; - h a p p y r e a d i n g - ;
Semua murid mulai berhamburan pergi keluar kelas. Ada yang pergi ke kantin, perpustakaan, atau bahkan hanya berada di dalam kelas. Untuk hari ini, Raehyun ingin pergi ke kantin. Namun, ia belum menghapal jalan disini. Maka dari itu Raehyun hanya berjalan jalan mengelilingi koridor berharap ada orang baik yang mau menolongnya. Walau itu tak mungkin sebenarnya.
Dari kejauhan ada sekelompok perempuan yang tengah memerhatikan gerak gerik Raehyun sedari tadi.
"Sasaran empuk, girls." ucap Siyeon yang sepertinya merupakan ketua gengnya.
Keempat perempuan itu langsung menghampiri Raehyun dan menariknya, atau lebih tepatnya menyeretnya menuju belakang sekolah. Raehyun mencoba berontak untuk melepaskan tangan tangan itu, namun tenaganya kalah kuat.
"Lepasin!!!"
Siyeon dan teman-temannya tak menggubris permintaan Raehyun. Mereka terus menyeret badan Raehyun hingga akhirnya melemparkan badannya sampai ia terjatuh dan tongkat Raehyun patah karenanya.
"Aduh kasian banget sampe jatoh." ucap Siyeon meremehkan.
Siyeon mendekat ke arah Raehyun dan memegang dagu anak perempuan itu.
"Denger denger lo anak keluarga Lee yang terkenal itu ya? Tapi kok buta sih? Ngerusak image keluarga aja lo!" ejek Siyeon.
Raehyun mulai menangis. Hatinya terasa sakit saat dibilang sebagai penghancur kesempurnaan keluarga Lee. Ia tau ia buta, tapi setidaknya jangan pernah mengklaimnya seperti itu.
"Hm, Lee Raehyun, gue curiga lo itu sebenarnga anak pungut." Siyeon tersenyum miring.
Sungguh, Raehyun ingin sekali membalas ucapan Siyeon, tapi mulutnya seakan terkunci oleh isak tangisnya. Hati Raehyun memang serapuh itu, tapi sebenarnya dia berusaha untuk kuat.
"Guys! Mana minuman gue?" pinta Siyeon. Salah seorang perempuan segera memberikan satu cup minuman dingin ke Siyeon.
"Lepas almameter lo!" suruh Siyeon secara paksa. Namun Raehyun hanya diam. Siyeon yang kesal akhirnya melepaskannya sendiri dari badan Raehyun.
Byuuur
Air yang dingin itu langsung mengenai baju seragam putih Raehyun sampai tembus ke kulitnya. Itu sangat dingin.
Tak cukup sampai disitu saja, tong sampah yang berada tak jauh dari sana, diambil oleh Siyeon dan menumpahkan segala isinya ke Raehyun. Perempuan itu hanya bisa pasrah. Ia tak mampu melakukan apa-apa karena kekuarangan yang ia punya.
"PARK SIYEON!!! CUKUP!"
Aktivitas Siyeon terhenti saat mendengar teriakan Hyunjin. Wajahnya menatap lelaki itu hanya dengan tatapan biasa lebih menjurus ke meremehkan.
"LO APA APAAN HAH?!" bentak Hyunjin, ia kesal sekarang.
"Ngebully si buta ini. Masalah buat lo?"
"Dasar iblis. Gak punya hati. Mana sifat prikemanusiaan lo, Siyeon?!" mata Hyunjin menatap tajam ke arah Siyeon.
"Harus gue beliin kaca buat lo gak, Jin?"
"BANGSAT LO!" tangan Hyunjin mengepal bersiap siap memukul wajah Siyeon.
"HWANG HYUNJIN!!!"
Tapi seorang laki-laki berhasil menahan tangannya. Lelaki itu langsung menjauhkan Hyunjin dari Siyeon.
"Lo gak usah ikut campur, Lix. Ini urusan gue sama jalang bangsat itu!" ucap Hyunjin.
"Jin, sadar! Dia cewek!"
"GUA GAK PEDULI!!" Hyunjin dengan kuat mendorong badan Felix sampai laki-laki itu terpental.
"HYUNJIN! JAGA EMOSI LO! LO BAHAYA KALAU LAGI GINI!!"
Langkah Hyunjin terhenti saat mendengar teriakan Felix. Ia memejamkan matanya untuk menetralisir rasa emosinya. Benar kata Felix, ia berbahaya kalau sudah seperti ini.
"Mending lo pergi." kata Hyunjin dingin pada Siyeon dan teman-temannya.
"Emang-
"PERGI ATAU LO GUE BUNUH SEKARANG JUGA?!"
"HYUNJIN!!!" tegur Felix lagi.
Siyeon dan teman-temannya terpaksa pergi.
"Lix, lo juga pergi." suruh Hyunjin penuh penekanan.
"Ta-
"Lee Felix."
Oke, ini menyeramkan. Felix pun pergi pada akhirnya.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Gone ーHyunjin [ON REVISI]
Fanfiction[SEDANG DIREVISI] Kelebihan bukan untuk disombongkan dan kekurangan bukan untuk dijadikan hinaan. ©wattpad, cherryvator