Gak lupa buat ngingetin Vote
Sider? Moga dapet hidayah ya.
Doa cher baik kok.
Hehe:)
:) :) :)
<==>
"Udah ke toiletnya?"
Sebelum menjawab pertanyaan Minho, terlebih dahulu Hyunjin menutup pintu.
"Udah."
Minho mempersilahkan Hyunjin duduk di sampingnya. Sepertinya latihan akan ia hentikan untuk hari ini karena Minho menyadari perubahan dari Hyunjin.
"Lo kenapa?"
Hyunjin menatap Minho sekilas lalu menghela napasnya. Baru saja Hyunjin ingin berbicara, pintu kembali terbuka.
"Kak, besok ada kelas gak?" tanya Yuna dari ambang pintu.
Minho menghampiri Yuna,"gak. Kan libur,"
"Oiya."
Hyunjin membalikan wajahnya. Hatinya merasa sangat iri melihat momen ibu dan anak ini.
"Emangnya kenapa, ma?" tanya Minho bingung.
"Adek besok mau ke panti. Tapi papa sama mama mau ke luar kota besok, kamu bisa anterin?" kata Yuna lembut.
"Bisa sih, ma."
"Oke, makasih, kak. Mama tinggal dulu, ya." pamit Yuna sambil mengelus rambut Minho.
Mungkin hobi Yuna adalah mengelus rambut. Biarkan saja.
Untuk kesekian kalinya Hyunjin merasa iri.
Setelah Yuna pergi, Minho kembali duduk ke tempatnya. Ia menatap Hyunjin. Beberapa detik kemudian ia baru sadar akan satu hal. Keluarga Hwang tidak memiliki anggota keluarga yang lengkap.
Chaeyeon, istri Minhyun, telah meninggal karena melahirkan si kembar Hwang. Minho mengetahui hal itu dari Eunbi.
Eunbi sering bercerita perihal keluarganya dan si kembar Hwang sebagai tokoh utama. Ia juga tau kalau Hyunjin menderita penyakit jantung.
"Hyunjin, gausah iri. Lo masih punya ayah yang sayang sama lo." Minho menepuk bahu Hyunjin sambil tersenyum manis.
Hyunjin bingung. Bagaimana Minho mengetahui perasaannya? Tak mungkin kan kalau Minho memiliki kekuatan membaca pikiran.
"Lo tau, bang?"
"Eunbi sering cerita sama gue." jawab Minho.
Hyunjin kembali menghela napasnya. Tatapannya semakin sendu.
"Gue kangen sama bunda, bang. Ya walau belum pernah ketemu." kata Hyunjin dengan nada yang terdengar sendu.
Yang hanya bisa Minho lakukan adalah diam dan tetap menepuk pundak Hyunjin untuk menabahkannya.
"Btw, bang, latihannya gak dilanjut?" Hyunjin mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Gak, lanjut pertemuan berikutnya aja." jawab Minho.
"Kapan?"
"Entar gue chat. Kasih nomor whatsapp lo sini." kata Minho sambil mengeluarkan handphonenya. Hyunjin juga ikut mengeluarkan handphonenya miliknya. Mereka pun bertukar nomor satu sama lain.
Tapi tiba tiba Hyunjin kepikiran satu hal.
"Bang, nama lain lo Bambang Gledek, ya?"
Mendengarnya Minho langsung tercengang terkejut terjeduq.
"Kata siapa?"
"Nama kontak lo di hp kak Eunbi, bang." jawab Hyunjin polos.
Minho menepuk jidat nya,"dasar
markonah suinem.""Hah?"
To be continued
Berakit rakit ke hulu berenang renang ke tepian, intinya janganlah kalian buang sampah sembarangan
Don't kill me:")
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Gone ーHyunjin [ON REVISI]
Fanfiction[SEDANG DIREVISI] Kelebihan bukan untuk disombongkan dan kekurangan bukan untuk dijadikan hinaan. ©wattpad, cherryvator