Dia adalah guru matematikaku. Lebih tepatnya dia guru les privatku.
Dia 3 tahun lebih tua dariku, dan dia juga sahabat dari oppa-ku, si hantu dingin alias Min Yoongi.
"Oppa~ aku lelah. bisa kita berhenti sebentar? kepalaku rasanya mau pecah." Rengekku pada namja berotot berwajah sangat manis itu yang sedang asik berkutat dengan buku-buku kuliahnya.
Yup. Dia sudah kuliah, sedangkan aku masih terjebak di bangku kelas 11.
"Tidak, selesaikan itu dulu, baru kita akhiri les kita." Ucap Jimin sambil menatapku.
"Makan dulu yuk, oppa. Aku lapar~." Ucapku yang masih belum menyerah untuk tidak lagi menyentuh buku-buku ajaib ini.
"Selesaikan itu dulu, Min (Y/n). Itu hanya 5 soal." Ucap Jimin yang tak lagi menatapku, aku hanya memanyunkan bibirku dan kembali berkutat dengan soal-soal menyebalkan ini.
Dengan perjuangan menguras sisa-sisa ilmu yang ada di otakku, akhirnya aku menyelesaikan soal dari Jimin oppa.
Jangan kira hanya 5 soal begitu saja. Tapi 1 soalnya memiliki beberapa pertanyaan yang tidak bisa di selesaikan dalam sekali jalan. Jadi harus memutar otak untuk bisa mencari jawabannya.
"Huftt akhirnyaa selesai jugaa." Ucapku menghela napas lega dan kemudian aku membaringkan badanku.
"Sudah? Yoongi hyung menyuruhku untuk mengajakmu makan." Ucap Jimin oppa sambil menutup buku-buku tebalnya dan merapikannya.
Aku menatapnya kemudian ikut bangkit dan mengikuti Jimin oppa keluar dari rumahku.
***
"Makanan apa yang kau inginkan?" Tanya Jimin oppa yang sedang melajukan mobilnya."Bagaimana kalau kita jajan tteokbokki?"
"Tteokbokki?" Tanya Jimin oppa terkejut. Aku hanya menganggukkan kepalaku.
"Iya. Tteokbokki yang ada di dekat apartemen oppa. Itu tteobokki terenak yang pernah kumakan."
"Apa tidak terlalu jauh dari sini?"
"Ayolah~" pintaku memohon sambil menunjukkan puppy eye padanya.
"Baiklah-baiklah. Selain itu kau mau makan apa lagi? Kan tidak mungkin kau hanya makan tteokbokki?"
"Hmm.. ke restoran yang biasa saja. Hehehe."
"Ya sudah, tapi kita tidak bisa makan di situ terlalu lama, karena tadi Yoongi hyung berpesan untuk mengntarmu pulang sebelum jam 6."
"Oppa~! Ini bahkan sudah 5.15." pekikku.
"Kau masih ingin terus bersamaku?" Tanyanya yang membuatku menundukkan kepalaku, menyembunyikan wajahku di balik rambut panjangku.
"Tenang saja, kita masih bisa jalan dan pulang sebelum jam 6. Percayalah padaku" ucapnya sambil memegang puncak kepalaku dan membuatku mendongakkan kepalaku menatapnya.
Dia menatapku sejenak dan memberikan angelic smile-nya yang bisa membuat siapa saja yang melihatnya bisa jatuh cinta pada Jimin oppa.
Setelah beberapa menit berlalu, akhirnya kami sampai di daerah tempat tteokbokki yang kumaksud.
Tteokbokki itu di jual di sebuah mobil pick-up yang telah di renovasi menjadi tempat penjual tteobokki.
Aku dan Jimin oppa turun dari mobil dan duduk di bangku yang memang di sediakan untuk pembeli tteokbokki di sana.
"Oppa. Besok belajar ipa saja, yah.. aku bosan belajar mat." Ucapku sambil memasukkan tteokbokki ke dalam mulutku.
"Kau kan sudah pandai di pelajaran ipa. Nah yang tidak kau bisa, kan mat.. jadi kita tetap harus belajar mat." Ucap Jimin oppa yang membuatku memanyunkan bibirku.
Tiba-tiba aku berasakan sesuatu yang kenyal dan basah menyentuh permukaan bibirku yang sedang memanyun kesal.
Tentu bukan saus tteokbokki ataupun fish cake.
Sedetik kemudian Jimin oppa menjauhkan kepalanya sambil tersenyum dan mengacak rambutku pelan.
"Untuk sekarang, nikmati saja tteokbokki, fish cake dan kimbab-mu kalau tidak ingin kumakn semua." Ucap Jimin oppa. Mendengar ancaman itu, otakku yang tadi serasa di hipnotis pun tersadar.
"Noo!!" Pekikku sambil melindungi semua makananku dan membuat Jimin oppa terkekeh.
"Astaga pacar gembulku ini kalau sudah menyangkut makanan, pasti tidak ingin berbagi." Ucap Jimin oppa sambil mencubit pipiku yang sedang gembul karena tteokbokki yang baru kumasukkan ke dalam mulutku.
"Hhmm!!!" Pekikku sambil menepuk tangan berotot itu agak pelan dari pipiku. Bukannya di lepas, Jimin oppa malah mendekatkan wajahnya ke arahku dalam sekejap.
Napasku langsung tercekat dan mataku terpejam karena reflek. Namun bukannya merasakan sentuhan lembut dari benda kenyal warna pink yang tadi sudah menyentuh bibirku, tapi sebuah usapan lembut yang terasa di sudut bibirku.
Aku membuka mataku dan melihat wajah Jimin oppa yang sangat dekat dengan wajahku.
"Jangan berantakan kalau sedang makan. Kau terlihat seperti seorang anak balita, Park (Y/n)." Ucapnya.
"Jangan asal mengganti margaku, pak gembul."
"Jangan menghina gembul jika kau sendiri gembul." Ucap Jimin oppa yang kembali mencubit pipiku dan sedetik kemudian aku merasakan bibir kenyal itu menyentuh bibirku lagi, namun hanya sedetik.
"Ayo, setelah ini kita pulang. Calon kakak iparku akan marah kalau tau adik kesayangannya belum kuantar pulang." Ucap Jimin oppa yang kembali mengacak rambutku dan mencubit pipiku.
"Hmm!!" Pekikku protes sambil membenarkan rambutku. Sedangkan Jimin oppa hanya terkekeh.
End
KAMU SEDANG MEMBACA
Suga Imagine
Fiksi PenggemarImagine made by Jihwa Tenang, gak cuma imagine/ff Yoongi kok, sekali2 aku selipin member lain♥ Rank: #3 in Namjun