lagi.
Tangan gadis itu menunjukkan tanda gerakkan.
"ADNAN, TOLONG, ADNAN!"
Gerakkan tangan itu tiba-tiba saja menjadi remasan pada seprai brangkar.
"ADNAN, JANGAN TINGGALIN GUE, ADNAN!"
Entah sejak kapan udara yang tadinya diam menjadi bergerak ke sana kemari. Membuat pusaran badai. Gadis itu melihat seorang wanita cantik yang muncul entah darimana. Wanita itu berjalan ke arah pria itu dan tidak butuh waktu lama tangan wanita itu sudah menggamit tangan si pria.
"ADNANNNNN!!" teriaknya lagi.
Gadis itu makin meraung saat melihat mereka berjalan makin jauh dari pandangan.
Tubuh Aalia menjadi tidak bisa diam. Dia bergerak kesana-kemari demi mengambil ruang untuk mencari oksigen. Kepalanya tertutup oleh sebuah bantal. Ralat, seseorang telah mencopot masker oksigen yang biasa terpasang di wajahnya dan menutupkan sebuah bantal ke kepalanya. Tangan gadis itu yang tadi meremas seprai brangkar terangkat untuk mencakar tangan iseng itu agar melepaskan bantal itu dari wajahnya.
"ADNAN, GUE BUTUH LO!" teriaknya dengan sangat sesegukkan. Hatinya sangat terasa teriris dan rasanya ia ingin mengeluarkan seluruh tenaganya untuk menangis.
"Aal, lo adalah penghalang dan penghalang harus segera dihancurkan." Orang itu mengeluarkan seringaian liciknya.
"Adnan," gumam Aalia tidak bertenaga. Tidak ada yang bisa mendengar gumamnya bahkan orang jahat itu. Dia memakai hoodie hitam yang menutupi kepalanya dan juga kacamata hitam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Pilihan Ayah (SUDAH TERBIT)
Romance"Wanita yang baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik pula." ??? Aku tidak percaya kalimat diatas. Mana mungkin sih laki-laki baik dengan wanita baik jika aku sendiri jahat dan harus dijodohkan dengan laki-laki sebaik...