29. Belajar Dari Rasa sakit

22.8K 947 1
                                    

Jangan lupa bahagia.
Sebab karunia yang Allah berikan jauh lebih banyak dari pada masalah yang kamu keluhkan.

~♥*♥~
Cinta seorang ustadz

Dengan ini aku mengerti bahwa. Cinta tidak bisa dipaksa, cinta itu lemah, cinta itu rapuh.

Hanya karena cinta. Orang yang dulunya baik bisa menjadi jahat. Dan sebaliknya.

Dan aku merasa menjadi orang terjahat didunia ini.  Memiliki Ambisi Untuk merebut Ustadz Adnan dari ifa yang ternyata sahabat dekatku.

Aku memang kecewa. Tapi, Aku tidak memiliki rasa bersalah sama sekali saat membentaknya.

Aku sungguh egois. Dan satu-persatu orang-orang menjauhiku. Seperti ummi Marwah. Yang dulu sering menyapaku, dan sekarang hanya melirikku dengan dingin dan datar.

Aku tidak tau salahku. Tapi saat itu.....

Flashback

"Ngga usah sok Suci! Gue tau maksud elo! Lo itu muna banget! Bermuka dua!" Ujar Maria sambil berteriak keras dan Mendorong Riani hingga terjatuh Di samping kasur tidurnya.

"Ngga. Gitu maksudku Maria. Ceritanya panjang" Ujar Riani gelagapan ketika banyak Santriwati dan Ustadz Melihat pertengkaran kami.

"Halah gak usah sok suci deh! Gue udah tau kebusukan elo!" Ujar Maria dengan Kesal dan kecewa dengan menunjuk Riani lewat telunjuknya.

"Ada apa ini?" Ujar Ummi Marwah lalu memasuki kamar pondok dan menatapku tajam

"Ngga ada apa-apa ummi" ujar Riani sambil menunduk gugup

"Tapi, Kenapa Maria marah-marah? Saya tidak pernah melihat Maria marah-marah seperti ini tanpa alasan?apalagi dia memarahi sahabatnya sendiri?" Ujar Ummi Marwah sambil melirikku sekilas dan Meminta Jawaban dari Riani yang menunduk dan memasang wajah yang sedih

"Saya tidak, Tau ummi. Tiba-tiba dia marah-marah dan mengatai saya sok suci, ummi" Ujar Riani Dengan ruat wajah Sedih dan tersiksa

"Apa?! Apa benar yang dikatakan Nak Ifa ,maria?" Tanya Ummi dengan terkejut dan menatap Maria intens

"Kalau iya kenapa? Kalau  ngga kenapa? Nggah ikut campur urusan gue deh!" Sentak Maria sambil mendengus kesal.

"Gue bukan anak kecil lagi yang harus mengadu sama elo!" Ujar Maria dingin dan  melirik Riani dengan tatapan membunuh.

Gue kecewa! Kenapa!? Kenapa elo merebut semuanya dari gue!! Mengapa! Mengapa elo tidak menjelaskan semuanya!! Br*gs*k! Gue merasa paling bego disini! Batin Maria sambil melihat tatapan terkejut ummi dan memandangnya tanpa kata.

"Apa maksud Kamu, Maria? Mengapa kamu membentak ummi?" Ujar Adnan tiba-tiba dan merendam gejolak emosi yang siap meledak

"U-us-ustadz. I-ini ngga seperti yang ustadz pikirkan!" Ujar Maria Sambil menatap Ustadz Adnan Panik dan menahan air matanya.

"Ndhak seperti yang Dipikirkan? Tapi, kenyataannya sudah jelas di depan mata. Kamu udah berani membentak Seorang ibu dan Orang yang mengajarimu. Setidaknya kamu menyadari itu Maria?!" Ujar Ustadz Adnan sambil mendengus kecil dan menatap Maria dengan sorot tajam

Ummi Marwah hanya terpaku ditempat. Rasanya ia tidak bisa melerai pertengkaran mereka.

tanpa mereka sadari. Seluas senyum tipis terpatri di wajah kecewa Riani. Dan Sita melihat Senyum sinis Riani. Sita juga mengetahui semuanya. Tentang Niat Busuk Riani, tingkat laku Riani, semua tentang riani, sifat Maria, tingkah laku Maria, dan Semuanya tentang Maria.

"Ri? Kayaknya Kamu harus ke UKS Pondok deh?" Ujar Sita dengan gelisah lalu diangguki oleh riani. Dan mereka berdua pergi menuju UKS yang kebetulan tengah dijaga oleh Ustadzah Nadya.

"Kamu tidur dulu yah. Aku akan minta tolong Nida' untuk jaga. Soalnya ada hal penting yang harus ku beritahukan kepada Maria" ujar Sita lalu menyuruh Riani tiduran di atas bangkar UKs Pondok. Dan berjalan cepat menuju Kamar mereka untuk menghentikan Nida' dan berbicara sesuatu yang sangat penting kepada Maria.

"Nid!" Panggil Sita kepada nida yang melihat pertengkaran tersebut tanpa bisa melerainya.

"Eh! Sita, Ada apa? Mana Riani?" Ujar Nida' lalu menoleh kebelakang dan menatap Sita bingung.

"Riani di UKS, tolong kamu jaga. Aku harus berbicara penting sama Maria" ujar sita setengah panik dan diangguki Nida'.

"SUDAH,HENTIKAN. SEHARUSNYA MASALAH INI DISELESAIKAN DENGAN KEPALA DINGIN!" Sentak Sita sambil menatap tajam kedua orang yang sebelumnya beradu mulut menjadi diam dan menatapnya dengan tatapan tak suka.

"Kalian sudah dewasa. Kalian Jangan kanak-kanak Karena masalah kecil ini" ujar Sita sambil menghela nafas berat

"Apa maksud elo Masalah kecil! Ini masalah besar! Tentang Ifaa!! Lo paham ngga!" sentak Maria sambil melototi Sita yang berusaha kuat meskipun tubuhnya bergetar saking takutnya melihat wajah menyeramkan Maria yang sedang marah








♥♥
Heppy Reading♥

Cinta Seorang Ustadz | (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang