32. Kian Terpuruk

264 24 12
                                    

Ketiganya duduk berjejer di sofa panjang yang berhadapan langsung dengan Dokter Johan. Untuk beberapa saat, Dokter yang berusia paruh baya tersebut mengingat pembicaraannya dengan Jessica. Dimana gadis itu memintanya untuk merahasiakan kesehatannya dari orang lain. Namun melihat keadaan sekarang, sepertinya Dokter Johan harus melanggar janjinya. Menghela napas pelan, Dokter Johan memulai penjelasannya terkait kondisi Jessica.

"Dari hasil pemeriksaan Dokter Jessica beberapa waktu yang lalu, fungsi organ jantungnya mulai mengalami sedikit penurunan, meskipun masih dalam kategori normal. Hanya saja saya khawatir ini bisa semakin memburuk. Saya sudah menyampaikan padanya terkait kesehatannya dan menyarankan untuk menjalani terapi sebelum terlambat, tetapi sepertinya ia belum melakukannya."

Mendengar penuturan Dokter Johan tersebut, memberikan reaksi yang sama terhadap tiga orang lainnya. Baik Tiffany, Dion dan Chandra nampak sedikit terkejut atas informasi itu. Tiffany bahkan sudah menggenggam erat tangan sang suami yang duduk disampingnya. "Lalu apa penyebab Jessica pingsan tadi, Dok? Apa ini terkait dengan kondisi jantungnya?" Dion memberikan pertanyaan yang sedari tadi mengganggu pikirannya akan Jessica, hingga ia segera bergegas meninggalkan rapat.

"Sampai sekarang saya masih belum bisa memastikan penyebab Dokter Jessica pingsan baru saja itu dikarenakan memang kondisinya yang tengah sakit atau ada hal lain. Tetapi yang pasti adalah psikologis sangat mempengaruhi kesehatannya. Untuk itu saya perlu mengkomunikasikannya dengan psikiater lebih dahulu." ungkap Dokter Johan sembari menatap sahabat-sahabat Jessica dihadapannya satu persatu.

"Apa yang harus dilakukan sekarang, Dokter?" sebagai seorang dokter, hal itulah yang Chandra ingin ketahui sejak pertama kali mengetahui fakta kesehatan Jessica.

"Untuk saat ini yang bisa dilakukan hanya menjaganya dari segala hal yang dapat mengganggu pikiran hingga menyebabkannya stress. Ketika psikologisnya tidak stabil, tentu akan sangat berdampak pada kesehatannya."

Usai mendengar penjelasan tersebut, ketiga sahabat itu kini sudah berada diruangan Chandra. Tidak ada yang memulai pembicaraan. Mereka masih terdiam dengan pikiran yang tidak jauh berbeda. Selama ini Jessica memang telah menyembunyikan kondisi kesehatannya. Tiffany mengingat kembali pembicaraan terakhirnya bersama Jessica sebelum gadis itu pingsan. Kedua tangan menangkup wajahnya, ia tidak menyangka masalah yang dihadapi Jessica berakibat fatal pada kesehatannya.

Dion menoleh pada Tiffany. "Kamu tahu soal ini?"

Tiffany masih terdiam diposisinya. Ia sudah berjanji untuk tidak menceritakan perihal masalah Jessica dan Revan kepada siapapun. Tetapi melihat kekhawatiran suami dan Chandra, membuatnya dilanda dilema.

"Apa ini ada kaitannya dengan kedatangan Jessica malam itu?" Kembali Dion memancing Tiffany untuk membuka suara. Memegang kedua bahu istrinya tersebut agar bisa menatap manik matanya langsung.

"Sayang, aku tahu kamu tengah menyembunyikan sesuatu dari kami."

Chandra hanya mengamati dua orang dihadapannya dengan bingung. Tidak mengerti apa yang tengah sepasang suami istri itu bicarakan. Nampak kerutan di dahi dokter tersebut. "Aku tidak mengerti maksud pembicaraan kalian. Tetapi Tiffany, aku mohon ceritakan semua yang kamu ketahui tentang Jessica." Chandra menatap Tiffany dengan sorot mata memohon.

Jessica sendiri yang meminta pada Tiffany untuk tidak menceritakan mengenai permasalahannya kepada siapa pun, termasuk Dion dan Chandra. Jessica sangat tahu karakter dua laki-laki tersebut, karenanya untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan terjadi, ia membiarkan hanya Tiffany yang mengetahui. Setidaknya untuk sementara ini. Tiffany pun hanya mengatakan pada suaminya jika dalam beberapa waktu ini Jessica tidak menjalin komunikasi dengan Revan tanpa menjelaskan masalah sesungguhnya. Itu sebabnya tadi Dion tidak memberitahu alasan meninggalkan rapatnya bersama Revan.

Satu RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang