32. apa kabar?

22.8K 951 12
                                    

"Apa kabar Maria? Apakah kamu baik-baik saja? Sungguh menyedihkan dirimu seperti ini" Sapa Sasa kepada Maria dengan nada sinis dan terkesan mengejek.

"Tentu saja baik adik ipar. Terimakasih telah bertanya tentang keadaanku. Dan Aku tidak terlihat menyedihkan. Melainkan dirimu yang menyedihkan. Ups, maafkan kakak ipar mu yang lancang ini yah" Balas Maria Dengan nada dibuat-buat Polos dan tersenyum miring.

"Ck! Sampai kapanpun kamu tidak akan bisa menjadi kakak ipar mu. Aku tidak sudih memiliki Kakak ipar perebut seperti mu! Terimakasih kembali, Maria. Aku tersanjung dengan Kekakuan mu yang berani itu" Ujar Sasa Kesal dan berdecak kecil

"Oh iya? Kita lihat siapa nanti yang akan terlihat menyedihkan. Aku sangat menantikan hari itu" ujarku santai dan Bersender di tembok Kamarku.

"Sudah pasti itu kamu Maria. Dan gara-gara kamu pernikahan Abang dan Ifa diundur. Seharusnya kamu tidak egois. Maka mereka telah hidup bahagia" ujar Ketus dan Berjalan keluar dari kamar Maria. Terlalu muak dia disini

"Bukan hanya aku saja yang egois disini. Kamu tidak tau betapa diriku harus menahan sakit ketika Ustadz Adnan membentukku?" Guman Maria sedih ketika Sasaa telah hilang dari pandangan

"Huh, Apa boleh buat. Aku terlanjur mencintai dia seorang. Maka, dengan cara apapun aku akan mengambil orang yang aku cintai" ujar Maria mantap dan berjalan menuju laci Disamping tempat tidurnya untuk mengambil secarik kertas dan bulpoin

Untuk Ustadz Adnan yang insyaallah menjadi calon imam.

Maaf yah ustadz. Ini kali pertama saya menulis surat. Surat ini dari hati terdalam saya.

Saya sadar saya memang egois untuk mendapatkan Ustadz tanpa melihat Orang lain Tersakiti.

Saya menyadari. Dan saya minta maaf. Tapi, saya terlanjur mencintai Ustadz Adnan Seorang.

Cinta memang bisa mendatangkan tawa. Tapi, cinta juga Bisa mendatangkan luka.

Ustadz tau. Ketika ustadz membela Rianita? Rasanya Tidak rela dan seperti Dada Aku berasa tercabik. Sakit banget ustadz. Tapi, aku gabisa marah atau menangis.

Memang aku siapa ustadz? Hehe. Aku selalu Menyadari ini.

Jika Ustadz benar-benar tidak mencintai diriku. Maka, anggaplah diriku ada disini. aku selalu rindu Ocehan Sahabat-sahabat ku. Tapi aku terlanjur kecewa.

Ustadz. Aku menunggu Jawaban dari Ustadz

Dari Maria untuk Ustadz Adnan seorang.

Setelah menulis Surat tersebut. Maria melipat Sepucuk Surat untuk ustadz Adnan dengan rapi. Dan menaruhnya kedalam amplop

Dan meminta Santri Wati yang melewati kamarku untuk memberikan Surat ini Kepada ustadz. Aku terlalu takut untuk bertemu dengan ustadz Adnan. Terlalu takut untuk Senang dan Sakit bersamaan.

Aku cukup bersabar. Aku akan membuang mata kebencian ustadz kepadaku.

Tinggal menunggu waktu. Saat hari itu tiba akan terungkap semuanya

Maafkan aku Riani. Kamu akan merasakan Sakitnya menjadi diriku ketika waktu itu tiba.

"Aku benci seperti ini. Tapi aku harus melakukannya" ujar Maria dengan dengusan kesal.




*****

Maafkan author yang karena Part ini sedikit. Memang aku buat seperti ini agar kalian semakin penasaran😀.

Author sayang kalian. Kalian sayang author ngga?

Cinta Seorang Ustadz | (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang