31. Sosok lain

23K 1K 10
                                    

Ketika kesetiaan dan kepercayaan dihianati, tak ubahnya seperti sebuah gelas yang telah retak

Cinta seorang Ustadz

Bagaimana Jika Kepercayaanmu Dihianati? Rasanya teramat sakit. Dan itu membuatku berubah menjadi Sosok Maria yang baru, Maria lain yang dipenuhi oleh kebencian dan Kekerasan kepala untuk mendapatkan Ustadz Adnan.

"Eh! Tuh lihat orang yang udah Bikin Ummi nangis. Samperin Yuk!" Ujar seseorang yang dapat kudengar.

Mereka Bodoh! Mereka, Aku benci mereka! Apalagi dengan Sahabatku sendiri Halifa Rianita. Seharusnya aku menyadari dari dulu jika Ustadz Adnan ada yang punya. Tapi persetanan dengan Jodoh. Sebelum janur kuning melengkung. Gue ngga akan melepaskan ustadz Adnan dengan mudah.

"Ukh. Yang memarahi ummi kemarin? Ukh, tidak tau adap yah?" Tanya Dita teman Satu pengajian dengan brengsek itu kalau bukan Rianita!

"Bacot lu! Sana pergi! Gua gak butuh ceramah disini!" Ujarku Ketus dan memilih untuk merokok sebentar.

"Ukhti merokok! Bukankah peraturan Perempuan tidak diperbolehkan Merokok!" Ujarnya panik dan Ku lihat dia mundur beberapa langkah. Sepertinya dia berniat kabur.

"Uda gue bilang! Gue gabutuh ceramah! Kuping lu dimana! Kalau ceramah di masjid sana! Dan satu lagi! Jika kalian mengadukan ini kepada Kiyai. Boleh saja, tapi mungkin besok kalian tinggal Batu nisan" ujarku dengan dunia dan Tertawa jahat. Entahlah,aku hanya ingin tertawa. Untuk mengurangi rasa kekecewaan diriku. Aku membuat diriku menjadi sisi lain

"Iy-iya ukh" ujarnya ketakutan dan Berlari menjauh dariku yang sedang asik merokok dalam diam.

"Kamu merokok?" Ujar seseorang yang membuatku teringat kepada kejadian itu lagi

"Bukan urusan elo!" Ujar gue ketus dan meneruskan merokok dengan nikmat.

"Kenapa kamu berubah Maria? Kamu tidak kasihan dengan kedua Orang tuamu?" Ujarnya membuatku Malas berdebat.

"Bacot lu!" Ujar gue Ketus dan mematikan putung rokok yang ada ditangan Gue. Dan bangkit berdiri berniat menuju kamar gue.

Sendiri? Tentu! Gue bukan anak kecil lagi yang minta ditemenin.

Setelah kejadian Itu. Aku dipindahkan Tempat tidur. Berada di Samping Gudang. Dan Dikamar sendiri. Tanpa teman.

"Maria, Apapun yang terjadi. Jadilah Maria yang saya kenal. Dia selalu sabar dan baik kepada orang. Bukan yang seperti ini" ujarnya dengan sendu membuat langkah gue terhenti.

"Sayangnya Maria yang dulu Telah MATI! Inilah Maria yang asli! Maria dulu itu palsu dan munafik! dan selamat pernikahan kalian tinggal dihitung jari bukan? Dan sekarang ifamu sedang Pulang. Aku jadi mengurungkan diri untuk membunuhnya" ujar gue dan Terkekeh sinis. Tapi sabar untuk membuat Si brengsek itu Menangis dan menderita. Dia harus merasakan apa yang gue rasakan! Lu kira, jadi gue itu enak!

Sebangsat-bangsatnya gue! Gue ngga akan makan temen! Sama saja dengan munafik!

"Maria! Jaga omongan kamu" sentak ustadz Adnan entahlah gue merasa Kecewa karena dia lebih membela si bangsat itu ketimbang gue.

"Kenapa? Mau Membela ifamu? Silahkan gue ngga ngelarang. Tapi inget, Pan-kapan bacot lu gue beli.  Sekarang Nyokap belum transfer uang. Jadi yah, bersabar lah. Sebelum hari itu tiba" ujar gue dan berjalan menuju kamar gue. Meninggalkan ustadz Adnan yang terpaku ditempatnya. Gue ingin membongkar semua kebusukan Riani.

Tinggal menunggu waktu dan bersabar. Yah! Yang gue butuhkan hanya bersabar dan bersikap santai.

Lihat lah Setelah Kebenaran terungkap. Ngga ada yang berani ngatain gue. Dan gue bakalan buat ustadz Adnan gabisa mengelak lagi. Tinggal menunggu.








~selamat membaca~

(Terimakasih Kalian yang Setia membaca CSU. Meskipun ada yang tidak like atau komen. Tapi aku senang karena ceritaku ada yang membaca. Setidaknya hanya membaca itu cukup. Sekian dari saya. Maria Fatimah Tuz Zahrah. Pamit undur diri. Sampai ketemu di part selanjutnya. Daaaa)

Author Mohon Maaf jika nanti Up-nya lamaaa

Cinta Seorang Ustadz | (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang