Seminggu berlalu begitu cepat dan kau sama sekali tidak berkomunikasi dengan Jeongkuk. atau lebih tepatnya dia yang tidak pernah membalas pesan dan mengangkat telfon darimu.
"Heyy" ucap seorang namja saat kau sedang duduk sendirian di kantin kampus. Kau mendongakkan kepala dan menangkap sesorang namja yang sekarang sedang tersenyum hingga membuat lesung pipinya terlihat.
"Eoh, hyung." Ucapmu.
"Ya. Kenapa kau selalu memanggilku 'hyung'? Kau kan yeoja." Ucap Namjun. Kau hanya tersenyum dan Namjun menepuk puncak kepalamu.
"Habis ini kau masih ada kelas?" Tanya Namjun, sedangkan kau hanya menggelengkan kepala.
"Mau ikut denganku? Aku ingin mengajakmu bermain." Ucap Namjun sambil tersenyum.
"Main apa?"
"Aku ingin mengajakmu ke Game Station. Gimana?"
Kau berpikir sejenak kemudian mengiyakan ajakan Namjun.
Namun saat kalian hendak beranjak dari kantin, ada yang berjalan tak jauh dari kalian. Dia menatap kalian sejenak, kemudian berlalu begitu saja dan membuatmu semakin sedih karena sika dinginnya.
"Sudahlah. Jangan terlalu dipikirin." Ucap Namjun yang tiba- tiba menggandeng tanganmu. Kau menatap tangan kalian kemudian menatap Namjun. Saat beberapa langkah, kau menoleh ke belakang dan menatap Jeongkuk yang duduk di salah satu meja kantin sendirian.
Kau dan Namjun pergi ke mall dekat kampus kalian dan kalian langsung pergi ke game station dan kalian bermain sepuasnya di sana.
Mulai dari pump fiesta, sampai permainan gambling kalian mainkan, hingga saat kau dan Namjun hendak bermain basket, ada seseorang yang tiba-tiba menggenggam pergelanganmu.
"Oppa." Panggilmu dengan suara kecil.
"Ikut aku sekarang." Ucap Jeongkuk dengn nada dingin. Sebelum Jeongkuk membawamu pergi, ada sebuah tangan lain yang menahan tangan Jeongkuk yang sedang menggenggam pergelangan tanganmu.
Kau menoleh dan melihat Namjun yang sedang menatap Jeongkuk dengan tatapan dingin nan tajam, begitupun Jeongkuk yang menatap Namjun.
"Aku ada urusan dengannya, hyung." Ucap Jeongkuk.
"Urusan apa lagi? Bukankah kau sudah bersama Jaenhee sekarang?" Ucap Namjun.
"Kalau kau tidak tau apa-apa, jangan asal bicara, hyung. Ah, atau kau memang ingin membuat (Y/n) jadi membenciku?"
"Tapi memang kenyataannya kalau kau masih belum bisa lepas darinya, kan?" Ucap Namjun. Kemudian Jeongkuk melepaskan tangan Namjun dari tangannya dengan sekejap dan langsung menarik tanganmu untuk keluar dari game station.
Tepat saat kalian sudah di depan game station, kau menghempaskan tanganmu. Membuat Jeongkuk berhenti dan menoleh menatapmu.
"Kenapa? Kenapa kau datang kemari dan menarikku begitu saja? Bukankah kau sudah ada penggantiku? Bahkan kau mendapatkannya kurang dari 24jam." Ucapmu sambil menatap Jeongkuk
"Aku datang karena aku harus bicara denganmu, Jeon (Y/n)" ucap Jeongkuk dengan tegas.
"Jangan asal mengganti margaku. Kita bahkan belum pernah menikah."
"Gadis yang waktu itu. Namanya Jaehee nuna. Dia itu--," "untuk apa kau menyebutnya?" Ucapmu memotong penjelasan Jeongkuk.
"Aku hanya ingin menjelaskan padamu, Jo (Y/n)." Ucap Jeongkuk.
"Lalu kenapa tidak dari kemarin-kemarin? Maksudku, kau bahkan tidak membalas pesanku dan mengangkat telfonku."
"Dengarkan aku sejenak!!" Bentak Jeongkuk yang membuatmu terperajat.
"Dengar. Dia itu sepupu Jimin hyung. Aku dan dia memang dekat. Dan, iya dia dulu adalah yeoja satu-satunya yang kucintai. Sebelum aku bertemu denganmu." Ucap Jeongkuk yang kemudian memegang kedua bahumu dan menyejajarkan mata kalian.
"Dan kau masih mencintainya?" Tanyamu sambil menatap Jeongkuk. Jeongkuk menggelengkan kepalanya.
"Apa cuma kau yang akrab dengannya?" Tanyamu lagi.
"Tae hyung dan Hobi hyung juga dekat dengannya. Tapi jika dibanding dengan mereka berdua, aku memang lebih dekat dengannya." Ucap Jeongkuk dan kau hanya diam saja.
"Ya sudah pergi saja dengan nuna-mu itu. Kau tak perlu kemari hanya untuk memberitahukan itu padaku." Ucapmu sambil menggeser tangan Jeongkuk untuk lepas dari bahumu.
Kemudian kau beranjak menjauh. Sebelum kau benar-benar jauh, kau mendengar ribut-ribut dan melihat orang-orang yang ku lewati, menatap ke arah belakangmu dan menghampiri ke sumber suara.
Dengan penasaran, kau membalikkan badan dan melihat sekumpulan manusia yang bergerombol di tempat kau dan Jeongkuk bicara barusan. Kau langsung kembali ke tempat itu dan menembus gerombolan yang mulai ramai itu.
"Hentikaaaannn!!!" Pekikmu yang langsung membuat kedua namja yang sedang saling menghajar itu berhenti. Mereka adalah Jeongkuk dan Namjun. Dan Namjun lah yang berada di bawah Jeongkuk, sedang di pukul oleh Jeongkuk.
Tak berapa lama, satpam pun datang dan membawa Jeongkuk dan Namjun ke ruang keamanan mall. Dan kau berjalan mengekori satpam-satpam yang menarik kedua namja itu.
Kau sambil mengikuti, sambil menelfon Yoongi.
"Oppa." Panggilmu saat telfon terhubung
"Eoh."
"Oppa, bisa kah kau datang ke ruang keamanan di mall dekat kampusku?" Tanyamu
"Ada apa?"
"Namjun oppa dan Jeongkuk oppa berkelahi di depan umum. Dan sekarang mereka di bawa ke ruang keamanan mall."
"Aish anak itu!! Ya sudah aku ke sana sekarang." Ucap Yoongi yang kemudian telfon terputus. Kemudian kau melangkah masuk ke ruang keamanan dan melihat Namjun dan Jeongkuk hanya duduk berdampingan tanpa melakukan apapun.
Tak berapa lama, ada beberapa polisi datang ke ruangan itu dan membawa Jeongkuk dan Namjun. Dan beruntungnya saat kalian ingin keluar dari gedung mall, Yoongi sampai di koridor menuju ruang keamanan.
"(Y/n)-ah, kau tak apa, kan?" Ucap Yoongi sambil memeriksamu.
"Aku tak apa, oppa."
"Ya sudah, kita susul mereka dengan mobilku saja, ya." Ucap Yoongi dan kau hanya menganggukkan kepla, kemudian kalian pergi ke kantor polisi menyusul Namjun dan Jeongkuk yang sudah dibawa dengan mobil polisi.
TBC
Gimana nih?
Aneh gak sih?
Berentiin sampe sini aja.. ato lanjutin sampe ultah Namjin, nih??
Usul dongss pleaseee
KAMU SEDANG MEMBACA
Suga Imagine
FanfictionImagine made by Jihwa Tenang, gak cuma imagine/ff Yoongi kok, sekali2 aku selipin member lain♥ Rank: #3 in Namjun