𖥸.BAGIAN 02

4K 484 12
                                    

H A P P Y R E A D I N G
ᨳ᭬ĭ﹀︶⏝꒷꒦꒷⏝︶﹀ĭɞ


"Minho, jemput adekmu."

Yang disebut namanya langsung menoleh ke arah suara seorang wanita. Handphone-nya pun segera ia simpan di saku bajunya.

"Iya, Ma."

Minho mengambil kunci mobil miliknya lalu pamit sebelum berangkat menjemput sang adik.

Tidak ada supir di rumah ini, karena itu adalah permintaan dari sang kepala keluarga sendiri.

Mobil sedan berwarna hitam keluar dari garasi rumah milik keluarga Lee. Rumah mereka lumayan mewah dengan interior serba putih modern. Sehingga kesan rumah itu terlihat sangat elegan.

Pepohonan pun ikut serta menghiasi lingkungan rumah keluarga Lee yang merupakan pemilik perusahaan besar di Korea.

Jangan diragukan lagi sekaya apa keluarga ini.

Namun sayang, si bungsu Lee menderita penyakit kebutaan sejak lahir dan sampai sekarang belum menemukan pendonor mata yang cocok.

Raehyun selalu dibully oleh teman-temannya walau tau ia adalah anak dari seorang konglomerat. Ia selalu diejek kalau dia hanyalah anak yang dipungut oleh keluarga Lee.

Seokmin dan Yuna baru mengetahui anaknya sering dibully pada saat Raehyun menginjak kelas 10. Itu alasan ia dipindahkan dari sekolah lamanya. Lalu berharap sekolah yang baru dapat menerimanya.

Minho, sebagai kakak laki-laki, tentu sangat menjaga adiknya itu. Ia sangat menyayanginya. Tak akan dia biarkan adiknya terluka lagi.

"Dek? Ayo pulang." Minho menuntun adiknya untuk masuk ke dalam mobil. Raehyun menurut saja.

Setelah itu, Minho memasangkan seatbelt Raehyun lalu dirinya. Mobil secara perlahan mulai menerapkan teori Gerak lurus berubah beraturan dipercepat dan setelahnya melaksanakan teori Gerak lurus beraturan.

"Gimana hari pertamanya?"

Raehyun terdiam sejenak. Haruskah ia memberitahu kalau semua teman sekelasnya, ah tidak, seluruh siswa di sekolah barunya juga sama seperti para siswa di sekolah lamanya.

Kecuali lelaki waktu itu. Hm, walau ia sedikit sinis dan tak ingin membantunya.

"Kok diem? Kayak dulu lagi ya? Kalau gitu lebih baik kamu home scho–

"Gak kok, kak. Mereka baik semua. Tadi ada yang sempet kenalan juga sama aku." ucap Raehyun setengah berdusta dan setengah jujur.

"Beneran? Siapa namanya?" tanya Minho lagi.

"Ada deh."

"Wah, cowok ya? Cie." goda Minho.

Raehyun tersipu malu mendengarnya. Lagi pula kenalan dengan salah seorang siswa bukanlah kebohongan belaka.

Minho pun akhirnya fokus ke arah jalanan. Beberapa menit kemudian ia melihat ada jajanan kecil kecilan di pinggir jalan. Ia berniat untuk mampir sebentar disini sebagai traktiran kepada Raehyun.

"Dek, ayo turun. Kita jajan dulu sambil nikmatin angin malam." Minho membukakan pintu mobil di sebelah kiri setelah ia keluar dari mobil.

Raehyun turun dengan hati hati sambil memegangi tangan Minho sebagai tumpuan. Minho dengan senang hati menuntun Raehyun untuk duduk di salah satu bangku panjang selagi ia memesan beberapa jajanan untuknya dan adiknya.

10 menit berlalu, akhirnya Minho kembali bersama makanan serta minuman di tangannya. Ia segera duduk di samping Raehyun.

"Langitnya indah, banyak bintang." gumam Minho tanpa sadar.

Raehyun terdiam sendu. Ucapan Minho membuatnya sedih karena ia tak bisa melihat sebetapa indahnya ciptaan tuhan.

"Aku mau lihat juga," air mata Raehyun seketika jatuh.

Semenjak lahir sampai umurnya menginjak usia 16 tahun, Raehyun sama sekali tidak pernah melihat warna warni dunia. Yang ia lihat hanyalah sebuah warna hitam kelam di dalam penglihatannya.

Ia sangat berharap. Sangat sangat berharap kalau ia akan sembuh dan dapat melihat semua ciptaan tuhan, bukan hanya dapat merasakannya.

"Maaf."

  B  E  R  S  A  M  B  U  N  G
ᨳ᭬ĭ﹀︶︶⏝꒷꒦꒷⏝︶︶﹀ĭɞ

(n.) Terima kasih atas jejak yang diberikan


[1] Gone ーHyunjin [ON REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang