30. Bersabarlah.

22.8K 973 3
                                    

Mengejar seseorang yang sudah jelas tidak menyukaimu itu sangat melelahkan dan hanya membuat dirimu terlihat menyedihkan.

~*♥*~

"Dengerin aku dulu mar" ujar Sita sambil memegang Lengan Maria dan ditepis oleh Maria

"Ngga! Ngga ada yang perlu gue dengerin! Disini gue merasa peling totol, paling Bego. Semuanya menyembunyikan dari gue. Gue kecewa. Dan mana yang katanya Pondok ini itu baik akhlaknya! Mana?!" Ujar Maria dengan emosi meletup-letup.

"Mar. Ini penting. Aku ingin mengatakannya sama kamu" ujar Sita lalu mengejar Maria yang berlari  menjauh Menuju Taman Disamping masjid

"Katakan apa sih, sit? Tentang Ifaa? Aku udah tau semuanya!" Ujar Maria kesal dan duduk di kursi dekat dengan kolam ikan

"Iya, ini memang tentang ifa. Tapi kamu ngga mengetahui semuanya. Kamu hanya menyimpulkan saja" ujar Sita membuat Maria tersentak lalu menatap sita curiga.

"Maksud kamu?" Ujar Maria lalu menatap sita binggung

"Aku mengetahui semua. Niat Buruk Riani. Dan semuanya" Ujar Sita sambil menghela nafas kecil.

"Apa! Maksud elo? Lo udah tau semuanya!" Ujar Maria sambil menatap Sita tajam

Persetanan dengan Aku-kamu. Hati Maria sakit sekali.

"Iya Mar. Aku udah tau semuanya. Tapi, aku takut memberitahu" ujar Sita dengan sendu.

"Katakan! Apa yang elo tau dari Ifa!" Ujar Maria dengan Dingin

"Mereka telah dijodohkan saat Kamu membawa Riani keUKS pondok. Saat rumahnya ustadz Adnan sepi. Dan mereka itu Pergi kerumah Riani. Riani memang Kuliah di kairo. Sebulan sebelum kamu kesini. Dia telah mondok disini. Dan menjadi kesayangan banyak orang" ujar Sita dengan helaan nafas kecil

"Jadi...disini aku yang menjadi perusak?" Ujar Maria sambil melongo.

Jadi, luka itu gara-gara aku dan ustadz Adnan yang berbicara dulu? Batin Maria dengan perasaan bersalah yang amat besar tapi tidak bisa memengaruhi keras kepalanya yang ingin menjadi milik Ustadz Adnan.

"Bukan gitu maksud aku. Sebaiknya kamu melupakan Ustadz Adnan. Dia akan menjadi milik orang lain" ujar Sita sambil memegang bahu Maria dengan lembut.

"Bukanya jodoh ditangan Tuhan? Kamu bukan tuhan yang tau jika ustadz Adnan telah dimiliki orang. Sebelum janur kuning melengkung, aku ngga akan menggagalkan usahaku untuk Membuat Ustadz Adnan mencintaiku! Meskipun dengan cara terhina, aku rela!" Ujar Maria lantang dan Menepis tangan Sita

"Astaughfirullah, Mar!. Kamu ngomong ngelantur,yah?! Ngga baik merebut Orang yang telah terikat dengan yang lain!" Ujar Sita Dengan tatapan tajamnya

"Gue ngelantur? Elo kali yang ngelantur! Udah. Ngga usah urusin hidup gue! Bacot lu ngga bermanfaat!" Ujar Maria ketus dan berjalan meninggalkan Sita yang terpaku ditempatnya.

"Maria kembali seperti dulu. Maria yang tidak aku kenal" ujar Sita dengan mata yang memanas.  Dan tak lama kemudian ia menangis di taman masjid yang menjadi Saksi Retaknya persahabatan mereka.

Cinta Seorang Ustadz | (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang