31. Ujung Sebuah Kisah

270 23 10
                                    

Malam saat dimana Revan meluapkan amarahnya, Jessica merasakan kehilangan yang hampir mendekat padanya. Setelah kepergian pria itu, Jessica masih bertahan di taman di bawah guyuran air hujan. Ia dilanda kebingungan yang luar biasa. Marina, perempuan yang meninggal dalam sebuah kecelakaan dengannya, tidak lain adalah kekasih Revan. Informasi itu mendadak melumpuhkan kinerja otaknya. Kecelakaan yang terjadi juga karena kelalaiannya. Semua terjadi begitu cepat hingga ia tidak sempat menjelaskan pada Revan mengenai apa yang sebenarnya terjadi.

Gadis itu tengah dalam keadaan rapuh dan tidak mungkin untuknya pulang basah kuyup seperti itu. Jasmine pasti akan khawatir dan terus menghujaninya dengan berbagai pertanyaan. Karena itu Jessica memutuskan untuk menemui Tiffany dirumahnya. Meskipun itu juga berarti ia harus bertemu Dion. Jessica membutuhkan seseorang untuk menjadi sandaran.

Betapa terkejutnya Tiffany melihat Jessica datang malam-malam dalam keadaan basah kuyup ditambah dengan ekspresi yang mengisyaratkan kelelahan dan kesedihan. Tidak mencecar pertanyaan bertubi-tubi pada Jessica, Tiffany lebih memilih untuk segera menyiapkan segala keperluan gadis itu. Dion juga tidak ingin mencampuri urusan Jessica. Walau sebenarnya melihat kondisi sahabatnya seperti itu membuatnya sangat khawatir, tapi pria berusia 32 tahun tersebut yakin jika yang dibutuhkan Jessica saat itu adalah Tiffany. Dion tidak ingin mengganggu waktu keduanya dan memutuskan untuk menyibukkan diri dengan pekerjaan di ruangan pribadinya.

Jessica masih duduk dalam diamnya ketika Tiffany masuk sembari membawa segelas cokelat hangat. "Minumlah lebih dulu selagi masih hangat." ucapnya menyerahkan gelas tersebut pada Jessica. Wanita itu lantas duduk disebelah sahabatnya.

"Terima kasih, Tiff." itu merupakan kalimat pertama yang Jessica ucapkan semenjak dirinya tiba. Gadis itu sama sekali tidak tertarik untuk meminumnya. Justru beberapa saat setelahnya, ia meletakkan gelas tersebut di atas nakas samping tempat tidurnya. Untuk sesaat ia kembali membisu. Tatapan matanya menyiratkan kepedihan yang terlihat begitu jelas.

Tiffany tahu sahabatnya itu tengah memiliki masalah. Tetapi masalah seperti apa hingga Jessica nampak begitu kacau seperti itu? Rasa penasarannya tidak cukup mampu untuk membuatnya bertanya langsung pada Jessica. "Apapun masalahmu, jangan membuat dirimu tersiksa, Sica. Aku tidak akan memaksamu untuk bercerita. Sebaiknya kamu segera tidur, tapi sebelumnya habiskan lebih dahulu cokelat panas itu." Tiffany berdiri berniat meninggalkan Jessica sendiri di kamar. Namun baru dua langkah, ia mendengar suara isak tangis. Tak butuh waktu lama untuk Tiffany kembali duduk dan melihat Jessica kini tengah menangis.

Tiffany yang tidak cukup tahu permasalahan Jessica, memilih untuk menenangkan sahabatnya itu lebih dahulu daripada menanyakan alasan ia menitikan air mata. Tiffany mengusap punggung Jessica dari samping seraya meminta gadis itu untuk tetap tenang.

Setelahnya Jessica mulai mencurahkan segala permasalahan yang menimpanya pada Tiffany. Menumpahkan semua yang berkecamuk dalam hatinya hingga tidak ada yang tersisa. Mulai dari Revan yang menemukan dokumen itu, Marina korban kecelakaan yang meninggal tidak lain adalah kekasih Revan, hingga reaksi marah dan kecewa Revan terhadapnya. Tiffany amat terkejut mengetahui semua fakta tersebut. Ia sungguh tidak habis pikir dengan situasi sulit yang tengah Jessica hadapi sekarang. Kebetulan yang luar biasa kini menghampiri sang sahabat.

Revan, pasien Jessica tujuh bulan lalu yang sempat hampir meregang nyawa. Pria itu begitu terpuruk karena kekasihnya yang meninggal akibat sebuah kecelakaan.

Jessica, dokter yang empat tahun sebelumnya juga merasakan hal yang sama karena tunangannya meninggal. Delapan bulan lalu ia mengalami satu kejadian yang membuat traumanya semakin dalam.

Dua anak manusia dengan pengalaman yang tidak jauh berbeda diketemukan dalam satu situasi. Seiring berjalannya waktu, mereka mampu melupakan kesedihan yang menggerogoti hati masing-masing. Merasakan kenyamanan dan berujung pada tumbuhnya benih cinta keduanya. Sayangnya, Jessica terkait dengan kecelakaan yang menewaskan Marina, kekasih Revan. Pria itu menuding Jessica telah menyembunyikan fakta tersebut darinya. Revan juga menganggap bahwa Jessica adalah sumber dari kehancurannya.

Satu RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang