"HYUNJIN!"
Yeji melempar bantal ke arah kembarannya yang sedang melamun sambil tersenyum tidak jelas. Ia khawatir Hyunjin sedang ketempelan makhluk halus.
"Apasih, ji?"
"Lu ketempelan apa gimana? Senyum-senyum sendiri aja. Ngeri tau gak?" omel Yeji.
Hyunjin hanya terkekeh mendengarnya.
"TUH KAN NYEREMIN!!"
Bantal yang tadi dilempar ke Hyunjin, kini berbalik tujuan ke sang pelempar.
"Sembarangan aja."
Yeji mendengus kesal,"bangsat lo."
"Gue lagi bahagia. Apresiasi kek," kata Hyunjin yang sepertinya tengah bete pada Yeji.
"Bahagia kenapa lo?"
"Kepo!" Hyunjin menjulurkan lidahnya tanda sedang mengolok olok kembarannya itu.
"Dih???"
"Udah lah, gue tidur aja. Bye, hwang yeji!"
Yeji yang merasa benar benar kepo, tapi oknum hyunjin mau tidur dan tidak mau memberi taunya, melempar seluruh bantal miliknya ke kasur Hyunjin.
"Hwang Hyunjin sialan!"
Pintu terbuka seketika, menampakan Minhyun dengan setelan kaos oblongnya. Dia tersenyum manis melihat Yeji yang masih terjaga dengan Hyunjin yang mungkin sudah masuk ke dunia mimpi.
"Kok belum tidur?"
Yeji menggeleng.
"Kenapa?"
Yeji geleng lagi.
"Hyunjin nakal?"
Kali ini Yeji mengangguk.
Minhyun merasa sangat gemas melihatnya, si kembar masih terasa bayi di matanya.
"Masa dia gak mau cerita sama aku?" Yeji menatap Minhyun dengan mata berbinar.
Langkah kaki Minhyun membawanya untuk duduk di ujung kasur Yeji,"mungkin belum waktunya buat cerita."
"Hm.."
"Kamu tidur ya? Besok sekolah, entar telat. Good night my princess."
°•°
"Raehyun, jujur sama papa sekarang. Kamu di bully lagi kan? Memang ya kamu harus papa daftarin home schooling aja."
Suasana ruang keluarga Lee sekarang sangat panas. Semua anggota keluarga berkumpul, kecuali Minho yang sedang berkutat dengan tugas kuliahnya. Seokmin tengah marah saat melihat keadaan anaknya yang pulang-pulang dengan keadaan berantakan. Bahkan tongkat Raehyun hilang tak tau dimana.
"Tadi aku cuma kepeleset sampe tongkat aku patah. Terus temen-temen nolongin, aku gak dibully kok, pa." elak Raehyun. Ia hanya tak ingin keluarganya kembali mengkhawatirkannya. Ia sudah dewasa, ia tak mau membawa masalahnya sendiri ke lingkungan keluarganya.
"Rae, ju-
"Seokmin, percaya sama anak kamu sendiri bisa kan?" Yuna angkat bicara. Ia sudah muak dengan sifat overprotektif suaminya yang bahkan seperti mengekang dunia pertemanan anaknya.
"Tapi aku gak mau dia kayak dulu lagi, Yuna. Aku gak mau liat Raehyun disiksa sama temen-temen dia." bantah Seokmin.
"Sifat kamu yang terlalu khawatir kayak gini yang malah bikin Raehyun kesiksa karna dikekang sama kamu." Yuna ikut berdiri selayaknya Seokmin. Emosinya mulai memuncak.
"Gimana mau aku gak khawatir? Raehyun anak aku, Yuna, dia darah dagingku. Aku gak mau masa lalu dia keulang lagi." balas Seokmin tak mau kalah.
"Pah, mah, jangan berantem..." perkataan Raehyun mampu membuat Yuna dan Seokmin diam seribu bahasa.
"Aku baik-baik aja. Semua murid baik sama aku. Kalau pun ada masalah, aku bisa sendiri buat ngadepinnya. Aku udah dewasa." Raehyun menghela napasnya pendek.
Benar, Raehyun bukanlah bayi yang dengan mudahnya menarik simpati banyak orang. Dia adalah gadis kuat yang merasa mampu melawan kejinya kehidupan.
To be continued
Thank you for read
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Gone ーHyunjin [ON REVISI]
Fanfiction[SEDANG DIREVISI] Kelebihan bukan untuk disombongkan dan kekurangan bukan untuk dijadikan hinaan. ©wattpad, cherryvator