🦋͓ꦿ݉ᐧChapter 18๑᩿᩿ᨗ࿐

1.9K 254 4
                                    

Hari ini keluarga hwang kedatangan tamu spesial dari keluarga Lee. Siapa lagi kalau bukan Raehyun dan juga Minho. Mereka semua menyambut kedatangan putra putri Lee dengan senang hati.

Terlebih bagi Hyunjin dan juga Eunbi mungkin.

Alasan Minho dan Raehyun kemari hanya karena mendapat undangan makan dari Minhyun. Awalnya ia ingin mengajak Seokmin dan Yuna juga, tapi sepertinya suami istri tersebut sedang sibuk.

Minhyun mengadakan makan malam bersama ini juga ada tujuannya. Sebagai tanda terima kasih kepada perusahaan milik keluarga Lee yang sudah menaikan pangkatnya dan juga pada Minho yang ikhlas mengajari Hyunjin bermain piano.

Suasana saat menyantap makanan sangat tenang. Si kembar Hwang juga sangat tumben tidak bertengkar hanya karena makanan. Mungkin Hyunjin ingin menjaga image di depan Raehyun.

Entahlah.

Eunbi rupanya juga sedang menjaga image baiknya di hadapan Minho. Walau ia sudah sadar bahwa Minho malah memilih Sakura sebagai tambatan hatinya. Tapi setidaknya Eunbi masih bisa dekat dengan Minho meski dengan status hanya sahabat.

Selama makan, Hyunjin sibuk memerhatikan Raehyun bukan piringnya. Ia kembali teringat ucapan Raehyun saat di sekolah.

Jika ia bisa berjanji untuk meyakini bahwa Raehyun kuat, tapi berjanji untuk selalu ada di sisi seakan sangat sukar untuk ditepati.

Selesai acara makan bersama, Minho dan Raehyun pamit pulang pada keluarga Hwang.

"Entar mampir juga ya ke rumah kami. Sekalian balas budi." tawar Minho.

"Diusahakan ya, nak Minho." jawab Minhyun.

"Kita pulang dulu, om. Makasih." ucap Raehyun sambil membungkukan badannya sopan, begitu juga dengan Minho.

"Hati hati,"

°•°

Hyunjin sekarang sedang tiduran di karpet depan tv-nya. Dapat dilihat kalau anak itu sedang merasa galau karena sedari tadi yang ia lakukan hanyalah guling guling tak jelas. Minhyun yang gemas sendiri melihatnya, sontak menghampirinya dan duduk di samping anaknya.

"Lagi sedih nih ceritanya? Kenapa sih? Cerita sini," pinta Minhyun.

"Yah, salah gak sih suka sama orang yang kekurangan fisik saat aku menderita penyakit?" tanya Hyunjin seketika.

Minhyun langsung mengerti maksud anaknya,"kamu suka sama Raehyun?"

Hyunjin hanya diam ditanyai seperti itu. Tandanya itu benar.

"Nak, gak salah buat suka sama siapapun. Gak ada peraturan jika salah satu insan berpenyakit maka insan yang menjadi pasangannya harus sempurna supaya bisa saling melengkapi," Hyunjin terpaku seketika mendengar penuturan ayahnya.

"Yang benar dari maksud saling melengkapi adalah menjadikan kekurangan dari kedua insan sebagai jalur untuk bersama selamanya. Karena ini soal sebuah kebersamaan yang ditakdirkan oleh tuhan, kita gak bisa campur tangan. Biarkan tuhan yang mempertemukan dengan kita yang hanya perlu menjalankan." sambung Minhyun.

Hyunjin benar-benar merasa speechless mendengar ucapan ayahnya.

Kehidupan di masa depan ada di tangan tuhan. Ia tak berhak untuk mengatur sesuai keinginan. Bahkan untuk mengetahui ia masih ada di hari esok masih menjadi rahasia.

Hyunjin terlalu takut untuk mencintai Raehyun jikalau ia akan pergi meninggalkan perempuan itu sebagaimana bundanya yang pergi mendahului ayahnya.

To be continued

Nangningningnangeu

[1] Gone ーHyunjin [ON REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang