Di ruangan yang sunyi sepi dan gelap. Disinilah aku berada bersama ingatanku tentangnya. Namja berkulit putih, berwajah imut dengan kaki yang kecil.
Aku tak pernah berpikir kalau dia akan terus berada di kepalaku setiap kali aku dilanda seheningan seperti sekarang ini.
Masih sangat jelas terekam pada memori terdalam di otakku. Suara tawanya, senyumnya yang sangat manis, dan perlakuannya yang kalau dalam versiku, itu sangat sweet meskipun banyak dari teman-temanku berkata "sadarlah, dia memperlakukannya seperti pada temannya bukan kepada pacarnya." tapi aku tak pernah menggubris pernyataan itu hingga akhirnya semua itu terbukti.
Aku tidak tau apa yang ada di dalam pikirannya. Sampai saat ini pun aku sama sekali tidak mengerti apa yang sebenarnya ia pikirkan.
Awalnya aku pikir semua salahnya. Dia berubah karena hobby-nya yang sama sekali tidak pernah ia tinggalkan. Apa lagi kalau bukan membuat lagu?
Tapi setahun berlalu, aku baru sadar kalau sejak awal, semuanya adalah salahku. Kenapa? Karena aku yang memulai segalanya.
Aku yang mendekatinya lebih dulu.
Aku yang mengirim pesan padanya lebih dulu.
Aku pula yang memaksanya untuk menyatakan perasaannya padaku.
Pernyataan yang membawaku pada kebahagiaan sesaat menuju penyesalan tanpa akhir hingga sekarang.
Bahkan ke oranglain, atau bahkan ke teman-temanku, aku mengatakan aku sudah melupakannya. Aku sudah tidak memikirkannya. Tapi pada saat yang seperti ini, semua kenangan yang pernah kulalui bersama namja bernama Min Yoongi itu terulang seperti sebuah film yang terus saja diputar.
Berbagai cara aku sudah melampiaskannya. Dengan menulis, bercerita pada teman, bahkan menjauh dari dia dan orang-orang yang ada hubungannya dengannya, tapi semua itu tidak berhasil. Semua itu membuatku sedikit frustasi bagaimana caranya aku bisa melupakannya? Bahkan ini sudah 2 tahun.
2 TAHUN LHOO! Selama itu pula aku terkurung pada perasaan ini.
Bahkan disaat dia mengabadikan momennya bersama temanku yang sekarang sudah menjadi 1 geng dengannya, itu membuatku ingin memaki mereka berdua dan pikiran bahwa mereka sudah berpacaran selalu menghampiri otakku.
Apa aku harus mem-blokir mereka?
Tapi apa itu tidak terlalu kejam?
Mereka pasti akan berpikiran macam-macam tentangku kalau aku mem-blokir mereka sekarang, secara tiba-tiba.
Kenangan itu. Kenangan dimana kami pergi festival bersama, melihat kembang api bersama. Disaat itu, aku memang berharap melihat kembang api bersamanya karena aku ingin merasakan apa yang dirasakan karakter di drama atau anime yang menonton kembang api bersama someone.
Tapi kenangan itu yang membuatku menyesal. Kenapa? Karena setiap kali aku melihat adegan seperti itu lagi, otakku secara otomatis langsung memutar kenanganku bersamanya dan itu membuatku terdiam dan kembali ke ruang kosong nan gelap yang ada di suatu tempat di hatiku, tempat dia dulu tinggal.
Temanku mengatakan aku terlalu sayang padanya tapi dia tidak sesayang itu padaku. Oke itu aku akui. Aku memang SANGAT TERAMAT SANGAT suka dan sayang padanya. Dan disitulah kebodohan dan ketololanku.
Aku sudah tau kalau kita tidak boleh terlalu sayang pada pasangan, entah itu pacar atau yang sudah menikah. Tapi pada kenyataannya berbanding terbalik. Aku seakan lepas kontrol akan hatiku sendiri dan membiarkan perasaan itu berkembang terlalu besar dan pesat.
Pada saat-saat terakhir hubunganku dengannya, dia tidak benar-benar mengatakan apapun tentang perasaannya dengan jelas.
Harus aku yang mengambil keputusan.
Harus aku yang memberinya pertanyaan memastikan atas pilihanku.
"Apa kita berteman saja?"
Kalimat itu bukan semata-mata terlontar dari mulutku tanpa berpikir.
Aku bahkan sudah memikirkannya selama 2minggu sebelum hari itu. Tak jarang juga setiap malam aku selalu menangis untuk sebuah keputusan itu.
AKU TAU ITU SANGAT BODOH. TAPI AKU MENGALAMINYA!
Tidak ada satu manusia pun yang tau tentang apa yang terjadi dalam 2minggu itu. Bahkan sahabatku, aku tak pernah berkata apapun pada mereka.
2jam sebelum kejadian kami mengakhiri hubungan, otakku terasa sangat penuh, jantungku berdebar 2 kali lebih cepat dan berkeringat dingin, bahkan aku berusaha untuk menghilangkan rasa gugup dengan tetap berbincang dan bercanda dengan sahabat-sahabatku.
Rasanya seperti aku akan memberikan surat temanku kepada senior yang dia suka namun senior itu adalah kenalanku. Rasa gugupnya sama persis. Dan jika sudah seperti itu, aku bisa melakukan sesuatu yang nekat tanpa berpikir kembali.
Begitu aku berhadapan berdua dengannya, semua rasa gugupku menghilang begitu aku melihat wajahnya, wajah tampannya. Tapi mulutku sama sekali tidak bisa berkata apapun.
Tapi aku harus tetap mengatakannya. Aku butuh kepastian untuk semua ini. Dia harus memilih antara aku dan hobby-nya bahkan teman-temannya, meskipun aku amat sangat tau kalau dia akan lebih memilih hobby dan teman-temannya dibandingkan denganku.
Dan terlontarkan pertanyaan itu. Pertanyaan yang sama sekali tidak memerlukan jawaban lagi karena jawabannya sudah sangat jelas. Tapi aku tetap ingin memastikan. Idiot memang.
Beberapa saat setelah kami benar-benar mengakhirinya, aku sangat-sangat berusaha untuk tetap tersenyum dan tertawa pada sahabat-sahabatku yang saat itu berada tak jauh dariku.
Mereka terlihat bahagia karena sedang bercanda tawa. Dan aku tidak ingin merusak suana bahagia mereka dan juga aku tidak ingin mereka bersedih karena masalahku.
Jadi aku menutupinya. Tidak. Aku tidak berusaha untuk menutupinya, tapi aku hanya tidak bercerita pada siapapun soal ini.
Hingga 5 hari setelahnya, semuanya baru terkuak bahwa aku dengan namja manis itu sudah tidak berpacaran.
Aku sama sekali tidak tau apa yang dipikirkan sahabat-sahabatku saat tau aku sudah putus tapi aku tidak bercerita apapun pada mereka.
Mungkin mereka merasa kecewa padaku.
Tapi mereka tetap berada di sampingku.
Untuknya. Aku ingin ucapkan terima kasih untuk semua kenangan yang telah kau berikan padaku. Semua momen yang kita lewati bersama.
Percaya atau tidak, itu salah satu dari sekian banyak momen berharga untukku.
Terima kasih dan maafkan aku. Aku mencintaimu, Min Yoongi.
END
==================================
oke ini bukan ff perpisahanku.
aku bukan mau meninggalkan fandom tercintaku.
aku sudah terlalu cinta dengan bangtan dan tak bisa lepas.
Tapi aku cuma mau curhat.
dan menjadikan Yoongi sebagai tokoh yang sedang kubicarakan.
kenapa?
karena ini imagine Yoongi~~
hihi.
semoga suka.
semoga baper. kalo gak baper gak papa sih, gak maksa juga.. hihi.
sampai jumpa di imagine selanjutnya~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Suga Imagine
FanfictionImagine made by Jihwa Tenang, gak cuma imagine/ff Yoongi kok, sekali2 aku selipin member lain♥ Rank: #3 in Namjun