"Beda rasanya jika diinginkan dan dibutuhkan. Jika diinginkan maka disukai, jika dibutuhkan hanya ada saat butuh, setelahnya tidak dipedulikan. Kamu lebih pilih yang mana?"
--Queen Garritsen--
Selamat membaca🤓
💊💊💊
HENING berada sendiri di ruangan ini. Hanya ada cahaya matahari yang menembus kaca jendela menerangi ruangan ini. Semenjak kecelakaan itu, aku hanya bisa diam dan tidur bahkan melamun. Rasa jenuh pun mulai menghampiriku.
Aku terkadang melamun. Iya, melamun. Menatap dinding kosong berwarna krem di hadapanku. Terkadang aku suka berimajinasi sendiri, apa yang akan aku lakukan di masa depan nanti. Impianku menjadi model terkenal. Wah, aku rasa aku akan menggeluti minatku itu lebih dalam lagi.
Namun, imajinasiku buyar.
Sekelebat bayangan akan mimpiku terulang kembali; dimana seorang wanita menggamit tangan Adnan dan membawa Adnan pergi menjauh dariku. Rasa sesak bahkan sangat kurasakan hingga saat ini. Padahal itu cuma mimpi. Rasa-rasanya itu adalah kejadian yang sangat nyata dan bukanlah sekedar mimpi.
Air mataku merosot tajam di kala aku mengingat juga ekspresi Adnan saat aku mengatakan bahwa aku mencintainya. Dia tidak berekspresi apapun. Tidak ada relief. Sangat datar, lebih parah dari biasanya.
Apa selama ini dia mengejarku hanya untuk memenuhi wasiat ayah semata-mata? Apa dia tidak mencintaiku? Apa dia ...,
"ARGHHH!!!" teriakku frustasi seraya mengacak rambutku.
Aku ingin sekali tidur. Tapi kasur ini dibuat tegak di kepala hingga aku hanya bisa duduk sambil bersandar. Aku tidak bisa menurunkan kepala kasur ini karena aku belum bisa turun dari tempat tidur ini. Aku juga tidak terlalu mengerti bagaimana cara menurunkannya. Mama Sarah sedang menemani Pinkan tidur di hotel karena dirasa Pinkan mulai demam akibat kurang tidur. Sedangkan Adnan, dia mengantar mereka dari 30 menit lalu dan belum juga kembali.
Pikiranku kalut. Aku ingin sekali melihat wajah Adnan kembali dan memaksa dia untuk menikahiku. Tapi jika pernikahan ini tanpa cinta, apakah akan seindah dengan kehidupan di dongeng Cinderella setelah ia menikah dengan Pangerannya? Apakah akan seindah Putri Salju yang tidak berbuat apa-apa namun tiba-tiba seorang Pangeran membuatnya terbangun dari tidur panjangnya lalu hidup bahagia bersama? Atau Putri Aurora yang mendapat kutukkan tertidur lalu dia menikah dengan Pangeran tampan yang entah ia kenal atau tidak.
Astaga, pikiran ini tidak bisa tenang walau sedetik saja.
Belum juga aku memejamkan mata untuk membuatku tertidur dan sedikit menenangkan pikiran, mataku terbuka lagi saat merasakan ada seseorang yang menatapku melalui jendela kecil di pintu kamar ini. Aku membulatkan mata. Tubuhku menegang, bergetar, dan mengeluarkan keringat. Jantungku bekerja lebih cepat. Tatapan tajamnya satu-satunya yang bisa kulihat.
Dia menggunakan hoodie hitam dengan masker mulut di wajahnya. Dia0 menatapku tanpa mengedip sedangkan aku gemetar ketakutan.
Aku tidak tahu itu hantu, setan, jin, atau sebangsa mereka. Tangan kanannya terangkat dan memperlihatkan sebilah pisau. Pergelangan tangannya terdapat luka yang masih lumayan basah akibat luka sobek yang cukup dalam. Aku yakin luka itu disebabkan oleh benda tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Pilihan Ayah (SUDAH TERBIT)
Romance"Wanita yang baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik pula." ??? Aku tidak percaya kalimat diatas. Mana mungkin sih laki-laki baik dengan wanita baik jika aku sendiri jahat dan harus dijodohkan dengan laki-laki sebaik...