𖥸.PROLOGUE

11.4K 655 21
                                    

H A P P Y R E A D I N G
ᨳ᭬ĭ﹀︶⏝꒷꒦꒷⏝︶﹀ĭɞ

°•°

Seorang perempuan berparas cantik dengan santainya berjalan lurus ke depan dengan sebuah tongkat panjang di tangannya. Tongkat itu sering kali mengeluarkan bunyi sebagai arah jalannya.

Tak sedikit siswa bahkan siswi memperhatikan perempuan tadi, tatapan-tatapan dengan bumbu merendahkan.

"Sepertinya dia buta."

"Murid baru kita ternyata tidak bisa melihat. Lucu sekali."

"Lihatlah dia! Jalan saja harus pakai tongkat. Dasar buta!"

Ia mendengar semua hinaan itu, namun hatinya berusaha untuk sabar. Ingin melawan pun ia tak bisa.

Langkah kaki pun ia percepat untuk menghindari cacian serta hinaan para siswa dan siswi. Hatinya sudah cukup teriris mendengarnya.

Bruk

"Hey???"

"Ah, maaf.  Aku tidak sengaja."

Perempuan tadi meminta maaf kepada orang yang ia tabrak barusan dengan membungkukan badannya.

"Gak papa," jawabnya, "lo murid baru itu kan?"

"Kok tau?" herannya.

"Nebak aja sih. Kenalin, gue Hyunjin, Hwang Hyunjin. Lo?" Hyunjin mengulurkan tangannya.

"Raehyun, Lee Raehyun." jawab Raehyun tanpa membalas uluran tangan Hyunjin karena memang ia tidak tau kalau lelaki berbibir tebal itu mengulurkan tangannya.

'Sombong sekali.' batinnya tanpa tahu sebenarnya.

Hyunjin menurunkan jabatan tangannya kembali dengan tatapan kecewa dan kesal.

"Bisa minta tolong?"

Mata Hyunjin yang tadinya menatap lapangan kini beralih fokus, "apa?"

"Anterin aku ke ruang kepala sekolah," jawab Raehyun. Tatapannya masih sama.

Kosong.

Seakan tak tau ada apa di depannya. Ini membuat Hyunjin heran.

Hey oknum HHJ apa kau tidak sadar tongkat yang dia bawa?

"Kenapa harus gue?" nada Hyunjin terdengar sinis. Tatapannya kembali lagi ke lapangan tempat para anak lelaki sedang bermain basket.

"Kamu keberatan? Oke, baiklah." Raehyun tersenyum. Tapi Hyunjin sama sekali tidak menatapnya.

Raehyun yang merasa Hyunjin memang keberatan karena lelaki itu sama sekali tidak menjawab pertanyaannya berjalan menjauh dengan tongkat yang masih berada di genggamannya.

"Sudah sombong, mau minta tolong pula. Dasar manusia." gerutu Hyunjin.

Setelah itu, kaki jenjangnya mulai berjalan melewati koridor hingga sampailah ia ke kelasnya.

Suasana yang sangat berbeda.

Karena sekarang tak ada seorang pun yang ingin berteman bahkan dekat dengannya. Hanya disebabkan oleh penyakit dalam dirinya yang baru saja diketahui dua bulan lalu.

"Argh—"

Lagi-lagi ia harus memakai obat-obatan itu disaat yang tak tepat.

Hyunjin mengambil beberapa pil obat yang berada di kantong seragamnya. Tangan kirinya sibuk mencengkram dadanya yang terasa sakit selagi tangan kanan sedang mencari obat.

Penyakit jantungnya kambuh.

"Lihat dia, sudah miskin, penyakitan lagi." ucap salah seorang perempuan.

"Benar juga, kasian sekali dia. Hahaha." cewek yang lain pun membalas lalu tertawa lepas setelahnya.

"Jangan digangguin dong!" seorang perempuan lain datang entah darimana.

"Entar dia mati jantungan di kelas. Kan gak seru. Di luar sekolah aja lah." Sambungnya.

Genggaman tangan Hyunjin mengeras akibat emosi yang telah terpancing. Ini benar-benar membuatnya emosi. Ingin sekali ia memukul wajah itu satu persatu kalau mereka bukanlah seorang perempuan.

Sebisa mungkin Hyunjin menahan dirinya. Lagi.

P R O L O G U E  E N D
ᨳ᭬ĭ﹀︶⏝꒷꒦꒷⏝︶﹀ĭɞ

(n.) jadi kawan, setiap chapter memang hanya berisi 300-400 word. Terima kasih atas jejak yang diberikan !

[1] Gone ーHyunjin [ON REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang