🦋͓ꦿ݉ᐧChapter 15๑᩿᩿ᨗ࿐

2K 267 4
                                    

"Dek? Tumbenan pake lengan panjang?" tegur Minho saat melihat adiknya memakai baju panjang.

"Gak papa kok," jawab Raehyun yang lalu duduk di samping Minho. Sebelum itu ia meletakan tongkat barunya di senderan sofa.

Minho menengok ke arah adiknya, wajah Raehyun terlihat sedang sedih atau mungkin kelelahan.

"Kamu kenapa?"

"Hah? Gak kenapa-kenapa kok, kak." kata Raehyun.

Entah untuk keberapa kalinya ia berbohong, tapi ini supaya ia tak dianggap lemah di mata orang-orang khususnya keluarganya.

"Rae, kalau kamu kenapa kenapa, bilang aja sama kakak. Gak usah nyembunyiin, sebi-

"Kak minho kok sama kayak papa? Kak, aku udah dewasa. Aku tekankan, kalau aku punya masalah aku bakalan usaha buat ngadepinnya. Aku gak selemah yang kakak kira." kata Raehyun yang sedang merasa emosi kepada keluarganya.

Dia kuat tapi kenapa keluarganya sendiri tidak mempercayai hal itu?

"Maaf,"

Tapi, semarah apapun Raehyun, ia tidak akan pernah bisa untuk benar-benar marah dan kecewa.

"Kak Minho, please, biarin aku buat milih jalan masalahku sendiri." pinta Raehyun. lagi.

"Tapi seenggaknya kamu cerita sama kakak."

Raehyun menghela napasnya pelan,"aku usahain."

°•°

Minhyun sekarang tengah memarahi Hyunjin setelah sadar akan luka yang bertengger indah di ujung bibir anaknya.

"Kamu tengkar sama siapa?"

Entah untuk keberapa kalinya Minhyun melontarkan pertanyaan itu, namun Hyunjin sama sekali tak menjawabnya.

"Yah, udahlah. Aku kan cowok, biasalah kalau tengkar." Hyunjin mengelak. Ia sudah bosan mendengar omelan ayahnya.

Minhyun hanya bisa mengacak rambutnya pusing. Seingatnya ia dulu tidak pernah bertengkar dengan temannya, tapi anaknya? Ah entahlah dia dapat gen dari mana. Mungkin ini keturunan dari kakak iparnya, Hoseok.

"Maafin ya, yah?" mohon Hyunjin.

"Iya."

Setelahnya Hyunjin memeluk Minhyun erat seperti koala,"sayang ayah."

Selama Hyunjin memeluk Minhyun, Eunbi lewat di dekat mereka dan membuat Hyunjin teringat sesuatu.

"Kak Eunbi, kata Bang Minho, gausah galauin dia soalnya cowok kan masih banyak." ucap Hyunjin.

Percayalah, posisi Hyunjin sekarang masih memeluk Minhyun.

Wajah Eunbi memerah mendengarnya. Apa apaan ini.

"Cie cie cie cie cie ditolak cie cie cie." goda Hyunjin.

Eunbi yang kesal langsung menghampiri Hyunjin. Tapi lelaki itu keburu kabur ke kamarnya.

"HWANG HYUNJEAANN!!!"

Di dalam kamar, Hyunjin tertawa mendengar teriakan kakaknya. Senang sekali rasanya menggoda Eunbi.

"Ngapa, Jin?" tanya Yeji yang sedang rebahan sambil bermain handphone.

Hyunjin menghampiri Yeji dsn memaksakan badannya untuk bergabung dengan Yeji di kasur.

"Itu kak eunbi murka abis gue ejekin."

"Emang diejekin apa?"

"Bukan ngejekin sih, tapi ngasih tau fakta." kata Hyunjin yang sekarang sibuk mengambil guling Yeji,"anjir bau iler."

"Fakta apaan?" Tanya Yeji lagi. Beruntung ia tak mendengar ucapan Hyunjin di akhir.

"Ditolak bang Minho."

Yeji kaget,"weh? Ditolak? Pantes ngegalau aja dari kemaren. Tau dari mana lo?"

"Bang Minho sendiri, tadi pagi ketemu waktu dia nganter Raehyun." jawab Hyunjin.

"Hah? Gimana gimana?" Yeji bingung, bagaimana Minho bisa mengantar Raehyun.

"Raehyun itu adeknya bang Minho, Ji." kata Hyunjin datar

"Oh gitu."


To be continued

[1] Gone ーHyunjin [ON REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang