Restoran yang bertempat di daerah Sudirman, siang itu terlihat ramai pengunjung. Desain interior yang mengusung tema vintage tersebut, merupakan restoran yang menyajikan makanan khas nusantara. Keseluruhan tata ruangan menyajikan nuansa Jawa, namun terkesan begitu romantis. Di tengah maraknya tempat makan dengan hidangan mancanegara, restoran tersebut masih menjadi salah satu restoran Indonesia yang menjadi favorit masyarakat. Warna krem, putih dan cokelat mendominasi ruangan. Masuk ke dalam ruangan, pengunjung akan disuguhi interior yang sebagian besar berupa kayu lengkap dengan ukirannya. Tidak lupa, terdengar sayup-sayup alunan musik Jawa di penjuru restoran.
Disalah satu meja di sudut ruangan, nampak empat orang tengah bercanda satu sama lain sembari menanti pesanan makanan datang. Layaknya anak muda, bersantai ria menikmati waktu penuh suka cita. Dua orang lelaki dan dua wanita duduk saling berhadapan.
"Bagaimana bulan madu kalian?" tanya Jessica kepada pengantin baru di hadapannya.
"Menyenangkan sekali. Benar begitu, sayang?" jawab sang pria sembari mengeluarkan senyum nakalnya. Sementara sang istri hanya tersenyum malu.
"Hei, jangan sok mesra di hadapan kami!" sela pria satunya, yang tidak lain adalah Chandra.
Ia kesal dengan Dion yang terus saja mengumbar kemesraan di depannya. Bukannya dirinya tidak suka, hanya saja tidak bisakah pria berkulit putih itu menyimpan keromantisannya untuk kepentingan pribadi. Melihat kebahagiaan sahabatnya, membuatnya juga ingin segera menikah. Namun sayangnya, kekasihnya masih belum siap melangkah ke jenjang pernikahan.
"Bilang saja kamu iri pada kami, Chandra." ledek Dion yang kemudian tertawa karena berhasil mengejek sahabatnya. Ia tahu benar alasan Chandra bersikap seperti itu.
Keempat sahabat tersebut tengah menghabiskan waktu makan siang bersama. Pasangan pengantin muda itu memang baru melakukan kegiatan bulan madu setelah menikah selama tiga bulan. Berhubung memiliki waktu luang, hari itu mereka sepakat untuk bertemu. Untuk mencari suasana baru, mereka memilih restoran Jawa tersebut. Kesibukan masing-masing membuat keempatnya jarang berkumpul. Persahabatan mereka benar-benar terasa seperti sebuah keluarga. Saling bercanda dan penuh ejekan terlontar untuk satu sama lain merupakan hal yang wajar. Tetapi, disaat salah satu terjatuh, teman lainnya segera mengulurkan tangan, memberi dukungan untuk kembali berdiri.
Jessica dan Tiffany pun tak pelak juga ikut tertawa melihat keduanya yang masih bertingkah seperti anak kecil. Hingga tiba-tiba Jessica spontan mengerang merasakan nyeri pada jantungnya. Tangannya kini sudah menempel pada dadanya sendiri. Menekannya untuk mengurangi nyeri yang mendadak terasa menyesakkan. Ketiga sahabatnya segera mengalihkan perhatian padanya.
"Sica, kamu baik-baik saja?" tanya Tiffany dengan nada khawatir.
Jessica masih sibuk mengatur tarikan napasnya yang mulai tersengal. Dirinya mencoba untuk tetap tenang ditengah serangan yang mendera. "Tidak perlu khawatir. A.. aku baik-baik saja." jawab Jessica dengan sedikit terbatuk dan juga terbata.
Tiffany berteriak memanggil pelayan untuk meminta segelas air putih. Beberapa saat kemudian pelayan datang membawa pesanan tersebut. Gadis itu segera menyodorkannya, beserta pil yang sudah ia ambil dari dalam tas Jessica.
Jessica meminum beberapa teguk air beserta dua pil tersebut, lalu kembali berusaha mengatur emosinya supaya tetap stabil dengan mata terpejam. Sementara satu tangannya memijit pelipis berharap rasa pusingnya sedikit berkurang. Meski masih merasakan nyeri yang sangat mengganggu pasokan oksigen untuknya, Jessica mencoba menenangkan sahabatnya untuk tidak terlalu cemas.
Mereka hendak membawa Jessica ke rumah sakit untuk memeriksakan keadaan gadis itu. Tapi segera saja Jessica menolaknya. Ia merasa dirinya baik-baik saja. Gadis itu tidak ingin sahabatnya tahu kondisinya yang sebenarnya. Mengingat bagaimana hasil pemeriksaan beberapa hari yang lalu, membuat kepala gadis itu semakin berdenyut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Rasa
RomansKejadian empat tahun lalu meninggalkan torehan luka yang masih menganga dalam diri Jessica. Hingga membuatnya terjebak dalam trauma yang terus menghantui. Berpikir sulit baginya untuk kembali merasakan cinta dan memulai sebuah hubungan yang baru. Te...