19. Jungkook Imagine (Final Test)

694 38 0
                                    

Sebelumnya.. ini ff udah lumayan lama.. dan ini aku bikin karena sahabatku lagi stress karena ujian..

hehehe

semoga aja suka..

================================

Cast:

- Jeongkuk

- Chika

Kau sedang duduk di sebuah meja café yang terletak dekat kampusmu sambil menaruh kepalamu di atas meja.

Kau sedang menunggu pacarmu yang katanya sebentar lagi sampai di café itu. Kau menatap ponselmu sambil membuka SNS untuk membuang waktu. Tiba-tiba kau merasakan ada sesuatu yang cukup berat di atas kepalamu.

Kau melirik ke atas dan mendapati seorang namja tinggi, berotot dan ber-abs yang kau tunggu sudah datang. Dia duduk di hadapanmu sekarang.

"jangan seperti kucing yang akan mati kelaparan, deh" katanya sambil tersenyum menunjukkan gigi kelincinya, kau hanya mengerutkan hidungmu dengan tidak merespon apapun.

"bagaimana ujian-mu? Lancer?" tanyanya membuka topic, kau langsung memanyunkan bibir dan menggelengkan kepala.

"sulit. Aku tidak tau apa yang harus kuisi" katamu merespon sambil menaruh dagumu di atas meja.

"seharusnya kau belajar kemarin. Jadi setidaknya kau bisa mengerjakannya" kata Jeongkuk sambil memegang puncak kepalamu.

"sudahlah. Lupakan itu. Ayo kita makan sekarang. Kau sudah memesan makanan?" Tanya Jeongkuk sambil memegang pipi tembemmu. Kau menegakkan badanmu lalu menganggukkan kepala.

"oh iya, katanya Minhwa dan Jimin oppa mau datang kemari. Karena mereka sudah selesai kelas" katamu membuka topic baru sambil menatap hp sejenak.

"eh? Jangan dong. Aku Cuma mau makan berdua denganmu." Rajuk Jeongkuk sambil memanyunkan bibirmu

"tapi mereka sudah mau sampai katanya. Nih." Katamu sambil menunjukkan chatmu dengan sahabatmu, Eom Minhwa.

"yah jadi double date, dong." kata Jeongkuk yang masih memanyunkan bibirnya.

"kau mau menyuruh mereka untuk duduk di tempat lain?" tawarmu, dan seketika raut wajah Jeongkuk berubah menjadi cerah.

"itu lebih baik." Ucap Jeongkuk senang. Kau tersenyum melihat reaksi Jeongkuk kemudian mengetik sesuatu di hpmu.

"sudah."

"hey kalian!" panggil seseorang yang berjalan ke arahmu dan Jeongkuk, karena posisimu membelakangi pintu masuk café, kau membalikkan tubuhmu dan mendapatkan sepasang manusia yang sedang menghampiri kalian.

"kenapa kalian kemari?" Tanya Jeongkuk dengan nada yang terkesan dingin.

"kenapa nada bicaramu seperti itu?" Tanya namja bermata segaris dan memiliki tinggi di bawah Jeongkuk, tapi dia 2 tahun lebih tua dari Jeongkuk. Dia adalah Park Jimin, pacar Minhwa.

"aku tidak suka melihatmu di sini, hyung." kata Jeongkuk.

"ya Jeon Jeongkuk!" teriak seorang yeoja yang berdiri di belakang Jimin, Jeongkuk langsung menatapnya datar dan tajam. Yeoja itu adalah Minhwa. Dan begitu di tatap seperti itu oleh Jeongkuk, Minhwa langsung bersembunyi di balik tubuh Jimin yang lebih besar dari tubuh rampingnya.

"sudah kubilang untuk memanggilku oppa, Eom Minhwa." Omel Jeongkuk.

"kookie~," goda Minhwa sambil mengintip dari balik tubuh Jimin sambil tersenyum jahil. Kau hanya tersenyum sambil memperhatikan ketiga orang itu.

"astaga, berhentilah memanggilku. Sekarang lebih baik kalian duduk di tempat lain. Atau kalau mau pindah café, silahkan." kata Jeongkuk sambil tersenyum lebar.

"jadi kau mengusir kami?" Tanya Jimin sambil mengangkat alisnya

"iya, aku mengusir kalian."

"oke fine. Bye Kookie" kata Minhwa, kemudian mereka pergi meninggalkanmu dan Jeongkuk berdua saja.

***

"besok kau ujian apa?" Tanya Jeongkuk membuka topic saat mereka hampir selesai makan. Kau mendonggakkan kepalamu, mengalihkan pandanganmu dari makananmu menatapnya.

"jangan bahas ujianku dong" katamu sambil memanyunkan bibirmu. Jeongkuk tersenyum kemudian mencubit pipimu dengan gemas.

"baiklah. Sekarang makanlah yang banyak." Kau menganggukkan kepala dan kembali melanjutkan makan, lebih tepatnya memasukkan sesendok terakhir dari piring ke mulutmu.

"bagaimana ujianmu, oppa?" tanyamu setelah selesai makan dan menyeka mulutmu dengan tissue.

"tadi katamu tidak mau membahas ujian. Sekarang malah bertanya tentang ujianku. Dasar Jeon Chika" kata Jeongkuk terkekeh.

"jangan asal mengubah margaku. Lagi pula kan aku tidak ingin membahas tentang ujianku yang sangat membuatku stress itu." Katamu sambil memanyunkan bibirmu

"memangnya salah aku mengganti namamu dari Jo Chika menjadi Jeon Chika? Tapi aku lebih suka mendengar Jeon Chika." Kata Jeongkuk yang mengabaikan kalimat terakhirmu dan kalimat yang dilontarkan Jeongkuk barusan membuatmu terdiam dan merasakan pipimu menghangat, dan seulas senyum terukir di wajahmu.

"kau terlihat lebih manis saat sedang merona, Jeon Chika." goda Jeongkuk. Kau menundukkan kepalamu berusaha menutupi wajahmu.

"oppa, kau belum menjawab pertanyaanku." Katamu yang langsung mendongakkan kepala menatap Jeongkuk saat kau ingat pertanyaanmu tadi, sekaligus ingin mengalihkan pembicaraan. Jeongkuk menatapmu kaget karena kau tiba-tiba mendongak dan mengatakan itu, kemudian ia tersenyum

"ujianku baik-baik saja. Semua berjalan lancer. Karena ada kau."

"aku?" Tanyamu bingung

"iya. Karena ada kau yang selalu di sampingku. Karena ada kau, aku memiliki semangat belajar. Karena kau, aku bisa melewati semua rintangan sesulit apapun." Kata Jeongkuk sambil tersenyum sangat manis padamu, kau kembali membisu menatapnya dan kembali merasakan kalau pipimu memanas.

"aku mencintaimu, Jeon Chika" kata Jeongkuk yang masih tersenyum, kemudian ia mencondongkan tubuhnya kedepan, menumpuhkan badannya di atas meja. Sebuah senyuman manis yang perlahan terlukis di wajahmu membuat senyum Jeongkuk semakim melebar.

"kemarilah sebentar." Kata Jeongkuk sambil menggerakkan telunjuknya, mengisyaratkanmu untuk mendekat. Kau menurutnya dan tiba-tiba kau merasakan ada sesuatu yang lembut menyentuh pipimu.

Pacarmu yang sangat menggemaskan itu mencium pipimu singkat. Kemudian dia kembali duduk di bangkunya dengan tetap mencondongkan badannya padamu. Membuat jarak di antara wajah kalian hanya 1 jengkal.

Matamu terpaku pada bibir merahnya yang berjarak tak jauh dari bibirmu. Sedetik kemudian kau memajukan badanmu sedikit dan akhirnya mendaratkan bibirmu tepat di bibirnya dengan singkat. Kemudian kau memundurkan tubuhmu dan menutupi wajahmu dengan tanganmu.

"mulai ya.. nakal.. anak kecil udah main cium-cium bibir." Kau membuka tanganmu dan menatap Jeongkuk

"anak kecil harusnya belum boleh seperti itu" kata Jeongkuk dengan lembut.

"aku bukan anak kecil. Aku sudah 20tahun, kok." Bantahmu.

"tapi kau tetap anak kecil." Kata Jeongkuk sambil tersenyum, dan kau memanyunkan bibirmu kesal.

"mendekatlah lagi, Chika-ya" kata Jeongkuk, kau menatapnya kemudian menurutinya. Tepat saat kau memajukan badanmu, Jeongkuk juga lebih memajukan tubuhnya hingga bibir kalian bertemu secara singkat. Kau membelalakkan matamu menatap Jeongkuk terkejut. Tapi dia hanya tersenyum menatapmu.

END

Suga ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang