🦋͓ꦿ݉ᐧepilog๑᩿᩿ᨗ࿐

2.3K 178 1
                                    

Noh noh noh bonus

.

Sudah 2 tahun setelah kepergian Hyunjin, kehidupan Raehyun datar datar saja. Ia sangat merindukan lelaki itu. Makanya sekarang ia berada di depan makam Hyunjin dengan membawa sebuket bunga di tangannya.

"Hai Hyunjin," sapa Raehyun sambil meletakan buket bunga tersebut.

"Aku kangen nih, apa kamu disana udah tenang?" Raehyun bermonolog sendiri.

Selama hampir 1 jam Raehyun berada disana untuk berbicara pada Hyunjin. Ia merindukan suara Hyunjin yang mampu menangkannya. Tapi langit mungkin tak megizinkannya lebih lama disana karena mulai mendung. Raehyun segera pergi dari sana dan memasuki mobilnya yang ia parkirkan di depan pemakaman.

Di dalam mobil, Raehyun berpikir sejenak. Ia malas pulang ke rumah karena suasana sekarang sangat berbeda dari dulu. Seakan berputar 180 derajat. Raehyun bahkan membenci lingkungan rumahnya.

Akhirny Raehyun memutuskan untuk pergi ke salah satu cafe yang baru dibuka, letaknya tak jauh dari pemakaman. Ia ingin menenangkan dirinya dengan meminum secangkir kopi. Dengar dengar cafe itu setiap hari ada permainan piano yang diperdengarkan kepada para pengunjung. Itu bisa mengatasi kerinduannya pada Hyunjin.

Raehyun mulai menjalankan mobilnya menuju cafe tersebut. Ternyata cafe itu sangat minimalis namun mewah. Dalam pengelihatan cafe ini terlihat sangat alami karena terbuat dari kayu. Tanpa ragu, Raehyun segera masuk ke dalam sana dan duduk di salah satu meja yang berdekatan dengan panggung kecil.

Pelayan dengan cepat datang menghampiri Raehyun dan menanyakan pesanan. Perempuan itu rupanya hanya memesan secangkir kopi dingin. Setelah pelayan tersebut pergi, pandangan Raehyun teralih pada seorang laki laki yang tengah memainkan piano di depan sana.

"Melodi yang indah."

Fokus Raehyun hanya pada lelaki itu. Ia sangat kagum. Bahkan kedatangan pesanannya tak ia gubris sama sekali. Ia baru sadar pesanan itu datang setelah 3 menit lamanya.

Dan sekarang pikiran Raehyun kembali rileks. Meminum kopi, mendengarkan alunan melodi piano, dengan hujan gerimis yang menemaninya.

Saat permainan piano selesai, Raehyun pulang. Sebelum itu ia membayar minumannya ke kasih terlebih dahulu lalu pergi keluar.

Namun sayang, langit tampaknya masih menangis. Bagaimana ia akan mengambil mobilnya di parkiran kalau masih hujan.

"Butuh payung?"

Pertanyaan itu membuat Raehyun menengok. Ia menatap lamat-lamat orang itu dan baru sadar kalah dia adalah sang pemain piano yang ia kagum kagumkan tadi.

"Kamu yang main piano itu kan?" tanpa menjawab penawaran lelaki itu, Raehyun melemparkan pertanyaan.

"Iya. Ini ambil payungku. Kayaknya kamu perlu." kata lelaki tersebut.

"Terus kamu gimana?"

"Aku bisa nunggu disini sampe hujan reda buat nyari bis." jawab lelaki itu sambil tersenyum.

"Kamu ikut aku aja deh, biar aku anterin ke rumahmu." tawar Raehyun balik.

"Gak, makasih ya, entar ngerepotin kamu." tolaknya halus.

"Ngerepotin darimana? Ayo!!" Raehyun mengambil payung yang ada di tangan lelaki itu dan membukanya. Setelah itu ia menarik tangan lelaki tersebut secara paksa.

Raehyun membukakan pintu mobilnya dan mendorong lelaki tersebut untuk masuk. Setelah itu ia berlari ke arah satunya, tempat menyupir.

"Eh??"

"Udah diem. Kamu kasih tau alamat kamu sekarang. Jangan sungkan."

Dengan paksa lelaki itu memberitahu alamatnya, ia merasa tak enak karena mendapat bantuan dari seorang perempuan dan ia juga tak mengenalnya.

"Oiya kita belum kenalan. Namaku Lee Raehyun, panggil Raehyun aja." ucap Raehyun tiba-tiba.

"Namaku Han Jisung, orang-orang biasa panggil aku Jisung, tapi untuk orang yang deket manggilnya Han." kata Jisung memperkenalkan dirinya.

"Yaudah aku mau manggil Han supaya nanti bisa deket sama kamu. Hehe."

Jisung langsung melongo. Hey! Dia digombalin seorang perempuan! Bagaimana ini bisa terjadi? Apakah ini dunia terbalik. Entahlah.

"Boleh minta no wa gak?" tanya Jisung.

Hehe, 1-1 ye gak.

...

Dikit aja yaaaaaaaa heheeeee

Ak gatel pengen ngetik sekuel hwhw

[1] Gone ーHyunjin [ON REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang