25. Satu Putri dan Dua Pangeran

206 22 3
                                    

Jessica sudah duduk lebih dulu saat seorang pria yang membuat janji dengannya hari itu memasuki area kantin. Tangannya terangkat memberi tahu posisinya saat ia tahu temannya tersebut kebingungan mencari keberadaan dirinya di tengah ramainya orang-orang yang ingin mengisi perut mereka. Ketika menemukan Jessica, temannya itu berjalan dengan langkah panjang dan senyum lebar tersungging di bibirnya yang menampakkan kepercayaan diri.

"Maaf Jessica, saya agak terlambat hingga membuatmu harus menunggu." ucapnya begitu ia sudah duduk di depan kursi Jessica.

Gadis itu tersenyum sebelum menjawab permintaan maaf tersebut. "Saya yang seharusnya minta maaf karena memintamu untuk makan siang di kantin rumah sakit, padahal dari kantormu jaraknya lumayan jauh." balasnya kemudian mengungkapkan perasaan bersalahnya terhadap kenalannya itu.

Pagi tadi Wisnu menghubunginya hendak mengajak makan siang di sebuah restoran. Tetapi Jessica menolak dengan alasan dirinya tidak bisa pergi jauh dari rumah sakit yang kemungkinan memakan waktu lama. Wisnu yang memang mulai berusaha mendekati Jessica, menggunakan berbagai cara untuk bisa mewujudkannya rencananya. Termasuk mengajukkan ide untuk makan siang di kantin rumah sakit asal bisa bersama gadis itu.

Awalnya Jessica sempat tidak menyangka dengan permintaan Wisnu yang tiba-tiba itu. Namun tidak ada alasan lain yang bisa ia ungkapkan guna menolak keinginan pria itu. Sekalipun sebenarnya ia juga tak memiliki alasan untuk menerima permintaan Wisnu. Tetapi pada akhirnya ia menyetujui ajakan tersebut.

Selang lima menit kemudian, Revan sudah berdiri di sisi meja dimana Jessica tengah duduk dikursinya. Mata pria itu nampak sangat terkejut dengan kehadiran Wisnu di sana. Tatapan penuh tanya ia arahkan pada gadis di depannya. Jessica memintanya untuk duduk lebih dulu saat tahu Revan tengah menuntut penjelasan atas keberadaan Wisnu bersamanya.

Seperti sudah menjadi kebiasaan, siang itu memang Revan sengaja menyempatkan diri untuk menghabiskan waktu makan siang bersama Jessica. Sayangnya begitu ia tiba di tempat biasa mereka bertemu di jam istirahat, dirinya disuguhi pemandangan yang membuatnya terkejut dan sedikit tidak menyangka mendapati Wisnu juga tengah berada diantara dirinya dan Jessica. Keberadaan Wisnu saat itu sangat mengganggu untuknya.

Bukan hanya Revan saja yang tidak suka dengan situasi tersebut. Wisnu yang memang berniat untuk bisa menghabiskan waktu berdua bersama Jessica juga merasa sangat tidak nyaman dengan adanya Revan. Tidak hanya itu, ia juga tidak habis pikir mengapa 'sahabatnya' itu turut hadir di sana. Mengingat kembali saat mereka berselisih paham, membuatnya tersenyum kecut.

Bodoh. Tentu saja penghianat itu juga tengah mendekati Jessica untuk dirinya sendiri.

Belum lama Nana meninggal, pria brengsek itu sudah mengincar gadis lain. Gadis yang pria itu juga tahu sudah membuat Wisnu jatuh cinta sejak pandangan pertama. Memikirkan hal itu semakin membuat Wisnu muak dan membenci Revan.

Untuk beberapa detik, Revan masih menatap dalam diam pria dihadapannya. Ia masih sedikit terbawa emosi. Tapi secepatnya Revan segera duduk di samping Jessica. Menunjukkan kedekatan yang terjalin antara dirinya dan gadis yang menjadi sumber perseteruan itu.

Pria itu menoleh pada gadis di sebelahnya dengan sebelah alis yang terangkat dan tatapan menyelidik. Jessica yang menjadi obyek pandangan Revan, hanya mengangkat bahu acuh. Tidak berhenti sampai disitu, Revan semakin menggeser tubuhnya untuk lebih dekat dengan Jessica, membisikkan sesuatu di telinga gadis itu karena merasa Jessica yang tidak mempedulikannya meski ia sudah memberikan isyarat. Entah kalimat apa yang diucapkan Revan, tetapi setelah mendengarnya, Jessica yang menjadi pusat perhatian dua pria sekaligus itu seketika mendelik ke arah Revan. Reaksi yang ditunjukkan gadis itu kontan membuatnya tertawa.

Satu RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang