26. Rindu Karena Mencinta

154 21 7
                                    

Sudah empat hari ini Revan tidak menemui Jessica. Empat hari ia tidak melihat wajah gadis yang sudah mempunyai pengaruh dalam hidupnya, empat hari ia tidak mendengar suara yang sudah menjadi candu baginya, ia juga tidak bisa menatap mata hazel Jessica yang membuatnya selalu terpesona tiap kali bertatapan dengannya. Segala hal dalam diri gadis itu benar-benar membuatnya rindu. Dan Revan mengakui benar itu semua.

Berbeda kala ia harus meninggalkan Jessica ke Jepang beberapa waktu lalu, setidaknya saat itu mereka masih bisa berkomunikasi. Tetapi sekarang seakan ada jarak yang membentang hingga menghalangi mereka untuk saling bertemu. Tidak hanya itu, Revan merasa seolah tengah berada dalam daerah terpencil atau bahkan berada dalam kehidupan puluhan tahun silam yang tidak ada alat komunikasi canggih untuk menghubungkan mereka.

Empat hari itu pula, Revan tidak pernah bisa sepenuhnya konsentrasi pada pekerjaannya. Pikirannya terbagi karena masalah yang tengah ia hadapi dan permintaan Jessica padanya. Permintaan yang membuatnya harus menjadi orang sabar karena menahan suatu perasaan rindu untuk bertemu gadis itu. Beberapa kali dirinya bahkan sempat akan menemui Jessica, tetapi begitu Revan hendak melangkah, sebagian otaknya melarangnya melakukan itu.

Sebagai seorang pria, sudah sepantasnya memegang janji yang telah diucapkan, bukan? Terlebih ia sendiri pernah mengatakan bahwa dirinya seorang yang selalu menepati janji di hadapan Jessica beberapa waktu yang lalu. Lantas kalau saat itu ia melanggar ucapannya sendiri, sudah bisa dipastikan harga diri Revan seketika akan hancur di mata Jessica. Tentu saja dirinya tidak ingin itu terjadi. Tetapi sekarang, Revan justru tengah tersiksa dengan janjinya sendiri.

"Arghh." teriaknya tertahan karena frustasi dan bingung dengan dirinya sendiri.

Tumpukan laporan dan dokumen penting di atas mejanya belum sempat ia sentuh. Revan tidak bisa bekerja dengan pikirannya yang melayang pada gadis itu. Ia sempat membuka salah satu dokumen dan membacanya, tetapi usahanya sia-isa. Dirinya tetap tidak bisa memahami catatan-catatan yang tertulis rapi itu. Dengan kasar Revan segera menutup kembali dokumen tersebut. Sebelah tangannya menopang dagu dengan tatapan menerawang tengah memikirkan sesuatu.

"Jessica." Berulang kali ia bergumam menyebut nama itu.

Revan menggigit bibir bawahnya bingung. Jika seperti ini terus, ia hanya akan menjadi orang bodoh karena memikirkan gadis itu tanpa bisa menemuinya. Revan harus menyelesaikan masalahnya dengan Wisnu secepat mungkin. Dengan begitu dirinya juga lebih cepat bisa menemui Jessica. Hal ini tidak bisa dibiarkan terus berlarut tanpa penyelesaian. Revan tahu, ia tidak bisa mengharapkan Wisnu untuk menemuinya lebih dulu. Bertahun-tahun bersahabat, membuat Revan sangat mengenal karakter sahabatnya itu. Mau tidak mau, bisa tidak bisa memang dirinya yang harus mengambil inisiatif itu.

Revan sudah memantapkan hati akan menemui Wisnu hari itu. Tetapi tunggu, pertanyaannya sekarang adalah apa yang harus dirinya katakan pada Wisnu? Memikirkan hal itu membuat semangat Revan kembali luruh. Mengatakan kalau ia sama sekali tidak seperti yang dipikirkan Wisnu, penghianat yang menusuk sahabatnya sendiri. Begitukah?

Tetapi nyatanya, Revan harus mengakui bahwa ia memiliki perasaan khusus untuk Jessica. Meski logikanya masih meragukan rasa itu adalah cinta. Hanya saja yang pasti sekarang ia bisa merasakannya. Perasaan bahagia dan nyaman saat bersama gadis itu melebihi apapun. Perasaan rindu yang tidak terelakkan ketika tidak bertemu dengannya satu hari saja. Perasaan yang sama yang ia rasakan untuk kekasihnya dan tanpa ia sadari Jessica sudah menempati relung hati terdalam Revan, di tempat yang sama menggantikan nama Nana. Pria itu hanya terlalu egois karena menyangkal sesuatu yang sudah jelas ia ketahui.

Pilihan yang harus ia ambil adalah sekarang atau nanti. Sekarang menyelesaikan masalah dengan Wisnu, lalu setelahnya Revan bisa memperbaiki kegundahan hatinya dengan menemui Jessica atau nanti kapan-kapan menemui Wisnu dan itu juga artinya dirinya harus menunda menemui Jessica.

Satu RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang