🦋͓ꦿ݉ᐧChapter 10๑᩿᩿ᨗ࿐

2.3K 331 8
                                    


Sider = Bintilan:)

R u ready?

Okey, story begin

.

"Raehyun?"

Hyunjin melepas almameternya lalu memasangkannya ke Raehyun. Perempuan itu sangat kedinginan karena tumpahan es.

"Ini gue Hyunjin. Pake, ya?"

Raehyun hanya diam menyetujui tawaran Hyunjin. Ia kembali trauma karena kejadian barusan. Bibirnya bergetar hebat. Semua memori kelam di sekolahnya dulu kembali terputar.

Raehyun ketakutan. Kedua tangannya mencengkram rambutnya dengan kedua kaki yang ia lipat.

"Rae?"

"Pergi. Pergi. PERGI!!" ucap Raehyun entah sadar atau tidak. Matanya tertutup rapat dengan air mata yang membasahi kedua pipinya.

Hyunjin terkejut mendengar bentakan Raehyun,"ini gue, Rae."

"Jangan ganggu aku. Jangan ganggu. Jangan. Jangan. Pergi. Ku mohon pergi. Pergi. Hiks- pergi..." suara Raehyun melemah.

Hyunjin yang merasa kasihan dengan Raehyun, memeluk perempuan itu untuk menenangkannya.

"Ssst, jangan takut. Ada gue. Mereka udah pergi." Hyunjin mengelus bagian belakang kepala Raehyun.

Isakan Raehyun mulai mereda seiring Hyunjin yang mempererat pelukannya. Semenit kemudian, barulah Hyunjin melepas pelukannya.

"Keep smile!"

Raehyun perlahan mengangkat ujung bibirnya membentuk sebuah senyuman yang sangat manis bagi seorang Hyunjin.

Untuk pertama kalinya, Hyunjin jatuh hati hanya karena sebuah senyuman.

"Makasih ya, hyunjin."

Hyunjin ikut tersenyum,"sama-sama."

Mereka berdua, tidak, hanya Hyunjin yang menatap mata Raehyun dalam. Tatapan itu tampak kosong tapi sangat teduh di hatinya.

Tatapan kosong itu mampu membuat Hyunjin candu.

"Ayo, pergi ke rooftop." ajak Hyunjin.

°•°

Hembusan angin yang menerpa kulit wajah, mengiringi suasana hening yang mereka alami. Sama sekali tak ada pembicaraan disini karena antara Hyunjin ataupun Raehyun merasa awkward.

Hyunjin sangat membenci suasana ini.

"Eung, Rae?" panggil Hyunjin.

"Iya, Hyunjin?"

Ah, kenapa suaranya sangat lembut dan menenangkan. Ini membuat Hyunjin semakin jatuh kepada perempuan di sampingnya.

"Udah baikan?"

Raehyun terkekeh mendengarnya,"emangnya aku sakit ya?"

"Bukan kamu, melainkan hatimu, masih sakit gak?" ucap Hyunjin gugup sampai tak sadar kalau ia memakai kata ganti aku-kamu kepada Raehyun.

Raehyun menundukan kepalanya sebentar lalu mengehela napasnya.

"Udah enggak kok," kata Raehyun. Ia berbalik ke kanan. Tangannya meraba letak tangan besar Hyunjin.

Insting Raehyun sangat peka, maka dari itu ia dengan cepat dapat memegang kedua tangan besar Hyunjin.

"Sekali lagi, makasih banyak ya, Hyunjin."

Dengan perlakuan seperti ini tentu saja membuat jantung Hyunjin tak karuan. Tak mungkin ia akan kambuh disaat seperti ini.

Raehyun benar-benar membuatnya jatuh sekarang.

"Sama sama, Rae."

Hyunjin tersenyum manis seraya menatap manik mata Raehyun. Wajah polos Raehyun membuat Hyunjin sangat ingin melindunginya. Entah apa yang ia rasakan sekarang, tapi Raehyun sangat mampu membuat hati keras Hyunjin melunak hanya dengan tatapan itu.

Tatapan Raehyun sangat menenangkan, begitu pula dengan senyuman dan tutur katanya. Perempuan ini sangat sempurna di mata Hyunjin.

"Astaga, maaf, Hyunjin." Raehyun melepas genggaman tangannya.

Pipi Raehyun memerah. Dan lagi-lagi Hyunjin semakin jatuh akan pesona itu. Ia berharap 'jatuh'-nya kali ini tidak berakhir dengan sesuatu yang memilukan.

To be continued

[1] Gone ーHyunjin [ON REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang