bab 36

1.6K 64 5
                                    

"Wisudawan wisudawati dengan predikat terbaik tahun ini, di raih oleh" ucap MC perpisahan, membuat beberapa peserta wisuda kali ini gugup dan berdebar. Begitupun Shila.
Sejak tadi dia sudah memainkan tangannya sesekali menggigit kukunya.

"Hei, nggak usah gugup cantik" ujar Papa sembari mengelus bahu Shila.

"Shila takut nggak bisa buat Papa sama Mama bangga" sahut Shila.

"Hush, apapun hasilnya. Kamu akan selalu jadi anak kebanggaan Mama sama Papa sayang. Udah ah jangan gigit kuku, nanti lipstiknya hilang lho" timpal Mama, kemudian ketiganya tertawa pelan.

"Shila Adhwa Maharani, kepada yang bersangkutan silahkan maju ke atas panggung"

Shila kemudian langsung memeluk kedua orang tuanya, inilah yang dia impikan selama ini. Tangis bahagianya juga pecah seketika.

"Cepet maju sayang" ucap Mama.

"Iya Ma" sahut Shila sembari menghapus air matanya dan berjalan menuju panggung untuk berfoto serta menerima penghargaan tersebut.

"Saya sangat bersyukur kepada Tuhan saya, Allah SWT karena telah mengijabah setiap doa saya. Padahal saya bukanlah manusia yang selalu taat dalam beragama dan saya sadar, kalau bukan karena takdirNya, tentu saya tidak akan mendapatkan penghargaan ini. Kedua tak lupa penghargaan ini juga karena jasa dari kedua orang tua saya yang sudah membantu saya dalam hal belajar, motivasi, dan tentunnya doa" ucap Shila dalam sambutannya.
Shila menarik nafasnya lagi, tak lupa dengan senyum manis yang tak pernah lepas dari wajahnya.

"Yang selanjutnya tak lupa segenap guru yang tanpa lelah mengajari saya dan teman-teman yang lain dengan ikhlas, sehingga ilmunya tersampaikan dengan baik. Dan yang juga tak kalah berjasa, teman-teman seperjuangan, khususnya kedua sahabat saya, Tarisa Indah Pratiwi juga Aliya Karina Putri yang selalu memberi saya motivasi, masukan dan telah menjadi sahabat yang selalu ada di samping saya. Intinya untuk semua orang yang berjasa dalam keberhasilan saya kali ini saya sangat berterimakasih. Karena sadar saya bukanlah manusia yang sempurna, dan memang kodrat manusia adalah makhluk sosial yang tak mampu hidup sendiri. Mungkin itu saja kesan pesan dari saya, terimakasih"
Setelah menyelesaikan kesan pesannya kemudian di mulailah prosesi wisuda. Shila yang menjadi peserta wisuda dengan predikat terbaik terlebih dahulu di wisuda baru di ikuti oleh teman-teman yang lain.

Shila POV on

Pagi ini, adalah hari kelulusanku. Aku memang sudah putus sama Kak Dani, dan beberapa hari lagi Kak Dani juga Kak Dhila, kakak kesayanganku akan melangsungkan pernikahannya.

Kalau di tanya bahagia atau tidak, tentu aku bahagia. Mana mungkin aku tidak bahagia di hari kelulusanku ini, di tambah dengan keberhasilanku menjadi wisudawati dengan nilai terbaik. Ini adalah impianku sejak awal aku menggunakan seragam putih abu-abuku.

Aku sangat bahagia. Sekarang aku resmi menyelesaikan kisah indahku di masa putih abu-abu.

Jika di ingat kembali, masa yang sangat indah. Dimana saat aku di awal masuk harus kena marah sama kakak kelas yang galaknya melebihi ibu tiri, hingga akhirnya berkenalan dengan Aliya juga Tarisa.

Aku masih ingat sekali saat aku melihat mereka berpacaran, namun aku merasa biasa saja. Kenapa harus iri dengan kebahagiaan orang lain? Karena saat itu aku yakin kalau kebahagiaanku datang.

Masa awal SMA yang begitu menyenangkan.

Sampai sekarang tak akan pernah bisa aku lupakan, masa dimana aku bertabrakan dengan seorang kakak kelas yang memiliki rasa percaya diri sangat over dosis. Aku tak pernah menyangka bahwa hal sepele seperti itu mampu mengubah masa SMA ku menjadi lebih berwarna.

Shila [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang