Hyunjin mengamuk sekarang. Ia ingin kabur dari rumah sakit untuk mencari Raehyun tapi tidak diperbolehkan. Alhasil, dokter menyuntikan obat bius untuknya.
Minhyun mengacak rambutnya, ia sudah sangat pusing sekarang.
"Yeji, seberapa berpengaruh Raehyun ke Hyunjin?" tanya Minhyun.
Yeji memerhatikan ayahnya sebentar lalu menghela napasnya.
"Raehyun itu kelemahan Hyunjin."
Minhyun diam setelahnya. Dia paham maksud dari anaknya. Ternyata sifat bucinnya dulu turun ke Hyunjin.
"Yah, aku keluar dulu ya. Mau cari angin." pamit Yeji.
Minhyun mengangguk. Yeji pun langsung pergi keluar. Ia ingin berjalan-jalan sekalian ingin mencari makanan ringan. Perutnya keroncongan sekarang. Tapi langkahnya terhenti saat melihat para perawat yang sedang berlarian membawa seorang pasien dengan luka melepuh ditangannya. Itu sangat mengerikan.
Sebentar, sepertinya Yeji mengenal siapa pasien itu dan juga orang yang ikut mendorong bangsal.
"Raehyun? Kak Minho?"
Yeji pun membatalkan niatnya untuk mencari makanan, ia malah mengikuti Minho ke sebuah ruangan. Sepertinya ruangan itu adalah tempat penanganan untuk Raehyun.
Minho menunggu di kursi yang telah disediakan sambil menelpon ayahnya untuk memberitahu keadaan Raehyun.
"Kak?"
Minho segera menyimpan teleponnya. Ia tidak menjawab panggilan itu. Hanya menengok lalu fokus ke depan. Rambutnya acak-acakan, pasti dia sangat lelah.
"Raehyun?"
"Dia dikunci di gudang. Entah siapa pelakunya. Tangannya melepuh." jawab Minho seakan tau pertanyaan yang sedari tadi berada di otak Yeji.
"Maaf, kak. Aku gak bisa jagain Raehyun hari ini." ucap Yeji, ia merasa bersalah.
Minho menatap wajah Yeji seakan meminta penjelasan maksud dari ucapannya.
"Di sekolah Raehyun yang jadi sasaran bully para siswa, tapi aku sama Hyunjin berusaha sebisa mungkin buat ngelawan. Untungnya berhasil, tapi hari ini Raehyun sendirian. Dia pasti kena bully lagi. Maaf..." jelas Yeji sambil menunduk.
Helaan napas Minho terdengar. Dia mengusap wajahnya.
"Gimana Hyunjin sekarang?"
"Dia tidur abis dibius sama dokter, soalnya tadi dia sempet ngamuk." Minho terdengar kaget mendengar ucapan Yeji. Apa katanya? Mengamuk?
"Hah?"
"Dia ngamuk karena pengen nyari Raehyun. Asal kakak tau sendiri, Hyunjin itu udah jadi bucinnya adek kakak." kata Yeji polos.
Minho terkekeh mendengarnya.
°•°
Matahari sudah menunjukan cahayanya. Aktivitas di rumah sakit seperti mengantarkan makanan berjalan lancar. Raehyun sekarang dirawat inap diruangan VIP. Keadaannya mulai membaik meski tangannya yang melepuh harus diperban.
Yuna sedang sibuk menyuapi Raehyun makan. Tapi anak perempuan itu menolaknya. Ia beralasan sudah kenyang. Padahal dari kemarin ia belum makan.
"Makan sedikit aja."
Raehyun menggeleng lagi. Ia tak nafsu makan, terlebih saat mengetahui ia akan berhenti dari sekolahnya karena Seokmin akan mendaftarkannya home schooling.
Minho yang melihat mamanya sudah mau menyerah, menghampiri dan mengambil alih mangkok buburnya.
"Biar aku aja, ma."
Yuna berdiri dan mempersilahkan Minho duduk di tempatnya barusan.
"Ayo makan sedikit aja, nanti kita jenguk Hyunjin, ya? Kakak lupa kasih tau dia di rumah sakit ini juga." bujuk Minho.
Wajah Raehyun berubah. Senyumnya terulas saat mendengar nama Hyunjin. Ah, dia merindukan lelaki itu.
"Aaa~"
Satu suapan bubur berhasil mendarat di mulut Raehyun. Untunglah. Yuna sudah tenang, lalu ia menghampiri Seokmin yang tengah duduk di sofa ruangan.
"Seok," panggil Yuna.
"Apa?"
"Kamu yakin mau masukin Raehyun home schooling?" tanya Yuna. Seokmin menatapnya datar.
"Kamu masih belum yakin setelah ngeliat kondisi Raehyun sekarang? Ini demi kebaikan dia juga, Yuna." jelas Seokmin.
"Tapi-
"Aku gak bermaksud buat membatasi pertemanan dia, tapi kondisi lingkungan sekolahnya yang gitu udah gak meyakinkan." potong Seokmin.
Yuna terdiam, tak dapat membalas ucapan suaminya. Benar, itu sangat benar. Kalau Raehyun diteruskan untuk bersekolah seperti remaja pada umumnya, yang ada ia terus merasa tersiksa.
Ini korea selatan. Terkenal akan pembullyan.
To be continued
Yeee
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Gone ーHyunjin [ON REVISI]
Fanfiction[SEDANG DIREVISI] Kelebihan bukan untuk disombongkan dan kekurangan bukan untuk dijadikan hinaan. ©wattpad, cherryvator