41. Namjun Imagine (Laptop)

355 32 0
                                    

Kau sedang asik menggunakan laptop untuk mengerjakan tugas design dari dosenmu, tapi tiba-tiba laptop yang kau mati. Dengan reflek kau berteriak memangguk oppa-mu.

Kamarmu dengan oppa-mu hanya dibatasi oleh tembok yang ada di sebelah kirimu.

"Joon oppa!!!" teriakmu yang kemudian bangkit dan pergi ke kamar oppa-mu itu.

"Oppa!! Laptopku kau apakan? Dia tiba-tiba mati!!" omelmu sambil membuka pintu kamar Namjun, oppa-mu, dengan cepat. Kau melihat perubahan ekspresi oppa-mu begitu kau masuk. Wajahnya terlihat tegang dan sangat terkejut.

"Kenapa mukamu seperti itu? Kau nonton film biru lagi?" tanyamu dengan tatapan datar.

Itu adalah kebiasaan oppa-mu. Bahkan dikampus, banyak yang mengenal oppa-mu sebagai bandar film biru. Tidak tau film biru? Lebih baik jangan tau, karena itu merusak otakmu.

"Ya! Tidak bisakah kau mengetuk pintu dulu sebelum masuk?" pekik Namjun menatapmu tajam.

"Hehe."

"Ada apa?" tanya Namjun to the point.

"Ah! Itu! Kau apakan laptopku kemarin?" tanyamu.

"Apa? Kenapa lagi dengan laptopmu?"

"Iihh~~ dia mati tiba-tiba, tau! Aku harus mengerjakan tugas, oppa!! Besok harus di kumpulkan design-nya.." ucapmu kesal.

"Apa? Aku tidak apa-apakan laptopmu, (Y/n)-ah."

"Lalu kenapa dia mati tiba-tiba?"

"Sudah di charge?"

"Udah."

"Coba kau nyalakan ulang." ucap Namjun berusaha tenang.

"Iihhh!!! Sudaahhh tauu!!" pekikmu semakin kesal.

"Mana kulihat." ucap Namjun yang berdiri kemudian berjalan menuju kamarmu dan mengecek laptopmu.

Hasilnya nihil. Laptopmu sama sekali tidak bisa menyala dan kau hanya melihat laptopmu dengan tatapan hampir menangis.

"Baiklah-baiklah, besok aku akan servis laptopmu. Pakailah komputerku dulu." ucap Namjun yang semakin panik saat melihatmu yang hampir menangis. Tanpa berkata apa-apa lagi, kau langsung pergi ke kamar Namjun dan menutup semua laman yang terbuka di layar komputer itu.

"Eehhh tungguuu jangan di tutup dulu. Aku lupa sampai mana aku sudah tonton." ucap Namjun yang bergegas menghampirimu.

"Telat. Sudah kukeluarkan semua." ucapmu dengan nada kesal dan membuat Namjun menghela napas pasrah.

"Ya sudah. Aku mau tidur. Jangan berisik." ucap Namjun sambil berjalan menuju tempat tidurnya.

"Aku tidak akan mengeluarkan suara apapun.

***

Keesokkan harinya kau ke kampus. Untuk hari ini kau tidak membawa laptop, karena laptopmu dibawa Namjun untuk di servis.

"Kenapa kau?" Tanya Jimin yang duduk di sampingmu disusul Taehyung disisimu yang lain.

"Namjun oppa merusak laptopku. Aku kesal! Padahal kemarin designku hampir selesai!" Pekikmu meampiaskan kekesalan.

"Astaga.. memang ya, anak design sulit." Decak Taehyung sambil menggelengkan kepala.

"Memangnya kau bisa hidup tanpa laptopmu? Pacarmu kan laptopmu." Tanyamu dengan jutek. Tarhyung hanya menunjukkan senyum kotaknya.

"Enak saja!" Pekik Taehyung.

"Memang kenyataannya anak IT seperti itu."

"Sudahlah. Setelah ini ayo kita makan ice cream." Ucap Jimin sambil tersenyum. Begitu mendengar kata Ice Cream, kau langsung menoleh ke arah Jimin dan tersenyum.

"Jimin jjang!"

"Tapi kita masih harus melewati kelas sejarah ini kawan-kawan." Ucap Taehyung dengan nada dingin.

"Setidaknya kita bersama.. jadi tidak terau menyiksa, benarkan?" Tanya Jimin meminta persetujuanmu. Kau hanya menganggukkan kepala.

Saat kalian bertiga sedang duduk di cafe ice cream depan kampus, tiba-tiba ada yang menelfonmu dan muncul nama 'Byeontae oppa'. Dengan cepat kau mengangkatnya.

"Ada apa? Apa laptopku bisa di perbaiki?" Tanyamu ketus.

"Maaf, apa ini nomor kerabat dari Kim Namjun?" Tanya seorang wanita dengan nada lembut. Itu membuatmu terdiam sejenak dan berpikir siapa yang sedang bicara dengannya saat ini.

"Saya adiknya. Ini siapa, yah?" Tanyamu bingung.

"Kami dari pihak rumah sakit, kami ingin memberitahukan bahwa oppa anda mengalami kecelakaan lalu lintas." Kalimat itu sukses membuatmu seperti tersambar petir di siang hari.

"K-kok bi-bisa?" Tanyamu dengan nada lemah sambil menahan tangismu. Jimin dan Taehyung juga menatapmu dengan terkejut saat melihat ekspresi dan nada bicaramu berubah drastis.

"Sebaiknya anda langsung kemari." Kau langsung menutup telfon dan bangkit dari kursimu diikuti dengan tatapan bingung dan khawatir dari kedua sahabatmu itu.

"ya. Ada apa? Apa yang terjadi?" Tanya Taehyung bingung.

"Tenanglah dulu. Jangan menangis dulu. Katakan ada apa." Ucap Jimin memegang tanganmu.

"Joonie oppa.." ucapmu sambil menangis.

"Kenapa?" Tanya Taehyung tak sabar.

"Ke-celakaaaannnnnnnn.." disitu tangismu pecah seperti anak kecil menangis karena permintaannya tidak dituruti.

"Hahh?!!" Pekik Jimin dan Taehyung bersamaan, keduanya juga langsung bangkit bahkan bangku Taehyung terpental ke belakang.

"Ayo kita ke rumah sakit sekarang. Tenanglah, Joonie hyung pasti baik-baik saja." Ucap Jimin yang langsung memelukmu.

"Ya! Bukan waktunya untuk bermesraan, tau!" Protes Taehyung memukul kepala Jimin, sedangkan kau masih menangis di pelukan Jimin.

"Iya tau! Dasar iri! Ayo pergi sekarang." Ucap Jimin yang kemudian menuntunmu pergi dari cafe itu sedangkan Taehyung berjalan ke dapur untuk membayar.

Sampai di rumah sakit, kau langsung ke UGD dan mencari Namjun.

"Ish! Joonie byeontae oppa!" Pekikmu setelah menyebakkan tirai pembatas antar tempat tidur pasien yang menutupi. Terlihat Namjun yang kepalanya terdapat plester.

Yang dipanggil membuka matanya perlahan dan menatap ke arahmu.

"Kau tak apa, hyung?" Tanya Jimin.

"Hanya terluka sedikit." Ucap Namjun sambil tersenyum.

"Masih sempat-sempatnya kau tersenyum tanpa dosa seperti itu! Kau jahat oppa!!" Omelmu.

"Kalau kau tak apa, siapa yang menelfon (Y/n) tadi?" tanya Taehyung bingung.

"Oh itu. Mungkin saat aku tak sadarkan diri, suster menelfonmu." Ucap Namjun sambil terkekeh. Sedangkan kau mengusap airmatamu.

"Aigoo apa adik kecilku menangis saat mendengar aku kecelakaan??" Ucap Namjun dengan nada seperti berbicara pada anak umur 5tahun.

"Ini semua gara-gara kau, oppa!!" Pekikmu.

"Aigoo aigoo.. berhentilah menangis, aku tak apa, Kim (Y/n). Sini kupeluk." Ucap Namjun sambil mengulurkan tangan kirinya, kau langsung memeluk Namjun yang terbaring di tempat tidur.

"Jangan seperti ini lagi! Kalau tidak aku akan membencimu selamanya!" Ancammu.

"Iya-iya. Tidak lagi, aku janji."

"Sudah sering kau janji tapi pada akhirnya kau selalu terluka, oppa!" pekikmu menatap Namjun tajam.

"Itulah gunanya adikku yang sangat imut nan cantik ini. Hehe. Dan laptopmu sudah kuservis. Jadi kau bisa memakainya lagi." Ucap Namjun sambil tersenyum sangat manis, tapi kau kesal dan memukul dadanya kemudian kembali menaruh kepalamu di dadanya, memeluknya.

END

Suga ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang