🦋͓ꦿ݉ᐧChapter 20๑᩿᩿ᨗ࿐

1.8K 242 2
                                    

Raehyun berdiri di balkon kamarnya, sedari tadi ia kembali memikirkan kalimat Hyunjin.

"Aku, Hwang Hyunjin, dengan yakin seyakin yakinnya bahwa kamu, Lee Raehyun, bisa kuat buat menghadapi kejinya manusia."

Lagi-lagi Raehyun tersenyum membayangkannya. Lelaki itu benar-benar membuatnya jatuh hanya dengan sebuah ucapan penyemangat untuknya.

Raehyun sangat ingin melihat bagaimana rupa Hyunjin, dalam pikirannya ia membayangkan kalau lelaki itu pasti memiliki wajah yang tampan dengan proposal badan yang ideal.

"Aku harap kita bisa sama-sama terus," gumam Raehyun.

Entah kenapa malam ini Raehyun merasa bahagia sekali, walau di hatinya ada sedkikit perasaan khawatir. Ia sendiri pun tak tau ia khawatir karena apa.

"Belum tidur?"

Suara Yuna membuat Raehyun perlahan membalikan badannya menghadap asal suara tadi.

"Belum ngantuk, ma." jawab Raehyun seadanya.

"Besok sekolah lho? Nanti telat." ucap Yuna lembut.

Akhirnya Yuna dengan ulasan senyumnya menggandeng Raehyun pergi ke kasurnya.

"Lagi mikirin apa, hm?" tanya Yuna.

Raehyun hanya menggeleng pelan sambil tersenyum,"gak mikirin apa apa kok, ma."

"Kalau gitu tidur, ya?" Yuna mengecup dahi anaknya.

"Oke."

°•°

Senyuman Hyunjin merekah saat menemukan Raehyun. Berkat ucapan ayahnya, ketakutan untuk mencintai mulai ditaklukannya.

Jadi kan dirimu ada sampai waktu membuatmu tiada.

Kiranya begitu yang dapat ia simpulkan. Selagi Hyunjin masih diberikan waktu oleh tuhan, maka selama itu pula ia akan menjadi yang terbaik di depan semua orang yang ia sayangi.

"Rae!!" panggil Hyunjin sedikit berteriak.

Raehyun yang merasa namanya dipanggil, langsung mencari asal suara itu berasal. Ia yakin suara itu adalah suara Hyunjin.

"Ayo aku anter ke kelasmu," Hyunjin menarik tangan Raehyun, atau kali ini menggandengnya.

Petrus jakandor ya, Jin.

Raehyun tentu saja tak bisa menolak gandengan Hyunjin, setidaknya ia merasa tidak sendirian di sekolah yang ternyata sama kejamnya dengan sekolah dulunya.

Tadi saja ia sempat terjatuh karena kakinya disandung oleh salah seorang siswi.

Setelah mengantar Raehyun ke kelas khusus nya, Hyunjin balik ke kelasnya. Saat ia masuk, seluruh penghuni kelas memerhatikannya dengan tatapan sinis, termasuk Jeno.

Hyunjin sama sekali tidak memedulikan semua tatapan itu. Jeno yang masih merasa geram pada Hyunjin karena kejadian beberapa hari yang lalu, menghampiri lelaki itu.

"Heh, Hyunjin!" Jeno menarik kerah baju Hyunjin degan cengkraman.

Hyunjin hanya membuang muka. Benar-benar membuat Jeno semakin kesal padanya. Kepalan tangan Jeno pun siap melayang kapan saja ke wajah Hyunjin, lagi.

"Gara-gara kembaran sialan lo itu, Siyeon jadi sakit!" bentak Jeno.

"Lee Jeno, Lee Jeno, apa lo gak sadar? Raehyun juga sakit gara-gara jalang it-

Buk

Dengan sekali tonjokan keras Jeno, Hyunjin langsung tersungkur ke lantai.

"Sekali lagi lo manggil Siyeon jalang, lo bakalan mati di tangan gue, Hwang Hyunjin!" Jeno semakin marah besar.

Dengan tenangnya Hyunjin berdiri sambil tersenyum smirk.

"Kematian ada di tangan Tuhan, lo gak berhak buat nentuin. Sekalipun lo mukulin gue, kalau bukan takdirnya gue mati, ya gak bakalan." tutur Hyunjin santai.

Napas Jeno sedari tadi beradu cepat karena tengah menahan segala emosinya.

Jeno kembali melayangkan kepalan tangannya, namun Hyunjin lebih dulu menangkisnya.

Mereka saling bertatap-tatapan seakan akan ada api di mata mereka berdua. Di hati mereka sama sama tersimpan dendam.

"Gue lagi males mukulin orang sekarang, tapi lo malah mancing gue, Jen." ucap Hyunjin.

Buk

Jeno terkena pukulan Hyunjin di bagian perutnya. Tatapannya terlihat sangat mematikan. Jeno bahkan merasa sedikit aneh melihat tatapan itu.

Selama ia bertengkar dengan Hyunjin, tatapannya tak pernah mematikan seperti ini. Tatapan itu seakan memberitahu kalau hasratnya sekarang adalah ingin membunuh, haus akan darah.

"Hah..." Hyunjin tiba-tiba kebingungan.

Dengan segera Hyunjin berlari keluar. Hyunjin kalap sekarang.


To be continued


Dabel apdet ea

[1] Gone ーHyunjin [ON REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang