🦋͓ꦿ݉ᐧChapter 12๑᩿᩿ᨗ࿐

2.1K 362 25
                                    

Udah bisa mandiri kan buat mencet tombol bintang?


°°

Raehyun turun dari mobil Minho setelah pintu itu terbuka. Perempuan itu pamit terlebih dahulu ke kakaknya. Namun, Minho tiba-tiba menahan lengan adiknya.

"Kakak anter ke kelas, ya? Kamu belum beli tongkat baru soalnya. Entar jatoh," tawar Minho.

Awalnya Raehyun ingin menolak, tapi ia berpikir kembali. Kalau dia berjalan sendiri tanpa tongkat, ada kemungkinan ia akan terjatuh atau tersandung. Entah itu karena benda sekolah atau ulah para siswa yang tidak menyukainya.

"Oke."

Minho berjalan sambil menggandeng tangan Raehyun. Di sepanjang lorong kelas, mereka menjadi bahan sorotan. Atau mata para siswa yang hanya tertuju pada visual Minho.

Lelaki itu benar-benar menawan dengan hoodie di badannya. Rambutnya ia biarkan tertiup angin dengan ekspresi wajah bak seorang pangeran. Belum lagi saat Minho menyapa beberapa siswi disana hanya dengan sebuah senyuman.

Segerombol siswi berteriak histeris saat Minho dan Raehyun menghampiri mereka. Alasan Minho menghampiri adalah ingin bertanya letak kelas adiknya.

"Dari sini belok kanan aja, kak. Nanti ada tulisannya kok,"

Minho tersenyum,"makasih."

Sepeninggal Minho dan Raehyun, segerombol siswi tadi langsung terpana, terdiam, teraweu-aweu.

Minho itu indah. Dia sempurna.

Sampai saya sendiri merasa tak percaya bahwa ada manusia setampan itu.

Setelah menemukan kelas khusus Raehyun dan mengantarkan adiknya masuk ke dalam, ia pamit pulang.

Namun, di depan pintu, Minho menemukan seseorang yang sudah tidak asing lagi baginya.

"Hyunjin?"

Lelaki bertubuh bongsor itu menengok saat namanya dipanggil,"Bang Minho? Kok disini?"

"Itu tadi nganterin Raehyun ke kelas. Tongkatnya kan patah, tapi belum beli lagi."

Hyunjin hanya mengangguk-ngangguk paham. Minho terdiam sebentar menatap Hyunjin. Entah kenapa hatinya mengatakan dari seluruh siswa yang ia temui tadi, hanya Hyunjin yang dapat meyakinkannya untuk menjaga Raehyun.

"Boleh gue minta tolong gak sama lo?" Tanya Minho sedikit sungkan.

"Tolong apa?"

"Gue ngerasa sekolah ini kayak sekolah Raehyun yang dulu, para murid selalu nge-bully dia. Tapi gue percaya sama lo, lo baik. Jadi gue bisa minta tolong buat jagain Raehyun selama di sekolah?" kata Minho, ia merasa tidak enak telah menyuruh Hyunjin sesuka hati.

"Kalau gak mau ya-

"Siapa bilang? Gue bersedia kok, bang. Tanpa lo suruh juga gue bakalan jagain Raehyun." sela Hyunjin.

Minho melihat kesungguhan dan ketulusan Hyunjin dari manik matanya itu.

"Makasih, hyunjin."

Hyunjin hanya tersenyum menanggapinya sampai matanya tak terlihat.

"Tapi, gue juga minta lo buat jagain kak eunbi ya? Jangan sampe dia galau hanya karena lo, bang." tutur Hyunjin mulus. Seandainya ada Eunbi disini, tentu saja sebuah jitakan penuh kasih sayang akan mendarat sempurna di jidatnya.

Minho terkekeh setelah mengerti apa yang dimaksud oleh oknum hyunjin ini.

"Bilang ke kakak lo, gak usah galauin pangeran. Cowok masih banyak." Minho pergi berlalu meinggalkan Hyunjin.

"Ehhh???? Sepertinya benar kalau diantara mereka ada sesuatu." gumam Hyunjin.


To be continued

Aku masih sawan sama mv terbaru skz:(

[1] Gone ーHyunjin [ON REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang