Hari semakin sore, langit yang mulanya biru muda dihiasi awan putih nan bersih kini harus digantikan posisinya oleh langit senja yang khas dengan warna jingganya yang indah itu.
Sore ini Shila harus nebeng dengan Tarisa lantaran sopir di rumahnya pulang kampung karena istrinya melahirkan dan ayahnya harus meeting hingga malam nanti.
"Shila, gue mau ngomong serius" ucap Tarisa sambil mengendarai mobilnya.
"Tanya aja kali" sahut Shila dengan enteng, Tarisa memutar bola matanya.
"Biasanya lu suka kurang conect sih. Oke gue serius, ada apa antara lu sama Dani? Jujur" introgasi Tarisa
Shila langsung menoleh heran ke arah sahabatnya itu "Hah? Aku nggak ada apa-apa sama Kak Dani" sahut Shila.
"Terus kenapa lu bisa ngobrol bahkan sampai dibantuin berdiri sama dia gitu?" tanya Tarisa lagi.
"Tarisa, aku itu nggak ada apa-apa sama dia, kenal aja barusan tadi. Ketemu juga baru pagi tadi" sahut Shila sambil memainkan sabuk pengaman yang ia gunakan.
"Dasar playboy kelas kakap. Lu harus hati-hati sama dia" peringat Tarisa, Shila hanya terdiam sejenak.
"Kenapa harus hati-hati Sa?" tanya Shila.
"Dia playboy kelas kakap, setiap anak yang bikin dia tertarik akan selalu dia deketin. Setelah puas, terus di putusin deh. Lagian masa' lu nggak kenal sih sama dia?" tanya Tarisa.
"Aku baru kenal tadi kok. Belum pernah lihat dia sebelumnya" jawab Shila jujur.
"Gue lupa lu kan kudet masalah kayak gitu. Intinya lu harus hati-hati sama dia, mantannya banyak yang masih terobsesi sama dia. Selain playboy, dia juga bad boynya anak IPS. Emang sih mantannya tuh kebanyakan badannya bohay terus seksi-seksi gitu. Tapi kali ini lu harus harus hati-hati. Oke Shila?" ucap Tarisa sambil senyum dan mengajukan kelingkingnya ke arah Shila.
"Okee" sahut Shila sambil menyambungkan kelingkingnya dengan kelingking Tarisa.
Keduanya tertawa, Tarisa menghidupkan lagu kemudian mereka berdua bernyanyi bersama.
Mereka berdua memiliki suara yang lumayan lah, walaupun kadang suara Tarisa terkesan fals.
Tapi percayalah, suara Shila keren, hanya saja dia malah lebih memilih ekstra dance dibanding padus ataupun musik.
Tak terasa, mereka sudah sampai di rumah Shila.
"Tarisa nggak mau main dulu?" tanya Shila sambil melepas sabuk pengamannya dan menggendong tasnya.
"Nggak dulu deh, salam aja buat Mama" sahut Tarisa.
"Yah, yaudah deh. Hati-hati yaa" jawab Shila dengan merengut. Tarisa tertawa melihat temannya yang satu ini memang sangat menggemaskan.
"Iya, gue hati-hati kok. Tapi jangan manyun gitu dong" ujar Tarisa.
"Iya iya. Byeee" ucap Shila sambil tersenyum dan melambaikan tangan ke arah Tarisa. Kemudian Tarisa berlalu dari rumah Shila.
🌟🌟🌟
Malam mulai semakin larut, seusai melakukan kewajibannya Shila segera mendekati Mamanya di dapur. Tentu saja untuk membantu memasak. Ini sudah jadi rutinitas Shila setiap malam dan hari minggu atau hari libur lainnya. Baginya, memasak adalah hal yang menyenangkan.
"Selamat malam Mamaku yang paling cantik" ucap Shila sambil memeluk mamanya dari samping.
Mama tersenyum, "Malam juga anakku yang cantik. Mau bantu mama?" sahut mama sambil mengelus rambut Shila yang sedang memeluknya dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shila [SELESAI]
Teen FictionTerimakasih sudah datang, memporak-porandakan hatiku, serta membuat hidupku lebih berwarna. -Shila Adhwa Maharani- Shila, anak yang sangat pintar di pelajaran, namun sangat payah dalam urusan percintaan. Bagaimana jadinya jika dia harus bertemu Da...