28. mengapa?

24.1K 1K 27
                                    

Jika Obat yang pahit bisa menyembuhkan Sakit, mengapa janjimu yang manis justru menghadirkan Tangis?
Ruang Diksi

~•°•~

Tangis kesedihan terdengar di Sawah belakang Pondok pesantren.

"Hiks. Siapa wanita itu? Mengapa ia mengatakan ifa? Apa salahku?" Tangis Gadis Berjilbab Abu-abu dan Gamis senada. Gadis itu adalah Maria yang menatap matahari Si sore hari.

Ia memerlukan waktu sendiri. Hingga hatinya bisa tenang kembali.

"Maria" tepukan lembut Seseorang di belakangnya Dan refleks Maria terkejut.

"Oh, Riani. Kirain siapa? Tumben ngga Salam dulu?" Ujar Maria dengan cepat menghapus air matanya kasar dan terkekeh kecil membuat Hati Riani di Rudung gelisah.

"Em. Assalamualaikum, Maria" Ujar Riani dengan perasaan Campur aduk.

"Wa'alaikummussalam, Riani. Ada apa kesini?" Ujar Maria sambil menatap Riani yang Sedang menunduk

"Em. I-itu a-aku. Emm gajadi" Ujar Riani dengan Gugup Luar biasa dan berlari menuju pondok meninggalkan Maria yang sedang menatapnya keheranan

"Riani kenapa yah?" Guman Maria lalu fokus kembali ke hamparan Sawah di depannya.

Andai aku disini bersama Ustadz Adnan batin Maria dengan senyum tipis

"Ih! Maria pikirannya" rutuknya Dan memukul Kepalanya sendiri

Mana mau lah ustadz Adnan kesini sama aku. Berduaan lagi batin Maria sedih lalu menghela nafas Berat

"Huh. Siapa sih wanita itu? Apalagi marah-marah gajelas. Apa dia ifa?" Guman Maria kesal dan memetik salah satu bunga di dekatnya. Dan mencium bau segar bunga tersebut.

"Aku berhadap. Kelak ditempat ini aku membawa dia dan anaknya" guman Maria dengan senyum manis terukir di wajahnya dan memejamkan menikmati hembusan angin

Dan tanpa Maria sadari. Riani telah melihat Semuanya. Riani menguping semua.

Maafkan aku Maria batin Riani sambil mendengus kecil dan berjalan menuju Pondok santriwati dan benar-benar meninggalkan Maria sendiri.

Andai kamu tidak disini Maria. Maka pernikahanku telah dilaksanakan. Tapi, mengapa? Dan gara-gara kamu pernikahanku di undur Minggu depan! Batin Riani sambil mendengus kesal dan saat itu juga Riani berpapasan dengan Sita yang sedang membawa surat.

"Loh sita? Surat apa?" Tanya Riani sambil menyeimbangkan langkahnya dengan Sita.

"Oh Riani. Tak kira siapa toh! Ini loh Surat dari bapak aku. Dia ngga bisa berkunjung untuk sekarang. Tapi, dia nitip surat" ujar Sita dengan senyum kecil

"Aciee ada yang kangen rumah" Goda Riani sambil menoel Lengan sita lalu tertawa kecil ketika melihat Sita blushing

"Eh! Apa-apaan sih ri. Aku cuma kangen bapak sama ibu kok" Ujar Sita mengelak dan Tersenyum tipis ketika Riani menghentikan tawanya ketika melihat Sasaa mendekat.

"Itu Mba Sasaa kan?" Tanya Sita memastikan.

"Iya. Oh emm mending kamu duluan deh. Kayaknya Ada barangku yang ketinggalan Di belakang Pondok" Ujar Riani berniat Mengusir Halus sita. Dan sita menyetujuinya , ia berjalan menjauh dari Riani menuju kamar mereka untuk melihat isi surat dari bapaknya dengan perasaan gembira.

"Ifa" guman Sasaa kepada Riani dan tersenyum Kecil

"Iya. Ini aku, Ifa sahabat kamu. Bagaimana kabar kamu?" Tanya Riani dengan Senyum kecil dan Sasaa Membalas senyuman tersebut dengan kekehan sinis

"Aku selalu baik ifa" Ujar Sasaa dengan senyum Licik membuat senyum yang terpatri di wajah Riani hilang

"Bukannya kamu masih dikairo? Udah  kembali? Dan Kamu masih Sama anak itu? Aku tau kamu memiliki maksud lain disini" ujar Sasaa sambil tertawa sinis dan memandang Riani yang hanya diam mendengar kelanjutan ucapannya.

"Kamu Kesal karena Cewek itu? Rasanya orang yang berharga direbut, bukan?" Ujar Sasaa ketus membuat Riani mengeraskan Rahangnya untuk merendam emosinya. Bagaimanapun Sasaa adalah sahabatnya.

"Sudah selesai? Saya mau kembali mbak. Permisi" Pamit Riani berusaha sopan kepada anak pemilik pondok dan pergi menuju kelasnya.

Dan tanpa mereka berdua sadari. Maria mendengarkan dan melihatnya semua.

Jadi dia ifa! Aku kecewa sama kamu Riani! Kenapa! Kamu menyembunyikan dari aku semuanya!! Rasanya aku menjadi orang brengsek! Merebut Calon sahabatku sendiri! Batin Maria sambil menggeram kesal lalu memilih jalan lain untuk menuju Kamar pondoknya.









♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Selamat membaca dan menikmati. Maaf tpyo dimana-mana.

Heppy reading♥

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh

Daaaa semua. Sampai ketemu dipart selanjutnya

Cinta Seorang Ustadz | (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang