5.

36.3K 1.8K 18
                                    

7bulan kemudian.

"bagaimana hasil nilai UAS?" Tanya rose , Jeny, lisa kepada Maria yang sedang duduk santai sambil meminum Jus buah nya.

"Bagus. Tapi kata ayah. Gue mondok" ujarnya lesu.

"Yah padahal gue berharap lo sama gue fakultas kedokteran di universitas London" ujar rose sambil tertunduk lesu

"Gue juga berharap Kalau elo sama gue kuliah di Paris bareng Jeny juga" ujar Lisa kesal sambil cemberut. Membuat Maria terkekeh kecil. Ia akan sangat merindukan sahabatnya. Tentu saja. Karena bagi maria, mereka adalah sudah seperti  saudaranya.

"Udahlah gausah lebay. Gue pasti ketemu kalian kok" ujar Maria santai. "Lagian disana itu pondoknya sahabatnya ayah. Jadi fain-fain aja kalau gue buat ulah" sambungnya sambil menyeruput Jusnya santai membuat sahabatnya melongo dibuatnya.

"disana banyak cogan ngga?" Tanya Lisa semangat sambil tersenyum menggoda kepada Maria yang memutar bola matanya malas.

"Ada. Banyak malahan" ujar Maria sambil tersenyum tipis. Membuat Lisa terpekik senang.

"Yaudah deh. Gue pikir-pikir dulu mau ikut tuh pondok" ujar Lisa senang dan membayangkan Cogan-cogan yang Akan ada di pondok Yang akan ditempati oleh Maria

"Halah kalau ada cogan aja kayak gitu" sindir Jeny padahal dia juga sama.

"Lo juga sama kalek" ujar Lisa kesal membuat Jeny terkekeh geli.

"Udah akh ngga usah ribut. Kalian pesen makan apa aja. Pokoknya gue teraktir" ujar rose kesal sambil menatap Lisa dan Jeny yang tertawa atas kelakuan mereka.

"Jangan lupa kalau disana hubungin gue yak" ujar rose perhatian kepada Maria. Tanpa memperdulikan Lisa dan Jeny yang berdebat kembali.

"Disana gaboleh bawa hp. Gaboleh pakek celana. Gaboleh pakek baju ketat. Gaboleh pakek dress" ujar Maria santai sambil memainkan ponselnya. Membuat Rose mendengus kesal dan lelah.

"Yah terus gimana dong?!" Protes Lisa sambil memasang muka sedih. Membuat Jeny dan rose menjitak kepala Lisa membuat Lisa Berteriak kesakitan.

"Mangkanya jangan bego-bego jadi orang!" Ujar Jeny pedas sambil menatap Lisa yang cengengesan dan membuat huruf V ditangannya bertanda ampun.

"Sanah pergi pesen makanan dan minuman. Ganggu orang serius aja"usir rose kesal kepada Jeny dan Lisa yang asik adu mulut. Tapi Maria hanya diam menyimak. Dan Tersenyum tipis melihat sahabat-sahabat. Tapi, mungkin esok dia tidak bisa bersama mereka canda tawa mereka, kekonyolan mereka, dan Kebersamaan mereka lagi. Karena 1 bulan lagi wisuda. Dan mereka akan berpisah dengannya. Membuat dia khawatir dan sedih. Akan sulit menemukan teman yang sama dengan sahabat-sahabat nya.

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

"Kamu udah siap?" Tanya bara ketika melihat Maria turun dengan membawa koper. Maria memakai baju ketat berlogo Inggris. Dan celana di atas lutut menampakkan pahanya yang putih bersih dan kaki jenjangnya. Kakinya dibalut heels berwarna hitam. Dan rambutnya di kucir kuda.

"Udah" ujar Maria dingin. Ia sangat kesal lantaran Keberangkatannya mondok dipercepat oleh ayahnya. Sepulang sekolah tadi dia disuruh mengemasi barang-barang yang ia butuhkan. Dan ia disuruh tampil cantik oleh sang ayah. Tapi ibu sedih atas kepergian dia ke mondok. Karena Maria adalah anak satu-satunya dari keluarga Mitha dan bara

Meskipun begitu ia juga tak bisa mengubah keputusan sang ayah (bara) karena dia keras kepala seperti Maria. Dan dia yakin jika nanti Maria berubah menjadi lebih baik kala mondok. Ia akan tau tata cara adab kepada guru, orang tua dan orang yang lebih tua darinya. Dan bisa belajar mendalami agama Islam. Dan dia juga sempat mikir kenapa Maria tidak dipondok kan dari dulu saja?

"Yaudah Bun Maria berangkat" ujar Maria dingin sambil menyalami tangan ibunya membuat Mitha tersenyum manis.

"Disana kamu jangan nakal yah. Nurut sama kiyai sama ustad atau ustadzah disana. Dan kamu harus hormati yang lebih tua dari kamu" pesan Mitha sambil mengelus kepala Maria sayang. Maria hanya mengangguk dan tersenyum kecil dan berjalan menuju ayahnya yang menunggunya di dalam mobil.

"Udah?" Tanya Bara kepada Maria yang telah selesai memakai sabuk pengaman. Maria hanya menangguk tanpa menatap sang ayah. Ia melihat pemandangan indah kota di Jendela mobil. Ayahnya hanya diam karena faham keadaan.

"Bagaimana dengan rosaline? Apakah dia Kuliah?" Tanya bara memecahkan keadaan canggung dan hening.

"Baik. Rose kuliah di Universitas London" ujar Maria sambil terus menatap pemandangan jalanan di luar jendela. Membuat bara menghela nafas lelah. Dan memilih diam fokus kepada kemudi

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

"Sudah sampai" ujar bara sambil melepas Sabuk pengamannya. Lalu disusul Maria melepas sabuk pengamannya. Dan membuka pintu mobil. Ayah nya berjalan cepat menuju belakang mobil untuk mengambil Koper milik Maria. Maria hanya diam ketika ayahnya membawakannya koper dan berjalan menuju Maria.

"Ini koper kamu. Ayah akan antar kamu sampai gerbang. Nanti disana ada kiyai dan ibu Ustadzah istri kiyai" ujar bara lalu memberikan koper tersebut Kepada Maria. Lalu diterima oleh Maria. Maria hanya mengangguk pelan. Dan mengikuti Ayahnya yang berjalan menuju pondok. Karena kata bara akan lebih sehat kalau mereka berdua berjalan.

"السلام عليكم ورحمة الله وبركاته. Bara apa kabar mu?" Tanya kiyai kepada bara. Mereka adalah sahabat sedari kecil

"و عليكم السلام ورحمة الله وبركاتهbaik. Kamu kabar mu juga?" Ujar bara Sambil memeluk kiyai ala lelaki

"Alhamdulillah baik-baik saja. Katanya anakmu mau mondok kesini" tanya kiayi tersebut tak mengetahui keberadaan Maria. Maria hanya menatap Bu nyai, kiyai dan ayahnya yang sangat akrab.

"Oh. Ini dia anak saya. Maaf kalau nanti dia disini buat ulah. Karena dia sulit di atur" ujar bara Sambil menarik Maria lebih maju mendekat kepada kiyai dan Bu nyai.

Ketika sampai depan mereka. Maria hanya tersenyum canggung dan melambaikan tangan gugup.

"Hallo. Saya Maria" ujar Maria gugup dan tak pede.  Karena kiyai dan Bu nyai menatapnya terus sambil tersenyum manis kepada Maria. Membuat Hati Maria menghangat.

"Saya sudah tau kamu. Kamu sangat cantik seperti Mitha dan bara" puji Bu nyai sambil mengelus Lengan Maria lembut sambil tersenyum manis kepada Maria. Membuat Maria tersenyum Canggung kepada Bu nyai.

"Oh iya? Apakah kamu punya baju yang lebih tertutup dari ini?" Tanya Bu nyai lembut sambil tersenyum manis kepada Maria. Maria hanya menggeleng menandakan dia tak mempunyainya.

"Yaudah. Kamu disa pinjem kerudung dan baju umi yang dulu masih muda. Masih bagus kok. Disini ada 3. Kalau dirumah ada banyak. Besok saja umi bawakan untuk kamu" ujar Bu nyai lembut sambil mengelus kepala Maria sayang. Membuat Maria tersenyum manis dan Ingin berada dekat dengan sosok wanita cantik didepannya.

"Terimakasih Bu nyai" ujar Maria tak enak.

"Panggil umi aja" ujar umi lembut sambil menarik lembut Maria masuk kedalam pondok. Atau tepatnya rumah Bu Ustadzah.

"Iy-iyah umi" ujar Maria gugup sambil mengikuti tarikan lembut uminya menuju tempat Istirahat atau kamar ustadzah Naila.

🌹🌹🌹🌹🌹

Makasih kakak udah baca cerita aku. Masalahnya. Aku sempet minder nulis cerita ini. Takutnya jadinya cerita ini ngga jelas. Saya selalu berharap kalau Cerita ini banyak yang suka.

Saya berharap banget Lo kakak ganteng atau cantik.

Aku Semper sedih sih. Rasanya mau hapus nih cerita. Tapi jika banyak yang support aku bakalan terus publish. Karena aku bisa bertahan karena dukungan orang terdekatku.

Salam dari saya bithabawel_ Calon Pacarnya Jungkook .😅😄😀

Cinta Seorang Ustadz | (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang